Unit penangkapan Keadaan Umum PPI Blanakan

6 Pelaksanaan Ketertiban dan Patroli, penyidikan tindak pidana pelayaran di dalam Daerah Lingkungan Kerja LDKr dan Daerah Lingkungan Kepentingan DLKp pelabuhan, serta pengawasan Pekerjaan Bawah Air PBA, salvage, penundaan dan pemanduan kapal 7 Pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, hukum dan hubungan masyarakat Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak syahbandar di daerah setempat, dibutuhkan beberapa dokumen resmi yang harus dimiliki setiap kapal untuk memperoleh perizinan dalam pelaksanaan operasi penangkapan. Dokumen tersebut diantaranya adalah: 1 Surat Persetujuan Berlayar SPB yang diterbitkan syahbandar setiap kapal akan berlayar. Tidak dikenakan tarif untuk penerbitan dokumen tersebut; 2 Gross Akte, merupakan dokumen yang diterbitkan syahbandar apabila kapal telah menggunakan jasa pelabuhan perikanan dan terif yang dikenakan tergantung jenis jasa yang digunakan. Perhitungan tarif untuk berlabuh adalah GT x kunjungan x Rp 250,00 sedangkan untuk tambat adalah GT x etmal x Rp 250,00.

4.3.3 Unit penangkapan

Kapal yang terdapat di PPI Blanakan Subang dapat diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan tenaga penggeraknya, yaitu: motor luar outboard engine dan motor dalam inboard engine. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak KUD Mina Fajar Siddik selaku pengelola PPI Blanakan, ukuran kapal yang terdapat di lokasi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan kapasitas kapalnya, yaitu: kapal berukuran besar 20-35 GT, kapal berukuran sedang 10-20 GT dan kecil 5-10 GT. Berdasarkan alat tangkap yang digunakan, maka kapal berukuran besar merupakan kapal dengan alat tangkap pukat cincin purse seine, kapal berukuran sedang merupakan kapal dengan alat tangkap dogolcantrang seine net, jaring kantong trammel net dan pancing hook and lines, sedangkan kapal berukuran kecil merupakan kapal dengan alat tangkap jaring bondet beach seine , tegur half encircling net dan jaring sontong cast net. Perkembangan jumlah kapal yang terdapat di PPI Blanakan Subang dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 4. Alat tangkap yang terdapat di PPI Blanakan Subang dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu: pukat cincin purse seine, dogolcantrang seine net, jaring kantong trammel net, jaring bondet beach seine, tegur half encircling net , pancing hook and lines, jaring sontong cast net. Perkembangan jumlah alat tangkap yang terdapat di PPI Blanakan Subang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 5. Nelayan yang terdapat di PPI Blanakan dibagi menjadi lima kelompok, pembagian kelompok ini dilakukan agar memudahkan saat pembagian sembako pada musim paceklik dan pembagian kaos serta topi pada saat pesta laut. Nama tiap kelompok diambil dari nama ketua yang memimpinnya, adapun nama dari tiap kelompok tersebut yaitu: Iwang, Sanda, Tata, Tamir dan Wardi. Selain nelayan setempat yang merupakan penduduk asli Kecamatan Blanakan dan masyarakat pesisir Kota Subang, terdapat juga nelayan pendatang yang berasal dari Indramayu, Jakarta, Cirebon, Tegal, Eretan dan Cilamaya. Tabel 2 Perkembangan jumlah kapal di PPI Blanakan Subang tahun 2002-2011 Sumber: KUD Mina Fajar Sidik diolah Besar 20-35 GT Sedang 10-20 GT Kecil 5-10 GT 2002 44 245 25 314 2003 46 250 23 319 2004 48 256 38 342 2005 37 198 29 264 2006 30 161 24 215 2007 30 159 24 213 2008 29 160 25 214 2009 28 162 26 216 2010 22 128 21 171 2011 24 142 23 189 Jumlah unit Tahun Ukuran Kapal Gambar 4 Histogram perkembangan jumlah kapal di PPI Blanakan Subang tahun 2002-2011 Dari Tabel 2 dan Gambar 4 di atas terlihat bahwa jumlah kapal yang terdapat di PPI Blanakan cenderung menurun, hal ini terkait kemampuan pelayanan PPI terhadap kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya. Ukuran kapal yang sangat mendominasi di PPI Blanakan adalah kapal berukuran sedang yang berarti kapal dengan alat tangkap dogolcantrang seine net, jaring kantong trammel net dan pancing hook and lines merupakan armada penangkapan ikan yang dominan di PPI Blanakan. Tabel 3 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPI Blanakan Subang tahun 2003- 2011 Sumber: KUD Mina Fajar Sidik diolah 50 100 150 200 250 300 350 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20-35 GT 10-20 GT 5-10 GT 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 Purse seine 46 48 37 30 30 32 28 22 24 2 Dogolcantrang 60 62 48 39 39 42 39 31 34 3 Trammel net 145 145 112 91 90 97 94 75 83 4 Beach seine 13 15 12 10 10 11 11 9 10 5 Half encircling net 12 12 9 7 7 8 8 6 7 6 Pancing 49 49 38 31 30 32 29 22 24 7 Cast net 11 11 9 7 7 8 7 6 7 336 342 265 215 213 230 216 171 189 Jenis Alat Tangkap Tahun Jumlah No Gambar 5 Histogram perkembangan jumlah alat tangkap di PPI Blanakan Subang tahun 2003-2011 Dari Tabel 3 dan Gambar 5 di atas terlihat bahwa alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan di daerah tersebut adalah trammel net. Alat tangkap tersebut banyak digunakan oleh nelayan dikarenakan biaya operasional yang dibutuhkan relatif tidak besar dan banyak memperoleh hasil tangkapan berupa ikan cucut Sphyma sp.yang sangat bernilai ekonomis. Tabel 4 Perkembangan jumlah nelayan di PPI Blanakan Subang tahun 2002-2011 Sumber: KUD Mina Fajar Sidik diolah Tahun Nelayan Lokal Nelayan Pendatang Jumlah 2002 554 4305 4859 2003 537 4331 4868 2004 528 4384 4912 2005 535 3269 3804 2006 465 2637 3102 2007 501 2587 3088 2008 509 2573 3082 2009 502 2583 3085 2010 497 2537 3034 2011 495 2867 3362 Gambar 6 Histogram perkembangan jumlah nelayan di PPI Blanakan Subang tahun 2002-2011 Dari Tabel 4 dan Gambar 6 diatas terlihat bahwa jumlah nelayan pendatang yang terdapat di PPI Blanakan mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan nelayan tersebut datang hanya untuk menjual hasil tangkapannya pada skala waktu tertentu dan tidak tinggal menetap di sekitar wilayah pemukiman nelayan setempat. Selain itu faktor kecelakaan dan musibah yang dialami nelayan dapat dijadikan alasan terjadinya fluktuasi tersebut. Tabel 5 Volume dan nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Blanakan Subang tahun 2002-2011 Sumber: KUD Mina Fajar Sidik diolah Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa volume produksi paling tinggi terjadi pada tahun 2002 sebesar 5.559.672 kg dan nilai produksi paling tinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar Rp 27.467.237.000. Berfluktuasinya 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Nelayan Lokal Nelayan Pendatang Tahun Volume Produksi kg Nilai Produksi Rp 2002 5.559.672 25.650.308.500 2003 5.035.876 24.543.868.500 2004 5.294.010 27.467.237.000 2005 3.917.940 21.273.731.000 2006 2.994.785 17.349.948.000 2007 3.124.200 17.282.733.000 2008 3.370.470 18.648.828.000 2009 3.183.100 18.586.292.000 2010 2.523.300 17.081.767.000 2011 2.276.400 18.926.624.000 volume dan nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan tak lepas dari peran kapal nelayan pendatang yang menjual hasil tangkapannya di PPI Blanakan. Tabel 6 Volume dan nilai produksi hasil tangkapan purse seine KM. Hasil Karya Menor yang didaratkan di PPI Blanakan Subang tahun 2011 Sumber: KUD Mina Fajar Sidik diolah Berdasarkan Tabel 6 di atas terlihat bahwa volume produksi paling tinggi terjadi pada bulan September sebesar 24.000 kg dan nilai produksi paling tinggi juga terjadi pada bulan September sebesar Rp 200.112.391. Sedangkan pada bulan Januari kapal tidak melakukan operasi penangkapan dikarenakan musim Barat dan cuaca buruk. Pada bulan Februari hingga April hasil tangkapan tidak banyak dikarenakan pada waktu tersebut masih berlangsung musim Barat dan tidak setiap waktu kapal beroperasi. Bulan Volume Produksi kg Nilai Produksi Rp Januari Februari 800 6.670.413 Maret 2.500 20.845.041 April 3.200 26.681.652 Mei 14.500 120.901.236 Juni 23.000 191.774.374 Juli 11.360 94.719.865 Agustus 15.000 125.070.244 September 24.000 200.112.391 Oktober 17.000 141.746.277 November 14.500 120.901.236 Desember 12.000 100.056.195 Jumlah : 137.860 1.149.478.923 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kinerja Perikanan Purse Seine di PPI Blanakan Aspek Teknis