terjadi berkaitan dengan el nino yang menyebabkan musim kemarau panjang sehingga meningkatkan resiko kebakaran hutan dari aktivitas kerja masyarakat
lokal di sekitar batas hutan. PT DRT telah memiliki prosedur pencegahan kebakaran dan pemadamannya PT DRT 2010.
4.4 Keadaan Hutan
4.4.1 Tipe Hutan dan Asosiasi Vegetasi
Terdapat dua tipe utama ekosistem hutan di dalam areal keja IUPHHK PT DRT yaitu hutan rawa gambut dan hutan mangrove, serta diantara kedua tipe
tersebut terdapat daerah peralihan yang disebut daerah ekoton. Luas kawasan lindung gambut di PT DRT adalah 4.670,28 ha, sedangkan hutan mangrove dan
ekoton 3.204,93 ha. Tipe hutan rawa gambut di areal keja IUPHHK PT DRT termasuk tipe gambut pantai yang terletak di daerah depresi antara Sungai Rokan
dan Selat Malaka. Berdasarkan asosiasi vegetasi terdapat tiga asosiasi hutan rawa gambut mulai dari gambut dangkal sampai gambut dalam. Masing-masing
asosiasi vegetasi diberi nama menurut jenis pohon komersil yang dominan, yaitu asosiasi Terentang-Pulai pada ketebalan gambut 3 m, asosiasi Balam-Meranti
Batu pada ketebalan gambut 3-6 m dan asosiasi Ramin-Suntai pada ketebalan gambut 6 m.
Tipe ekosistem hutan mangrove areal keja IUPHHK PT DRT terletak di pantai Utara-Timur yang berbatasan dengan Selat Malaka. Pada lokasi tersebut
terbentuk habitat berlumpur yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut dan sesuai dengan pertumbuhan hutan mangrove. Lebar jalur hutan mangrove berkisar
200 – 800 m. Zonasi hutan mangrove dari arah laut meliputi asosiasi Sonneratia- Rhizospora spp. yang disusul oleh asosiasi Xylocarpus-Bruguiera spp., sedangkan
dari arah tepi sungai dimulai dengan nipah Nypa fruticans, Xylocarpus granatum sampai Bruguiera cylindrica di bagian tengah. Terdapat juga areal tak
berhutan dan belukar PT DRT 2010.
4.4.2 Pemanfaatan Lahan di Sekitar Areal Konsesi
Berdsarkan karakteristik fisiografi ekosistem hutan rawa gambut, areal yang termasuk kategori subur, yaitu areal yang terdapat deposit tanah mineral aluvial,
berada di sepanjang sisi sungai dan pantai. Di lokasi tersebut biasanya terdapat pemukiman warga desa atau kecamatan dan lahan pertanian intensif. Di areal
tersebut juga terdapat jalan aspal yang menghubungkan kota Pekanbaru dan Dumai dengan Bagan Siapiapi.
Penggunaan lahan di luar areal hutan meliputi pemukiman warga, tanah garapanpertanian tanaman pangan, perkebunan milik masyarakat lokal
khususnya perkebunan kelapa sawit, perkebunan sawit swasta serta lahan semak dan tanah yang terabaikan PT DRT 2010.
4.4.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat