37
37
4.3 Penentuan Demand Klorin Kerabang, Cairan Alantois Murni dan Feses
Campuran cairan alantois dan feses yang digunakan untuk mencemari permukaan kerabang dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3 Berat cairan alantois murni yang ditimbang
Volume Cairan Alantois ml
Berat Cairan Alanotis gram
Rata-rata gram
0,9 0,886
0,9 0,884
0,9 0,888
0,88
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3, maka untuk mendapatkan berat feses bervirus 1 gram, dibutuhkan feses 0,12 gram. Campuran alantois 0,9 ml dan feses
0,12 gram tidak terlalu encer ataupun terlalu padat sehingga dapat dicemarkan dengan mudah pada permukaan kerabang.
Adapun demand dari kerabang, cairan alantois murni dan feses setelah dilakukan pengujian hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Demand klorin kerabang, cairan alantois murni dan feses
Jenis Material Organik Demand pencelupan
selama 60 detik ppm Kerabang ayam ras umur sehari
14,484 100 µl cairan alantois murni
2,423 Feses 1 gram
42,965 Perkiraan feses ¼ gram
10,741 Perkiraan demand per-butir telur bersih
16,907 Perkiraan demand per-butir telur kotor
25,225
Dosis klorin yang digunakan untuk klorinasi telur bersih dan telur kotor adalah ± 153 ppm, sedangkan demand material organik selama imersi 60 detik
yang dicemarkan pada telur bersih adalah 16,907 ppm dan pada telur kotor adalah 25,225 ppm secara berurutan Tabel 4. Berdasarkan hasil tersebut, maka residual
klorin yang masih tersisa dari setiap perlakuan imersi dapat dihitung dengan cara mengurangkan dosis klorin dengan residual klorin Sawyer et al. 1994. Nilai
residual yang diperoleh adalah 136,093 ppm pada telur bersih dan 127,775 ppm pada telur kotor secara berurutan.
Dengan jumlah demand dan residual pada masing-masing telur bersih dan kotor tersebut diharapkan cukup untuk menginaktivasi virus HPAI Subtipe H5
yang dicemarkan pada permukaan kerabang. Disamping itu, dosis klorin ± 153
38
38 ppm diperkirakan cukup untuk melakukan klorinasi 8 butir telur bersih dan 5 butir
telur kotor secara berurutan selama 60 detik.
4.4 Viabilitas Virus HPAI Subtipe H5 pada Permukaan Kerabang