Adaptasi Tingkat Komunitas Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Pada Rumah Tangga Petani Di Dataran Dieng.
dalam Perda tersebut. Pengaturan-pengaturan yang disebutkan tercantum pada Tabel 22.
Tabel 22 Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun 2011 yang Terkait dengan Pengaturan Kawasan Dataran Tinggi Dieng dan
Kecamatan Batur
No Jenis Pengaturan Bab, Pasal, Ayat
1 Kecamatan Batur diarahkan sebagai kawasan
agropolitan berupa pengembangan kawasan sentra produksi berbasis komoditas unggulan
yaitu kawasan sentra produksi kentang, sayur- sayuran, dan Domba Batur
Pasal 8 Ayat 2
2 Kecamatan Batur merupakan kawasan
strategis letak hutan lindung dan area resapan air, terdapat 6 sumber mata air di Kecamatan
Batur Pasal 37 Ayat 2 dan Pasal
38 Ayat 2, Pasal 43 Ayat 2 poin n
3 Terdapat dua cagar alam di Kecamatan Batur,
yaitu Cagar Alam Tlogodringo di Desa Pekasiran luas ± 26 ha dan cagar alam Tlogo
Sumurup Pasal 45 poin c dan d
4 Terdapat cagar budaya dan ilmu pengetahuan
yaitu komplek Candi Dieng Pasal 46 poin a
5 Kecamatan Batur merupakan kawasan rawan
longsor, bencana gas beracun, dan rawan kekeringan
Pasal 49. Pasal 50, dan Pasal 51
6 Kecamatan Batur merupakan kawasan
peruntukan cagar alam geologi, kawasan lindung plasma nutfah, kawasan hutan
produksi terbatas dan hutan produksi tetap, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan
hortikultura, kawasan pertambangan panas bumi, kawasan pariwisata alam Dataran
Tinggi Dieng yang meliputi kawasan pariwisata budaya Candi Dieng dan kawasan
pariwisata buatan hortikultura Pasal 52, Pasal 53, Pasal
55 ayat 2, Pasal 56, Pasal 59, Pasal 65, dan Pasal 72
ayat 2,4, dan 4
7 Wilayah Dieng merupakan kawasan strategis
provinsi yang berada di daerah yang terdiri atas a kawasan strategis dari sudut
kepentingan sosial dan budaya berupa kawasan Candi Dieng, kawasan wisata
Dataran Tinggi Dieng merupakan bagian dari pengembangan kawasan strategis ini;
bkawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan alam dan atau teknologi
Pasal 77, Pasal 80 ayat 1 dan 2, Pasal 81 ayat 1
poin a dan b, Pasal 82 ayat 1
No Jenis Pengaturan Bab, Pasal, Ayat
tinggi berupa kawasan panas bumi Dieng; c kawasan strategis dari sudut pandnag fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan Dataran Tinggi Dieng.
Sumber: Diolah dari Perda Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun 2011
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara No.11 Tahun 2011 tersebut memberikan pengaturan yang menyeluruh berhubungan dengan kawasan Dataran
Tinggi Dieng yang meliputi potensi maupun kerawanan bencana. Dari sudut pandang kebijakan, peraturan ini dapat menjadi landasan dan mengakomodir
kepentingan pengelolaan kawasan Dataran Tinggi Dieng. Selain aturan-aturan yang terangkum pada Tabel 18, sebagai kawasan peruntukan hortikultura, pada
Pasal 126 ayat 4 poin c juga disebutkan ketentuan umum peraturan zonasi pada pertanian hortikultura yaitu: 1 diarahkan untuk tanaman yang menghasilkan
daun, buah, dan batang; 2 pada kawasan yang memiliki kelerengan di atas 25 diarahkan untuk budidaya tanaman tahunan; 3 diizinkan mendirikan rumah
tinggal dengan syarat sesuai dengan rencana rinci tata ruang, dan 4 diizinkan pemanfaatan ruang untuk pemukiman petani.
Pengaturan mengenai budidaya hortikultura tersebut aplikasinya masih meleset dari ketentuan. Dalam hal budidaya pertanian pemerintah cenderung
mengikuti apa yang sudah menjadi pola petani dalam melakukan kegiatan pertanian. Penanaman tanaman semusim berupa kentang menjadi ciri khas yang
sampai saat ini belum dapat diatasi meskipun dalam kajian wilayah tanaman tersebut mengancam keberlanjutan ekosistem. Ketentuan wilayah dengan
kelerengan 25 harus ditanami dengan tanaman tahunan pada kenyataannya rata dihabiskan untuk tanaman semusim. Hal inilah yang menjadi polemik tersendiri
dalam pengelolaan kawasan yang sekaligus memberikan dampak yang cukup signifikan atas terjadinya perubahan iklim. Tidak adanya tanaman penyangga di
wilayah hulu menyebabkan musim kemarau menjadi lebih sulit air bagi petani karena debit air di telaga-telaga sekitar hulu menjadi berkurang. Implementasi
peraturan yang masih setengah-setengah ini didorong oleh kenyataan bahwa masyarakat petani sangat bergantung dengan budidaya hortikultura dan belum
memiliki pengganti komoditi yang tepat dengan nilai ekonomi tinggi dan jangka waktu penanaman pendek seperti kentang.
Pada akhirnya upaya pemerintah daerah yang telah dilakukan sebagai bentuk implementasi dari Perda No. 11 Tahun 2011 tersebut adalah berfokus pada
upaya pemulihan fungsi lingkungan hidup serta peningkatan kapasitas ekonomi. Pemulihan fungsi lingkungan hidup di antaranya dengan melakukan pengelolaan
daerah aliran sungai DAS secara terpadu yang hulunya dimulai dari kawasan Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 2013 dikeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Banjarnegara No. 4 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan DAS. Di antara peraturan yang ada di dalamnya adalah pasal 35 poin a bahwa tutupan lahan sebagai
jaminan kelestarian sumber daya alam dan sumber daya air untuk kehidupan masyarakat di wilayah hulu paling sedikit adalah 30 . Hal tersebut
menerjemahkan aturan yang dituangkan pada Perda No.11 Tahun 2011 pasal 126 ayat 4 poin c tentang ketentuan penanaman pada kelerengan di atas 25 lihat
Tabel 22
Peningkatan kapasitas ekonomi dilakukan melalui upaya-upaya riil teknis yang berfokus di bidang pertanian dan kehutanan, bidang pariwisata, dan bidang
usaha mikro kecil dan menengah UMKM. Pada bidang pertanian dan kehutanan difokuskan pada upaya untuk mendorong budidaya tanaman kentang organik,
budidaya carica, serta menggiatkan penanaman kopi dan jeruk keprok. Aktifitas- aktifitas yang didorong di bidang pertanian tersebut sekaligus mendorong sektor
kehutanan dalam upaya konservasi. Pada bidang UMKM dilakukan dengan meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengembangkan industri rumahan
pengolahan carica, keripik kentang, dan industri pengolahan bulu domba. Pada bidang pariwisata dilakukan penataan lokasi-lokasi wisata, pengembangan
kebudayaan lokal, dan meningkatkan nilai jual wisata di Dataran Tinggi Dieng melalui penyelenggaraan acara Dieng Culture Festival DCF yang
diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2010. DCF meliputi kegiatan paket wisata alam dan wisata budaya yang biasanya diselenggarakan pada tengah tahun
antara bulan Juli-Agustus. Selain mendorong penjualan pariwisata, pada saat DCF juga dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di
Dataran Tinggi Dieng.
Pemerintah menyadari bahwa masyarakat di Dataran Tinggi Dieng memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan bisa didorong melalui