Sebaran Habitat Ramin Riap Alami Ramin

menempati lapisan atas vegetasi dengan tinggi ± 33 m. Pohon kadang membentuk lekukkan memanjang pada permukaan batang bawah, banyak memiliki akar menonjol ke luar permukaan tanah peumatophores. Permukaan kulit batang sering pecah dan keabu-abuan sampai merah coklat. Kulit batang bagian dalam berserabut, warna kuning. Kayu gubal warna pucat krem atau putih. Bentuk daun elips, 4-14,5 x 2-7 cm, bagian dasar berbentuk setengah lingkaran ujung meruncing, panjang tangkai 8-18 mm. Panjang rangkaian bunga sampai 9 cm, berbulu halus pendek. Panjang tangkai individu bunga 8-14 mm, daun mahkota meruncing, tidak berbulu, sebanyak 13-20. Bentuk buah agak bulat, panjang sampai 4,5 cm, dengan 3-4 rongga, permukaan agak kasar tetapi tidak membentuk lekukan yang memanjang. Biji berbentuk telur, warna hitam, 28 x 22 x 6 mm. Terdapat 250-300 benihkg. Pada keadaan alami, musim berbunga dan berbuah tidak tetap, ditunjukkan oleh bulan berbunga yang berbeda serta musim berbunga tidak terjadi tiap tahun Kartiko 2001.

2.5.2 Sebaran Habitat Ramin

Ramin merupakan jenis asli Indonesia Kalimantan Barat dan Tengah, Sumatera bagian tenggara, Bangka, Malaysia Semenanjung barat daya dan Sarawak dan Brunei Darussalam pada hutan rawa gambut berair tawar di daerah pantai. Sebaran tempat tumbuh dapat mencapai ketinggian 100 m di atas permukaan laut, kadang merupakan tegakan ramin murni. Populasi dan habitatnya menurun tajam akibat penebangan berlebihan. Berdasarkan daftar merah IUCN, tingkat kelestariannya tergolong kategori terancam punah Kartiko 2001. Kawasan Asia merupakan agregat terdapatnya 75 lahan gambut tropis termasuk yang ada di Indonesia dan pada awalnya sebagai habitat hutan jenis ramin seperti hutan Sumatera dan Kalimantan. Jenis ramin tumbuh berkelompok pada hutan rawa gambut di atas tanah aluvial dengan ketinggian dataran 2 meter 100 meter dari permukaan laut. Ramin juga tumbuh pada tanah podsol spodosol bergambut, akan tetapi pada tanah ini yang umumnya lebih tipis pertumbuhan ramin kurang begitu dominan. Tempat tumbuh ramin dapat dipengaruhi oleh air pasang-surut, namun secara tidak lansung dipengaruhi oleh air laut. Kondisi edafis lebih berperan sebagai tempat tumbuh ramin dalam genangan air secara periodik. Ketebalan gambut dapat mencapai tiga meter atau lebih dengan kondisi iklim yang basah atau tergolong tipe A menurut Schmidt dan Ferguson 1951 Hadisuparto 2009.

2.5.3 Riap Alami Ramin

Pada tahun 2003, PT DRT melakukan uji coba penanaman lapangan anakan ramin hasil stek pucuk. Penanaman dilakukan di areal terbuka bekas TPn dan bekas jalan rel dengan naungan, di areal terbuka tanpa naungan, di areal bekas jalan sarad, dan di areal terbuka yang tergenang air. Sampai umur tanam 2 dua tahun, ternyata semua anakan ramin yang ditanam pada lima kondisi lapangan yang berbeda menunjukkan pertumbuhan yang sangat menggembirakan dimana persentase tumbuh mencapai 97,5. Secara ringkas, data pertumbuhan anakan ramin asal stek pucuk sampai umur tanam dua tahun anakan ramin dapat mencapai tinggi 164,0 cm dan diameter batang 3,1 cm. Adapun jika dirata- ratakan, riap rata-rata tinggi dan diameter anakan ramin hasil stek pucuk sebesar 37,55 cm dan 0,74 cm PT DRT 2006. Ramin merupakan jenis pohon yang tumbuh lambat. Berdasarkan laporan sementara penanaman stek pucuk ramin sampai umur dua tahun pada areal bekas tebangan, rata-rata riap diameter terendah ramin adalah 0,475 cmtahun dan riap diameter tertinggi 1,125 cmtahun dengan rata-rata 0,740 cmtahun. Pertumbuhan riap tinggi ramin minimum 18,50 cmtahun dan riap tinggi maksimum 70,30 cmtahun dengan rata-rata 37,55 cmtahun. Dengan melihat hasil penanaman lapangan anakan ramin hasil stek pucuk pada umur tanam dua tahun di areal PT DRT ini maka PT DRT memiliki keyakinan bahwa pada periode rotasi tebangan berikutnya 40 tahun jumlah populasi ramin baik tingkat semai, pancang, tiang dan pohon tebang dapat mencapai kondisi sebagaimana kondisi sebelum dilakukan penebangan PT DRT 2006.

2.6 Multivariate Analysis of Variance MANOVA