27
Keterangan : n  = jumlah sampel
N = jumlah populasi e  = persentase kelonggaran kesalahan 10
Selanjutnya  setelah  jumlah  responden  dihitung,  maka  responden  tersebut akan diambil secara random dari setiap daerah yang dipilih menjadi sampel yaitu;
Surabaya,  Medan,  Palembang  dan  Jakarta.  Agar  nasabah  forex  mendapatkan kesempatan  yang  sama  untuk  dipilih  menjadi  responden  dan  setiap  daerah
terwakili  secara  proporsional,  maka  dalam  penentuan  responden  digunakan metode Proportionate Stratified Random Sampling dengan rumus :
N
i
n
i
=
-------
x  n N
n
i
=    Jumlah sampel menurut stratum n
=    Jumlah sampel seluruhnya N
i
=    Jumlah populasi menurut stratum N
=    Jumlah populasi seluruhnya
Tabel 2. Jumlah Sampel Menurut Stratum Lokasi
N
i
n
i
Surabaya 130
26 Medan
70 14
Palembang 50
10 Jakarta
150 30
Total 400
80
C. Metode Kerja
1. Skala Pengukuran
Pada penelitian ini, karena yang akan diukur adalah sikap, pendapat dan persepsi seseorang  tentang  sebuah  fenomena  sosial  maka  digunakan  Skala  Likert
Sugiyono,  2008.  Dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur
28
dijabarkan  menjadi  indikator  variabel.  Kemudian  indikator  tersebut  dijadikan sebagai  titik  tolak  untuk  menyusun  item-item  instrumen  yang  berupa  pertanyaan
atau  pernyataan.  Skala  Likert  adalah  suatu  skala  psikometrik  yang  umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan
dalam  riset  berupa  survei.  Sewaktu  menanggapi  pertanyaan  dalam  skala  Likert, responden  menentukan  tingkat  persetujuan  mereka  terhadap  suatu  pernyataan
dengan  memilih  salah  satu  dari  pilihan  yang  tersedia.  Biasanya  disediakan  lima pilihan skala ; Sangat tidak setuju, Tidak setuju, Netral, Setuju, Sangat setuju.
Selain  pilihan  dengan  lima  skala  seperti  contoh  di  atas,  kadang  digunakan juga  skala  dengan  tujuh  atau  sembilan  tingkat.  Suatu  studi  empiris  menemukan
bahwa  beberapa  karakteristik  statistik  hasil  kuesioner  dengan  berbagai  jumlah pilihan  tersebut  ternyata  sangat  mirip.  Skala  Likert  merupakan  metode  skala
bipolar  yang  mengukur  baik  tanggapan  positif  ataupun  negatif  terhadap  suatu pernyataan.  Empat  skala  pilihan  juga  kadang  digunakan  untuk  kuesioner  skala
Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan netral tak tersedia.
Untuk kepraktisan dan menghindari bias dalam pengisian kuesioner, dalam penelitian  ini  akan  menggunakan  5  skala  gradasi  dari  setiap  variabel  mulai  dari
sangat positif sampai dengan sangat negatif yaitu : sangat baik, baik, cukup baik, buruk dan sangat buruk atau sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas dan sangat
tidak puas Tabel 3.
Tabel 3. Skor Untuk Penilaian Kualitas Pelayanan dan Harapan Nasabah. Kualitas Pelayanan
skor Harapan nasabah
skor Sangat baik
5 Sangat Puas
5 baik
4 Puas
4 Cukup baik
3 Cukup puas
3 Buruk
2 Tidak puas
2 Sangat buruk
1 Sangat tidak puas
1 Sumber : Sugiyono 2008
29
2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen.
Menurut  Arikunto  2002  sebuah  instrumen    penelitian  yang  baik  harus memenuhi  dua persyaratan penting  yaitu valid dan reliabel.  Dalam penelitian ini
uji  validitas  dan  reliabilitas  dilakukan  terhadap  instrumen  mengenai  kepuasan nasabah.
Suatu hasil penelitian  dapat dikatakan valid dan reliabel, apabila penelitian tersebut  didasarkan  pada  data  yang  diperoleh  dari  instrumen  pengukuran  yang
valid  dan  reliabel  juga.  Dengan  demikian  dalam  penelitian  ini  akan  dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen.
a Pengujian validitas instrumen
Dalam  pengujian  validitas  instrumen  digunakan  analisis  item,  yaitu menkorelasikan  skor  tiap  butir  instrumen  dengan  skor  total  yang  merupakan
jumlah  semua  skor  butir.  Korelasi  yang  digunakan  dalam  pengujian  ini  adalah korelasi pearson product moment dengan rumus Sugiyono 2009 :
∑xy
r
xy
=  -------------------- ∑x
2
∑y
2
Dimana :
r
xy
: Korelasi antara variable x dan y x    : X -
X
X : Nilai yang diberikan terhadap setiap variable y    : Y -
Y
Y : Total nilai yang diberikan terhadap setiap variable
Setelah  dilakukan  tabulasi  data,  selanjutnya  data  tersebut  digunakan  untuk menghitung  korelasi  r,  dengan  menggunakan  rumus  pearson  product  moment.
Setelah itu dilakukan analisis validitas masing-masing instrument. Instrumen yang memiliki  korelasi  positif,  menunjukkan  bahwa  instrumen  tersebut  mempunyai
validitas  yang  tinggi.  Syarat  minimum  untuk  memenuhi  sarat  validitas  adalah kalau r ≥ 0,3. Apabila korelasi antara instrument dengan skor total kurang dari 0,3
maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid Sugiyono 2008.
30
b Pengujian reliabilitas instrumen
Pengujian  reliabilatas  instrumen    dihitung  dengan  internal  konsistensi dengan  teknik  split  half  yang  dianalisis  dengan  rumus  Spearman  Brown
Sugiyono  2008.  Untuk  keperluan  ini  maka  butir-butir  instrumen  dibagi  dalam dua  kelompok,  yaitu  kelompok  instumen  ganjil  dan  kelompok  instrumen  genap.
Selanjutnya  dihitung  korelasi  antara  kelompok  ganjil  dan  kelompok  genap. Koefisien  korelasi  yang  diperoleh  dimasukan  ke  dalam  rumus  spearman  brown
dengan rumus Sugiyono 2008 :
2 . r
b
r
i  =        ------------
1
+
r
b
Dimana : r
i
=  Reliabilitas internal seluruh instrumen. r
b
=  Korelasi product moment antara instrumen genap dan instrumen ganjil. Setelah  itu  nilai  r
i
hitung  dibandingkan  dengan  r
i
tabel.  Jika  r
i
hitung  lebih besar dari r
i
tabel maka instrumen dinyatakan reliabel.
3. Analisis Kepuasan Konsumen.
Menurut  Irawan  2004  terdapat  empat  langkah  dalam  perhitungan Customer Satisfaction Index CSI, yaitu :
a Menentukan  Mean  Importance  Score  MIS  dan  Mean  Satisfaction  Score
MSS. Nilai  ini  berasal  dari  rata-rata  tingkat  kepentingan  dan  kinerja  setiap
responden. Data diperoleh dengan menjumlahkan penilaian dari semua responden terhadap satu atribut kemudian dibagi dengan jumlah responden.
MIS =
n
n i
i
Y 
1
dan MSS=
n
n i
i
X 
1
Di mana : n
=   jumlah responden Y
i
=   nilai kepentingan atribut ke-i X
i
=   nilai kinerja atribut ke-i
31
Setelah diperoleh nilai rata-rata untuk setiap atribut baik dari sisi ekspektasi dan kinerja maka akan dilakukan tabulasi.
b Membuat Weight Factors WF
Setelah  diperoleh  nilai  rata-rata  untuk  setiap  atribut,  langkah  selanjutnya adalah  membuat  faktor  pembobot  untuk  setiap  atribut.  Faktor  pembobot tersebut
diperoleh dengan cara membagi nilai rata-rata setiap instrument dengan total nilai rata-rata semua instrument dikalikan 100.
WFi
=
 p
i i
i
MIS MIS
1
x 100
Di mana : p =  jumlah atribut kepentingan
i  =  atribut bauran pemasaran ke-i
c Membuat Weight Score WS
Bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor WF dengan rata-rata tingkat  kepuasan  Mean  Satisfaction  Score  =  MSS  sehingga  diperoleh  skor
kepuasan tertimbang untuk setiap atribut.
WSi  = WFi x MSSi
Di mana : i
=  Atribut bauran pemasaran ke-i
d Menentukan Customer Satisfaction Index CSI
Langkah  terakhir  adalah,  menghitung  tingkat  kepuasan  konsumen  dengan cara  membagi  jumlah  skor  kepuasan  tertimbang  semua  atribut  dengan  jumlah
nilai  maksimum  skor  kepuasan  tertimbang  yang  digunakan  skala  5  point,  maka skor maksimalnya adalah 5 kemudian dikalikan 100.
CSI  =
n
n i
i
WS 
1
x 100
32
4. Importance Performance Analysis IPA
Adapun tahapan pengolahan dengan metode IPA adalah :
a Penentuan skor rata-rata atribut  tingkat kepentingan dan pelaksanaan.
X
i
=
n
X
i
dan
Y
i
=
n
Y
i
Keterangan :
X
i
=  skor rata-rata tingkat pelaksanaan untuk atribut ke-i
Y
i
=  skor rata-rata tingkat kepentingan untuk atribut ke-i
X
i
=  jumlah skor tingkat pelaksanaan untuk atribut ke-i
Y
i
=  jumlah skor tingkat kepentingan untuk atribut ke-i
b Penentuan skor rata-rata atribut tingkat kepentingan dan pelaksanaan secara
keseluruhan.
X
i
=
k
X
i
dan
Y
i
=
k
Y
i
Keterangan : X
i
=  batas sumbu x tingkat pelaksanaan Y
i
=  batas sumbu y tingkat kepentingan k    =  banyaknya atribut  pelayanan
c Pemetaan atribut
Pada  tahapan  ini  rata-rata  setiap  atribut  kemudian  dipetakan  ke  dalam Diagram  Kartesius  dengan  kemungkinan  4  posisi  kuadran.  Posisi  setiap  atribut
tergantung  kepada  nilai  rata-rata  atribut.  Gambar  4  menjabarkan  posisi  dari  4 kuadran dalam metode IPA.
Kuadran A Prioritas Utama Kuadran  prioritas  utama  merupakan  kuadran  yang  memuat  atribut-atribut
yang dianggap penting oleh konsumen, tetapi pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belum sesuai seperti yang diharapkan konsumen.
33
Kuadran B Pertahankan Prestasi Kuadran  pertahankan  prestasi  merupakan  kuadran  yang  memuat  atribut-
atribut  yang  dianggap  penting  oleh  konsumen  dan  pelaksanaan  atribut-atribut tersebut telah sesuai dengan harapan konsumen.
Kuadran C Berlebihan Kuadran  berlebihan  merupakan  kuadran  yang  memuat  atribut-atribut  yang
dianggap kurang penting oleh konsumen dan dirasakan terlalu berlebihan. Kuadran D Prioritas Rendah
Kuadran  prioritas  rendah  merupakan  kuadran  yang  memuat  atribut-atribut yang  dianggap  kurang  penting  oleh  konsumen  dan  pada  kenyataannya
pelaksanaannya tidak terlalu istimewa.
X = Tingkat pelaksanaan
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi
A                    B
X
i
Prioritas Rendah Berlebihan
D                    C
Y
i
Y = Tingkat kepentingan Gambar 4 : Diagram Kartesius Metode Importance Performance Analysis
5. Aspek Kajian
Aspek yang dikaji dalam penelitian ini meliputi aspek karakteristik nasabah dan aspek kepuasan nasabah.
34
a. Aspek karakteristik, adalah aspek  yang  akan menjelaskan kriteria nasabah,
berdasarkan : a
Jenis kelamin b
Usia c
Pendidikan d
Jenis usaha e
Volume transaksi
b. Aspek kepuasan dan harapan nasabah adalah aspek yang akan menjelaskan
tingkat  kepuasan  dan  harapan  nasabah  ditinjau  dari  sudut  pelayanan,  yang  akan dianalisis berdasarkan atribut-atribut sebagai berikut :
a Keragaman produk transaksi forex.
b Harga jualbeli forex kepada nasabah  dibandingkan pesaing.
c Kemudahan menghubungi Divisi Tresuri melalui telepon.
d Kemudahan dalam prosedur melakukan transaksi
e Kecepatan dalam memproses transaksi.
f Ketelitian Petugas dalam memproses transaksi forex
g Nasabah mendapatkan informasi harga yang up to date
h Petugas menanggapi setiap keluhan nasabah
i Masukan mengenai kemungkinan pergerakan harga di pasar.
j Setiap petugas selalu menepati janji yang disepakati
k Petugas memiliki pemahaman yang baik terhadap produk.
l Kejujuran petugas dalam melaksanakan tugas.
m Setiap petugas menunjukan keramahan kepada nasabah.
n Bersikap adil dalam memperlakukan nasabah.
o Menunjukkan sikap saling membutuhkan.
35
TUJUAN PERUSAHAAN PELAYANAN
NASABAH PENENTUAN RESPONDEN Proportionate stratified random
sampling PENGUMPULAN DATA
KARAKTERISTIK Grafik PERSEPSI
KINERJA Pearson product
PENGUJIAN moment dan
PENGUJIAN Spearman Brown
PENGUKURAN PENGUKURAN
KEPUASAN NASABAH CSI
ANALISIS IPA
STRATEGI PENGEMBANGAN
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian
36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN