Latar Belakang Telur merupakan bahan pangan asal hewan yang berpotensi menyebarkan

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Telur merupakan bahan pangan asal hewan yang berpotensi menyebarkan

virus Highly Pathogenic Avian Influenza HPAI karena agen penyakit tersebut dapat ditemukan pada kuning, putih dan kerabang Swayne dan Beck 2004. Di Propinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2006 virus Avian Influenza AI Subtipe H5 telah berhasil dideteksi dan diisolasi dari swab permukaan kerabang telur konsumsi dan egg tray pada peternakan ayam ras petelur oleh BBV Maros Wahyu D 23 Februari 2008, komunikasi pribadi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perdagangan komoditi telur konsumsi bisa menjadi salah satu faktor yang memungkinkan penyebaran penyakit HPAI di Indonesia menjadi meluas. Terkait dengan potensi penyebaran penyakit yang terbawa oleh telur, Badan Kesehatan Hewan Dunia OIE telah memberikan rekomendasi tindakan disinfeksi telur tetas maupun konsumsi yang diperdagangkan dengan fumigasi, spraying, imersi pencelupan dan tindakan disinfeksi lain yang dibakukan oleh otoritas veteriner pada suatu negara. Jenis disinfektan yang direkomendasikan adalah klorin dan quats untuk disinfeksi telur konsumsi, serta formalin dan virkon untuk disinfeksi telur tetas AFFA 2000, OIE 2008. Di Indonesia, perdagangan antar area komoditi unggas berupa telur mempunyai frekuensi yang cukup tinggi yaitu 1.259 kali dengan volume 16.070.809 kg untuk lalulintas domestik masuk dan 8.803 kali dengan volume 26.495.538 kg untuk lalulintas domestik keluar BARANTAN 2007. Sebagai upaya antisipasi penyebaran HPAI, pemerintah memberlakukan Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPAI No. 316.aKptsPD.670.320L1106 tanggal 20 November 2006. Dalam petunjuk teknis tersebut dinyatakan bahwa komoditi telur yang akan dilalulintaskan harus diberi perlakuan disinfeksi terlebih dahulu. Namun demikian, penerapan di lapangan masih terkendala oleh beberapa faktor teknis. Suatu metode disinfeksi telur konsumsi yang baku dan telah teruji secara ilmiah dalam mematikan virus AI sekaligus tidak merusak kualitas telur yang didisinfeksi perlu dirancang dan 2 2 diteliti sehingga berbagai pilihan aplikasi pada akhirnya akan tersedia bagi petugas karantina.

1.2 Perumusan Masalah