Dilihat dari segi konstruksinya maka komponen utama purse seine dapat dikelompokan dalam 5 bagian, yaitu: 1 badan jaring; 2 tali kerut; 3 cincin
ring; 4 pelampung dan pemberat; dan 5 tali selambar Martasuganda 2004. Menurut Subani dan Barus 1989, konstruksi purse seine terdiri dari
bagian-bagian sebagai berikut: 1
Jaring yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu; jaring utama, jaring sayap dan jaring kantong.
2 Selvedge; berfungsi untuk memperkuat jaring pada saat dioperasikan
terutama pada saat penarikan jaring. 3
Tali ris; terbagi menjadi dua bagian, yaitu: tali ris atas yang berfungsi menghubungkan antar pelampung dan tali ris bawah yang befungsi
menghubungkan antar pemberat. 4
Tali kerut; berfungsi untuk mengerutkan bagian bawah jaring. 5
Tali selambar; berfungsi untuk menarik jaring saat setting. 6
Pelampung dan pemberat; berfungsi untuk memberikan gaya apung dan gaya tenggelam pada alat tangkap.
7 Cincin; berfungsi untuk penempatan tali kerut. Bahan yang biasanya
digunakan adalah kuningan, baja putih dan besi yang digalvanisir.
2.2.2 Kapal
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan pasal 1, kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung lain yang
dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidaya ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan,
pelatihan perikanan dan penelitianeksplorasi perikanan. Kapal atau perahu penangkapan merupakan sarana pendukung dalam operasi penangkapan ikan, dan
berfungsi sebagai alat transportasi di perairan. Kapal pukat cincin purse seiner adalah kapal yang secara khusus
dirancang dan dibangun untuk menangkap ikan dengan jenis alat tangkap pukat cincin purse seine dan sekaligus menampung, menyimpan, mendinginkan dan
mengangkut hasil tangkapannya. Secara umum karakteristik purse seiner adalah di atas dek terdapat power block dengan tiangnya di bagian depan ruang nahkoda.
Dek bagian lambung hingga haluan luas untuk kegiatan operasional, sedangkan
bagian buritan cenderung digunakan sebagai ruang nahkoda, ruang mesin dan kamar ABK Diniah 2008.
Kapal purse seine membutuhkan stabilitas yang baik dan mudah berolah gerak untuk keberhasilan operasi penangkapan. Dengan demikian, diperlukan
nilai rasio LB, Ld dan BD yang cukup besar untuk mendukung kierja operasi penangkapan di laut Iskandar dan Pujiati 1995. Nilai rasio tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Nilai rasio dimensi utama kapal berdasarkan metode pengoperasian alat
tangkap
Sumber: Iskandar dan Pujianti 1995
Nilai rasio dimensi utama kapal ini sangat penting diperhatikan dalam menentukan karakteristik kapal. Nilai LB berpengaruh terhadap tahanan gerak
kapal, semakin kecil nilai ini maka tahanan geraknya semakin besar dan kecepatan kapal akan berkurang. Nilai BD berpengaruh terhadap stabilitas kapal,
semakin kecil nilai ini maka stabilitas kapal akan buruk, namun meningkatkan kemampuan tenaga penggeraknya. Nilai LD berpengaruh terhadap kekuatan
memanjang kapal, semakin kecil nilai ini maka kekuatan kapal secara memanjang akan semakin besar Ayodhoya 1972.
2.2.3 Nelayan