pendatang,  sehingga  keberadaan  mereka  sangat  mempengaruhi  perekonomian Desa Blanakan.
4.2.1 Fasilitas PPI Blanakan
Dalam pelaksanaan fungsi dan peranannya, PPI Blanakan dilengkapi dengan berbagai fasilitas.  Fasilitas tersebut terbagi menjadi 3 tiga bagian, yaitu :
1 Fasilitas Pokok
: Dermaga, kolam pelabuhan dan alat navigasi; 2
Fasilitas Fungsional : TPI Tempat Pelelangan Ikan, pabrik es, fasilitas
komunikasi, tempat perbaikan kapal dan tempat pemasaran;
3 Fasilitas Penunjang
: MCK, kantin, tempat ibadah, rumah nelayan, kantor pengelola dan syahbandar.
4.2.2 Kelembagaan perikanan di Desa Blanakan 1
KUD Mandiri Inti Mina Fajar Sidik
Kelembagaan  koperasi  perikanan  yang  terdapat  di  Kabupaten  Subang berjumlah empat koperasi yang tersebar di empat desa. Di Desa Blanakan terdapat
satu koperasi yang dipercaya oleh pemerintah untuk dikelola secara mandiri yaitu KUD Mandiri Mina Fajar Sidik.
KUD Mandiri Mina Fajar Sidik  berdiri pada tahun 1958  yang dirintis oleh H.  Dirman  Abdurahman.  Beliau  juga  merupakan  tokoh  yang  memprakarsai
gerakan  koperasi  di  Desa  Blanakan.    Pada  tahun  1966  beliau  beserta  tokoh masyarakat Desa Blanakan dan pemerintah setempat memanfaatkan aliran Sungai
Blanakan untuk dijadikan Koperasi Perikanan Laut Misaya Laksana KPL Misaya Laksana  tepatnya  pada  tanggal  23  Mei  1966  yang  diketuai  oleh  H.  Fajar  Sidik.
Berselang ± 2 tahun KPL Misaya Laksana mendapat badan hukum dengan nomor 3928 tertanggal 14 November 1968.
Tahun  1974  KPL  Misaya  Laksana  berganti  nama  menjadi  KPL  Misaya Fajar Sidik dengan Badan Hukum nomor 3928 A.  Nama Fajar Sidik diambil dari
nama  almarhum  H.  Fajar  Sidik  sebagai  penghargaan  selama  menjabat  sebagai ketua. Empat tahun kemudian KPL Misaya Fajar Sidik diganti namanya menjadi
‘Koperasi  Unit  Desa  Mina  Fajar  Sidik’  dibawah  instruksi  Presiden  RI  nomor 21978,  Badan  Hukum  No  3928  B.  Pada  tahun  1989  KUD  Mina  Fajar  Sidik
menyusun  kembali  anggaran  dasarnya  dengan  penyesuaian  terhadap  perundang-
undangan  dengan  Badan  Hukum  No:  3928  CBHKWK.1011  tepatnya  pada tanggal 24 April 1989.
Berdasarkan surat
keputusan menteri
koperasi RI
Nomor: 344KPTSMIII1990  tepatnya  pada  tanggal  26  Maret  1990  KUD  Mina  Fajar
Sidik  menjadi  KUD  Mandiri.    Tidak  hanya  sampai  disitu,  perubahan  nama  terus terjadi  sampai  tahun  1994  tepatnya  pada  tanggal  24  Desember  1994  ditetapkan
sebagai KUD Mandiri Inti berdasarakan surat kakanwil Depkop dan PPK Propinsi Jawa Barat. Tahun 1996 mendapatkan Badan Hukum No 3928BHPADKWK.10
berdasarkan Surat Kakanwil Depkop dan PPK Jawa Barat tanggal 28 April 1996. Lalu  pada  tahun  1997  tepatnya  pada  tanggal  30  Juli  1997  adalah  akhir  dari
penentuan  nama  serta  badan  hukum  KUD  Mandiri  Inti  Mina  Fajar  Sidik  dengan Badan Hukum No 3928BHPADKWK.10VII-1997 berdasarkan surat kakanwil
Depkop dan PPK Propinsi Jawa Barat.
2 Pengawas Perikanan PSDKP
Berdasarkan SK Dirjen PSDKP Nomor : KEP.307DJ-PSDKP2011 tentang Penetapan Pengawas Perikanan pada Unit Pelaksana Teknis Satuan Kerja dan Pos
Pengawasan  Sumber  daya  Kelautan  dan  Perikanan,  maka  Tugas  Pengawas Perikanan adalah melakukan pengawasan untuk kegiatan:
1 Penangkapan ikan
2 Pembudidayaan ikan, pembenihan
3 Pengolahan, distribusi keluar masuk ikan
4 Distribusi keluar masuk obat ikan
5 Konservasi
6 Pencemaran akibat perbuatan manusia
7 Plasma nutfah
8 Penelitian dan pengembangan perikanan
9 Ikan hasil rekayasa genetika
10 Pengusahaan dan pemanfaatan pasir laut
11 Pemanfaatan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta benda
berharga  assal  muatan  kapal  tenggelam  BMKT  berkoordinasi  dengan instansi terkait
Di  Desa  Blanakan  terdapat  juga  sepuluh  kelembagaan  pengusaha  yang bergerak  dibidang  pengolahan  ikan  dan  berada  di  bawah  pengawasan  PSDKP
Kabupaten  Subang  Lampiran  4.  Berdasarkan  Peraturan  Menteri  Kelautan  dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.12Men2012 Tentang Usaha Perikanan
Tangkap di  Laut  Lepas,  maka setiap pelaku usaha perikanan tangkap diharuskan memiliki  dokumen  perizinan  resmi.  Dokumen  tersebut  diantaranya  adalah:  1
Surat  Izin  Usaha  Perikanan  SIUP  merupakan  dokumen  yang  harus  dimiliki pemilik  usaha  perikanan  sebelum  melaksanakan  usaha  perikanan.  Tarif  yang
dikenakan  untuk  perizinan  usaha  perikanan  tangkap  sebesar  Rp  1.500.000,00 dengan  masa  berlaku  5  lima  tahun;  2  Surat  Izin  Penangkapan  Ikan  SIPI
merupakan  dokumen  yang  secara  khusus  diperuntukkan  dalam  melakukan penangkapan  ikan.  Tarif  yang  dikenakan  untuk  kapal  purse  seine  sebesar  Rp
250.000,00 dengan masa berlaku 3 tiga tahun; 3 Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan  SIKPI  merupakan  dokumen  yang  harus  dimiliki  setiap  kapal  perikanan
untuk  melakukan  pengangkutan  hasil  tangkapan.  Tarif  yang  dikenakan  untuk kapal purse seine sebesar Rp 250.000,00 dengan masa berlaku 3 tiga tahun.
3 Syahbandar
Berdasarkan  Keputusan  Menteri  perhubungan  nomor  KM  64  Tahun  2010 Tentang  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Kantor  Syahbandar  Pasal  3,  Kantor
Syahbandar mempunyai tugas dan Fungsi sebagai berikut: 1
Pelaksanaan  pemeriksaan,  pengujian  dan  sertifikasi  kelaik  lautan  kapal sesuai dengan kewenangannya
2 Pengawasan bongkar muat barang berbahaya, limbah bahan berbahaya dan
beracun dan pengisian bahan bakar 3
Pengawasan  laik  layar  dan  kepelautan,  alih  muat  di  perairan  pelabuhan, keselamatan  pengerukan,  reklamasi  dan  pembangunan  fasilitas  pelabuhan
sesuai dengan kewenangannya serta penerbitan Surat Persetujuan Berlayar 4
Koordinasi  dan pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan pemadaman kebakaran di pelabuhan serta pengawasan perlindungan lingkungan maritim
5 Pelaksanaan  bantuan  pencarian  dan  penyelamatan  Search  and
RescueSAR, di Daerah Lingkungan Kerja LDKr dan Daerah Lingkungan Kepentingan DLKp pelabuhan
6 Pelaksanaan Ketertiban dan Patroli, penyidikan tindak pidana pelayaran di
dalam  Daerah  Lingkungan  Kerja  LDKr  dan  Daerah  Lingkungan Kepentingan  DLKp  pelabuhan,  serta  pengawasan  Pekerjaan  Bawah  Air
PBA, salvage, penundaan dan pemanduan kapal 7
Pengelolaan  urusan  tata  usaha,  kepegawaian,  keuangan,  hukum  dan hubungan masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak syahbandar di daerah setempat, dibutuhkan  beberapa  dokumen  resmi  yang  harus  dimiliki  setiap  kapal  untuk
memperoleh  perizinan  dalam  pelaksanaan  operasi  penangkapan.  Dokumen tersebut  diantaranya  adalah:  1  Surat  Persetujuan  Berlayar  SPB  yang
diterbitkan  syahbandar  setiap  kapal  akan  berlayar.  Tidak  dikenakan  tarif  untuk penerbitan  dokumen  tersebut;  2  Gross  Akte,  merupakan  dokumen  yang
diterbitkan  syahbandar  apabila  kapal  telah  menggunakan  jasa  pelabuhan perikanan  dan  terif  yang  dikenakan  tergantung  jenis  jasa  yang  digunakan.
Perhitungan tarif untuk berlabuh adalah GT x kunjungan x Rp 250,00 sedangkan untuk tambat adalah GT x etmal x Rp 250,00.
4.3.3 Unit penangkapan