Latar Belakang Pengembangan Perikanan Purse Seine Di PPI Blanakan Subang

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Blanakan merupakan daerah yang secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan letak geografisnya, daerah ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Desa Ciasem Baru di selatan, Desa Lengensari di timur, serta Desa Jayamukti di barat. Di daerah tersebut memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar yang didominasi oleh perikanan tangkap. PPI Blanakan merupakan salah satu pusat kegiatan perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Subang yang masih tetap aktif hingga saat ini. Sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah di Indonesia Widodo et al. 1998. Sumberdaya ini merupakan sumberdaya neritrik dengan penyebaran utamanya di perairan dekat pantai dan perairan yang mengalami proses kenaikan massa air Upwelling. Diniah 2008, memberikan pengertian tentang perikanan tangkap sebagai suatu kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumberdaya alam, khususnya kegiatan penangkapan dan pengumpulan berbagai jenis biota yang ada di lingkungan perairan. Usaha perikanan tangkap di Desa Blanakan, Kabupaten Subang merupakan suatu kegiatan ekonomi untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumberdaya ikan sesuai daya dukungnya dengan mengharapkan keuntungan yang layak bagi para pelaku usaha baik nelayan, pemilik kapal, perusahaan maupun pemerintah dengan kepentingan dan pengorbanannya masing- masing. Salah satu alat tangkap ikan yang banyak digunakan dalam usaha perikanan tangkap di PPI Blanakan adalah pukat cincin purse seine. Purse seine merupakan jaring dengan mata jaring yang berfungsi bukan sebagai penjerat ikan, namun sebagai penghadang arah renang ikan dan mengurung gerombolan ikan, sehingga ikan akan terkurung di dalamnya. Prinsip pengoperasian alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap ikan pelagis yang bergerombol kemudian bagian bawah jaring dikerutkan dengan menarik purse line melalui cincin-cincin yang terdapat di bagian bawah jaring tersebut sehingga jaring akan berbentuk seperti mangkuk. Pengoperasian purse seine di PPI Blanakan cukup sederhana, ditandai dengan digunakannya rumpon dan penggunaan lampu sorot cahaya sebagai alat bantu penangkapan. Menurut Nugroho 2006, setelah pasca pelarangan pukat harimau tahun 1980, alat tangkap pukat cincin menjadi semi industri dan berkembang dengan cepat, baik kapasitas penangkapan ukuran kapal termasuk kekuatan mesin dan perluasan daerah penangkapan, maupun peningkatan efisiensi penangkapan melalui penggunaan jumlah lampu sorot cahaya yang cenderung meningkat. Selain lokasi PPI Blanakan Subang yang strategis, semakin eksisnya usaha perikanan purse seine dan banyaknya nelayan dari luar daerah yang menjual ikan di sana, maka sangatlah menarik untuk dilakukan suatu pengkajian atau penelitian denga n topik “Pengembangan Perikanan Purse Seine di PPI Blanakan Subang”. Dalam melakukan suatu kajian pengembangan perikanan tangkap yang berkelanjutan maka perlu dilakukan pengkajian melalui aspek biologi, teknis, sosial, dan ekonomi bioteknososionomi. Oleh karena itu ada empat aspek yang harus dipenuhi suatu teknologi penangkapan ikan yang akan dikembangkan, yaitu : 1 ditinjau dari biologi tidak merusak atau mengganggu kelestarian sumberdaya, 2 secara teknis efektif digunakan, 3 secara sosial dapat diterima masyarakat nelayan, dan 4 secara ekonomi, teknologi tersebut bersifat menguntungkan Haluan dan Nurani 1988.

1.2 Tujuan Penelitian