lantai hutan. Salah satu faktor lingkungan mikro ini mempengaruhi suhu dan kelembaban serta perkembangan permudaan alam. Tabel 4 menunjukkan kisaran
dan rata-rata suhu dan kelembaban pada masing-masing areal tebuka dan hutan primer.
Tabel 4 Rata-rata suhu dan kelembaban hutan rawa gambut akibat pemanenan
Lokasi Suhu
o
C Kelembaban
Kisaran Rata-rata
Kisaran Rata-
rata Petak manual
27,1 - 44,9 35,5
37 – 89 61
Petak semi mekanis 28,5 - 45,8
37,6 36 – 86
57 Jalan angkut
28,8 - 42,6 35,7
36 – 85 59
Hutan primer 32,5 - 42,2
35,5 37 – 73
58
Tabel 4 menunjukkan bahwa suhu tertinggi berlokasi di petak semi mekanis yaitu berkisar 28,5
C - 45,8 C dengan rata-rata 37,6
C sedangkan kelembabannya berkisar 36 - 86 dengan rata-rata 57 yang merupakan nilai terendah dari
pengukuran kelembaban beberapa lokasi pengukuran. Selain akibat pemanenan, suhu dan kelembaban di petak semi mekanis juga dipengaruhi oleh keterbukaan
akibat jalan yang dilewati oleh alat berat logfisher yang mengakibatkan keterbukaan areal sangat tinggi.
Nilai pada penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Enrico 1997, dengan pengukuran suhu dan kelembaban pada areal terbuka akibat penebangan,
rumpang besar, dan areal terbuka yang menunjukkan suhu di atas permukaan tanah suhu udara berkisar antara 28
C – 29 C serta kelembaban 85,9 - 91,6.
Kegiatan pemanenan lainnya juga dapat menimbulkan rumpang besar bahkan terbuka yang menghasilkan suhu udara berkisar 30
C - 33 C dan kelembaban
76,1 - 62,1. Perbedaan tersebut dipicu oleh penggunaan jenis alat dan waktu pengukuran yang berbeda jauh dengan penelitian ini.
5.6 Tinggi Muka Air TMA
Tinggi muka air adalah ukuran jarak antara permukaan air terhadap permukaan tanah. Tabel 5 menunjukkan pengukuran tinggi muka air pada masing-
masing lokasi penelitian.
Tabel 5 Rata-rata pengukuran Tinggi Muka Air TMA
Lokasi TMA cm
Manual TPN
13,33 Jalan sarad
11,18 Penebangan
8,13 Semi
Mekanis TPN
19,43 Jalan sarad
14,43 Penebangan
14,34 Jalan angkut
12,94 Hutan primer
14,88
Pada Tabel 5 lokasi pengamatan menghasilkan data rata-rata tinggi muka air gambut pada petak semi mekanis lebih tinggi dari petak manual dan jalan angkut.
Pada TPn di petak semi mekanis diperoleh tinggi muka air sebesar 19,43 cm sedangkan pada hutan primer sebesar 14,88 cm . Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi penurunan permukaan tanah sebesar 4,55 cm, diperkirakan penurunan permukaan tanah tersebut terjadi akibat pemadatan tanah oleh alat berat logfisher
dan tumpukkan kayu di TPn. Tinggi muka air terendah berlokasi di penebangan pada petak manual karena pada lokasi tersebut kondisi permukaan tanahnya lebih
tinggi dari pada lokasi pengukuran lainnya.
5.7 Analisis Hubungan Keterbukaan Areal dengan Variabel yang
Dipengaruhinya
Analisis hubungan yang dipengaruhi oleh keterbukaan areal akibat pemanenan menggunakan software SAS 9.1. Peubah respon dalam analisis ini
adalah pertumbuhan semai ramin, sifat fisik tanah, suhu dan kelembaban, serta tinggi muka air. Hasil analisis MANOVA dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 MANOVA Multivariate Analysis of Variance
MANOVA Test Criteria and F Approximations for the Hypothesis of No Overall Perlakuan Effect H = Type III SSCP Matrix for Perlakuan E = Error SSCP Matrix
S=7 M=0 N=2.5 Statistic
Value F Value
Num DF Den DF
Pr F Wilks Lambda
0.00199931 1.67
56 43.007
0.0416 Pillais Trace
3.41113963 1.54
56 91
0.0324 Hotelling-Lawley
Trace 14.55689108
1.57 56
11.565 0.2029
Roys Greatest Root 6.08450689 9.89
8 13
0.0002 NOTE: F Statistic for Roys Greatest Root is an upper bound.
Hasil MANOVA keseluruhan respon di atas nilai peluang nyata p-value untuk statistik wilks’ Lambda bernilai 0,0416. Nilai ini lebih kecil dari 0,05
artinya keterbukaan lahan berpengaruh signifikan terhadap respon secara keseluruhan pada taraf 5. Hal ini menunjukkan secara keseluruhan variabel
dependent berpengaruh nyata terhadap keterbukaan areal.
5.8 Korelasi Hubungan Antar Variabel