Definisi Tanah Tanah Gambut

Perubahan iklim dalam areal HPH berbentuk iklim mikro. Faktor-faktor iklim yang dapat berubah adalah suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara dan intensitas cahaya yang masuk ke dalam. Perubahan iklim mikro ini akan cukup besar terjadi pada areal hutan yang terbuka untuk tempat pengumpulan kayu TPn, pengakutan kayu melalui jalan rel, jalan sarad, tempat penumpukan kayu log pond, dan lokasi pemukiman base camp. Areal ini akan mengalami perubahan iklim mikro secara terus menerus selama masih digunakan. Hasil penelitian Enrico 1997 menunjukkan bahwa perubahan iklim mikro pada setiap rumpang yang terbentuk untuk setiap penebangan dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI menciptakan suhu diatas permukaan tanah berkisar antara 28 o C - 29 o C dan kelembaban 85,9 - 91,6. Kondisi lingkungan mikro seperti ini masih sesuai untuk perkembangan mikroba tanah dan proses dekomposisi bahan organik. Namun jika terjadi penebangan secara terus menerus kondisi tapak akan semakin terbuka sehingga terjadi peubahan iklim mikro berupa kenaikan suhu di atas permukaan tanah karena intensitas cahaya matahari yang tinggi.

2.4 Tanah Gambut

2.4.1. Definisi Tanah

Tanah merupakan bagian alam yang tersusun dari air, udara dan bagian padat yang terdiri atas bahan-bahan mineral dan organik serta jasad hidup yang tercampur dalam tanah sehingga sulit dipisahkan satu sama lainnya. Tanah dibentuk oleh beberapa faktor yaitu iklim, bahan induk, topografi relief dan hidrologi, jasad hidup tumbuhan, binatang dan manusia serta waktu. Lapisan tanah bagian atas pada umunya mengandung bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan tanah bagian bawahnya. Karena terdapat akumulasi bahan organik maka lapisan tanah atas berwarna gelap yang menandakan tanah tersebut subur sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Berbeda dengan lapisan tanah di bawahnya yang berwarna lebih terang, hal ini menandakan kandungan bahan organiknya lebih sedikit dibandingkan bahan-bahan mineral penyusunnya Hardjowigeno 2007.

2.4.2. Tanah Gambut

Tanah-tanah daerah rawa yang terdiri atas tanah histosol tanah gambut, sifatnya bermacam-macam tergantung dari jenis vegetasi yang menjadi tanah tersebut. Tanah-tanah gambut yang terlalu tebal lebih dari dua meter umumnya tidak subur karena vegetasi yang terdekomposisi menjadi tanah gambut tersebut terdiri dari vegetasi yang miskin unsur hara. Pada umumnya tanah gambut yang subur tebalnya 40 – 100 meter. Tanah gambut mempunyai sifat dapat menyusut subsidance kalau perbaikan drainase dilakukan sehingga permukaan tanah ini semakin lama semakin menurun. Tanah gambut tidak boleh terlalu kering karena dapat menjadi kering irreversible kering tak balik, yaitu sulit menyerap air kembali dan mudah terbakar. Kekurangan unsur mikro banyak terjadi pada tanah gambut Hardjowigeno 2007. Tim Sintesis Kebijakan 2008 menyebutkan bahwa tanah gambut adalah tanah-tanah yang jenuh air, tersusun dari bahan tanah organik berupa sisa-sisa tanaman dan jaringan tanaman yang telah melapuk dengan ketebalan lebih dari 50 cm. Berdasarkan sistem klasifikasi taksonomi tanah, tanah gambut disebut histosols histos, tissue: jaringan atau sebelumnya bernama organosols tanah tersusun dari bahan organik. Secara ringkas, tanah gambut adalah tanah-tanah yang tersusun dari bahan tanah organik yang jenuh air dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Dikaitkan dengan ketebalan bahan organik, maka tanah mineral yang mempunyai lapisan gambut di permukaan 20 – 50 cm disebut sebagai tanah mineral bergambut peaty soil. Dikatakan sebagai tanah mineral murni apabila lapisan gambut dipermukaan kurang dari 20 cm Daryono 2009.

2.4.3. Pembentukan Tanah Gambut