Ekologi dan Penyebaran Alami Ciri Morfologi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Sengon Paraseriathes falcataria L. Nielsen

2.1.1 Taksonomi dan Tata Nama Paraserianthes falcataria L. Nielsen memiliki nama lokal Sengon Solomon. Taksonomi dari Sengon Solomon adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Fabales Famili : Leguminoceae Sub Famili : Mimosoidae Marga : Paraserianthes Jenis : Paraserianthes falcataria L. Nielsen Solomon

2.1.2 Ekologi dan Penyebaran Alami

Pohon Sengon dapat tumbuh mulai dari pantai sampai daerah dengan ketinggian 1600 m di atas permukaan laut dpl, dengan ketinggian optimum 0- 800 m di atas permukaan laut. Secara alami Sengon tersebar di Maluku, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Bismark. Akan tetapi, pohon Sengon tersebut dapat beradaptasi dengan iklim monsoon dan lembap dengan curah hujan 200- 2.700 mmtahun serta bulan kering 4 bulan. Pohon Sengon banyak ditanam di daerah tropis Siregar 2008. Sengon juga ditemukan di Tempala, Sulawesi Selatan, sedangkan penanaman di pulau Jawa dilakukan pada Tahun 1971 Dephut 2005. Jenis Sengon Solomon berasal dari Kepulauan Solomon, Samudera Pasifik, yang bertanah vulkanik nan subur Agus 2008 dalam Trubusid 2008. Sengon dapat ditanam pada tapak yang kurang subur tanpa dipupuk. Akan tetapi tidak tumbuh subur pada lahan dengan drainase jelek. Pohon Sengon merupakan salah satu jenis yang memerlukan cahaya untuk pertumbuhannya. Pohon sengon merupakan salah satu jenis paling cepat tumbuh fast growing spesies di dunia. Sengon juga merupakan salah satu jenis pohon pionir, terutama di hutan hujan dataran rendah yang mengalami degradasi penurunan kualitas.

2.1.3 Ciri Morfologi

Pohon Sengon Solomon berukuran sedang sampai besar, tinggi dapat mencapai 40 m, tinggi batang bebas cabang 20 m. Tidak berbanir, kulit licin, berwarna kelabu muda, bulat agak lurus. Diameter pohon dewasa bisa mencapai 100 cm atau lebih. Tajuk berbentuk perisai, jarang, selalu hijau. Daun Sengon tersusun majemuk menyirip ganda panjang dapat mencapai 40 cm, terdiri dari 8 – 15 pasang anak tangkai daun yang berisi 15 – 25 helai daun, dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas. Morfologi batang, tajuk dan daun Sengon Solomon disajikan pada Gambar 1. Bunga tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga Sanusi 2008. a b c Gambar 1 Morfologi Sengon Solomon. Ket: a Batang Sengon Solomon, b Tajuk Sengon Solomon, c Daun Sengon Solomon Foto: Pribadi. Buah Sengon Solomon berbentuk polong, pipih, tipis, tidak bersekat-sekat dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Jumlah biji dalam setiap buahnya lebih sedikit dari Sengon laut Sengon Morotai. Polong yang telah masak berwarna hijau gelap atau coklat. Ketika polong kering biji akan keluar dari polong Laboratorium Silvikultur 2007. Bentuk biji mirip perisai kecil, pipih, lonjong, 3 – 4 x 6 – 7 mm, waktu muda berwarna hijau, bagian tengah coklat dan jika sudah tua biji akan berubah kuning sampai berwarna coklat kehitaman, agak keras dan berlilin Sanusi 2008. Harga sekilo benih Rp 2,5-juta terdiri atas 20.000-25.000 biji Agus 2008, diacu dalam Trubusid 2008. Kayu Sengon Solomon lebih lunak, hampir seperti sengon merah. Sengon Solomon , pada umur kira - kira 5 - 6 tahun biasanya patah terkena angin kencang Lee 2009.

2.1.4 Kegunaan dan Manfaat