BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah bentuk terawal dari pasar yang terdiri dari deretan kiosstan yang umumnya berada di ruang terbuka, ditempat semacam inilah petani
dan pedagang sejak waktu dulu melakukan pertukaran hasil pertanian mereka. Pada pemukiman yang kecil, pasar tradisional mengambil tempat di sepanjang jalan utama
di daerah itu pada kedua sisinya Gallion, 1986. Kegiatan pasar tradisional merupakan kegiatan perekonomian tradisional yang
mempunyai ciri khas adanya sifat tawar menawar antara penjual dan pembeli. Karena sifatnya untuk melayani kebutuhan penduduk sehari-hari, maka lokasi cenderung
mendekati atau berada di daerah perumahan penduduk Tuti, 1992. Pasar tradisional yang terdapat di Indonesia sekarang memiliki karakteristik.
Beberapa karakteristik umum pasar tradisional seperti : 1. Memiliki posisi strategis, dan berada di lingkungan padat penduduk.
2. Buka 24 jam, setengah hari, setiap hari, dua minggu sekali, seminggu sekali, atau pada hari-hari tertentu hari-hari pasar
3. Menjual kebutuhan pokok sehari-hari, khususnya keperluan dapur, komoditi basahan, keringan maupun kebutuhan primer dan sekunder lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Tidak teratur, terkesan kotor dan semraut, banyak pedagang kaki lima dan lokasi pasar yang terbatas.
5. Rawan kebakaran, rawan copet dan rawan kejahatan lainnya. 6. Permodalan pedagang lemah dan bisnis rentenir tumbuh subur.
7. Transaksi perdagangan secara informal dan bersifat tawar menawar. 8. Pengelolaan pasar kurang professional.
Pasar merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam meningkatkan pendapatan serta membuka kesempatan kerja yang luas terutama bagi masyarakat
yang berpendidikan rendah. Umumnya pasar terdapat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pada kegiatan pasar, seharian berjualan dengan cara eceran untuk berbagai
jenis makanan dan keperluan rumah tangga dan kebutuhan hidup sehari-hari. Sulistyowati 1999, mengartikan pasar secara fisik sebagai tempat pemusatan
beberapa pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau ruangan tertutup atau suatu bagian jalan. Selanjutnya pengelompokan para
pedagang eceran tersebut menempati bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen ataupun permanen.
Para pedagang eceran ini di dalam pasar ada yang berjualan secara formal yaitu berjualan dengan memiliki toko-toko ataupun kios-kios untuk barang dagangannya,
ada juga berjualan eceran dengan cara informal yaitu berjualan di pinggir-pinggir jalan di pasar-pasar Sudarjat, 1992.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Peranan Pasar Tradisional