Reduksi data Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Pada Rumah Tangga Petani Di Dataran Dieng.

anak-anak sebagai bagian dari pengaruh Tumenggung Kolo Dete. Sebagian masyarakat yang lain menganggap bahwa penyebab tumbuhnya rambut gimbal disebabkan oleh pengaruh cuaca atau gejala alam dan kebiasaan masyarakat yang malas menyisir rambut. Penelitian Damayanti 2011 memberikan interpretasi bahwa anggapan masyarakat mengenai keistimewaan perilaku anak gimbal sebagai keturunan leluhur Ki Kolodete dapat diputus ketika diadakan upacara ruwat potong rambut. Perilaku-perilaku yang melekat pada anak gimbal akan hilang setelah rambutnya dipotong. Pemahaman tentang ruwat ini menghasilkan dua terminologi prosesi ruwat Soehadha 2013. Pertama, ruwat rambut gimbal merupakan ritual murni yang berangkat dari keyakinan masyarakat Dieng bahwa anak berambut gimbal adalah anak istimewa yang patut disyukuri dengan cara melaksanakan ruwat pada waktu rambutnya hendak dipotong. Keyakinan ini cukup ekstrem bahwa anak- anak rambut gimbal merupakan penjelmaan roh-roh gaib pada anak berambut gimbal. Kedua, rambut gimbal merupakan gejala patologis yang bersumber dari faktor genetikketurunan. Sebagai bentuk penghormatan kepada pendahulu, warga Dieng melaksanakan satu bentuk ritual khas bernuansa lokal dalam bentuk syukuran keluarga. Gesekan dua terminologi ruwat inilah yang saat ini membawa tradisi ruat keluarga menjadi ruwat publik yang berorientasi pada pasar wisata Dieng. Ruwat rambut gimbal telah dilakukan secara masal melalui kegiatan wisata yang secara khusus didesain dalam bentuk festival. Kekhasan sejarah dan legenda yang ada di Dataran Tinggi Dieng tersebut memberikan suatu kenyataan bahwa proses sosial, ekonomi, maupun kondisi ekologi yang ada saat ini merupakan bagian dari proses panjang pemahaman masyarakat tentang dari mana asal-usul mereka. Bangunan candi dan kepercayaan masyarakat Dieng mengenai tradisi-tradisi lokal mereka merupakan bagian diri sisi religiusitas orang jawa yang menunjukkan kekhasan perilaku masyarakat Dataran Tinggi Dieng. Sebagaimana Geertz 1993 menyatakan bahwa kepercayaan orang jawa meliputi tatanan kosmis mengenai keterhubungan antara kepercayaan agama dengan perilaku di dunia nyata sehari-hari. Masyarakat di Dataran Tinggi Dieng sebagaimana orang jawa pada umumnya menggunakan konsep rasa Geertz 1993 yang meliputi “akal-rasa-perasaan-makna” sense- taste-feeling-meaning untuk melihat setiap gejala yang terjadi di lingkungannya. Kondisi Geografis dan Iklim Dataran Tinggi Dieng dan Lokasi Penelitian Desa Batur Kawasan Dataran Tinggi Dieng yang terlingkup dalam penelitian ini terletak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Terdiri dari delapan desa yaitu Batur 1.212,14 ha, Sumberejo 792,93 ha, Pesurenan 154,42 ha, Bakal 484,85, Dieng Kulon 337,85 ha, Karangtengah 488,81 ha, Kepakisan 526,88 ha, dan Pekasiran 719,22 ha. Desa dengan area paling luas adalah Desa Batur yang menjadi lokasi spesifik dari penelitian ini. Ketinggian kawasan Dataran Tinggi Dieng ini berkisar antara 1.609 mdpl di Desa Sumberejo hingga 2.093 mdpl di Desa Dieng Kulon. Secara geografis Kecamatan Batur terletak di bagian utara dan timur wilayah Kabupaten Banjarnegara dengan batas wilayah sebagai berikut:  Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Batang  Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pejawaran  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wanayasa Sumber: www.banjarnegarakab.go.id Gambar 8 Peta Kecamatan Batur Secara geografis wilayah Dataran Tinggi Dieng di Kecamatan Batur berjarak 41 km Desa Sumberejo dan 54 km Desa Dieng Kulon. Jarak antar desa di dalam kecamatan berkisar antara 1 – 12 km. Desa Batur sebagai lokasi penelitian, berjarak 42 km dari pusat kabupaten dan menjadi pusat pemerintahan kecamatan. Desa Batur merupakan desa terluas di Kecamatan Batur dan terdiri dari 13 Rukun Warga RW yang masing-masing diketuai oleh kepala dusun, serta mencakup 53 Rukun Tetangga RT. Batas Desa Batur meliputi:  Sebelah Utara : Desa Gerlang Blado Kabupaten Batang  Sebelah Timur : Desa Sumberejo  Sebelah Selatan : Desa Ratamba dan Desa Penusupan Kecamatan Pejawaran  Sebelah Barat : Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Pejawaran. Kawasan Dataran Tinggi Dieng dikelilingi oleh 7 gunung dengan ketinggian antara 2.094 - 2.722 mdpl meter di atas permukaan laut. Gunung- gunung tersebut yaitu yaitu Gunung Petarangan, Gunung Prahu, Gunung Sipandu, Gunung Alang, Gunung Pangonan 2.144 mdpl, Gunung Nagasari 2.351 mdpl, dan Gunung Gajah Mungkur 2.094 mdpl.