jenis-jenis yang dijumpai dalam populasi dengan kerapatan yang tinggi. Akan tetapi, nilai heterozigositas harapan adalah tinggi untuk banyak jenis walaupun
pada populasi dengan kerapatan rendah Finkeldey 2005. Hutan tropis memiliki variasi genetik yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan hutan temperit dan
boreal. Keragaman genetik Sengon yang ada di Jawa menurut beberapa hasil penelitian tergolong rendah Seido dan Widyatmoko 1993, Suharyanto et al.
2002. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan variasi genetik, khususnya
pada jenis Paraserianthes falcataria telah banyak dilakukan. Pada Tabel 1, disajikan variasi genetik berdasarkan nilai heterozigositas harapan H
e
hasil beberapa penelitian dengan beberapa metode yang berbeda pada jenis
Paraserianthes falcataria .
Tabel 1 Variasi genetik Paraserianthes falcataria
No. Jenis
Metode He
Sumber
1 Paraserianthes falcataria
Isoenzim 0.226
Basyuni 1998 2
Paraserianthes falcataria RAPD
0.187 Thielges et al. 2001
3 Paraserianthes falcataria
Isoenzim 0.235
Gunawan 2005 4
Paraserianthes falcataria Isoenzim
0.172 Wulan 2003
5 Paraserianthes falcataria
RAPD 0.185
Widyastuti 2007
2.3 Seleksi Pohon Plus
Pohon plus adalah pohon yang memiliki keunggulan dalam beberapa fenotipe seperti pertumbuhan tinggi dan diameter, bentuk batang, percabangan,
ketahanan terhadap hama dan penyakit, produksi getah dan sebagainya, terpilih karena memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pohon tersebut belum diuji
keunggulan genetiknya. Pohon plus yang telah diuji keunggulan genetiknya disebut pohon elit.
Menurut Finkeldey 2005, seleksi pohon plus adalah suatu metode seleksi massa, yakni metode pemuliaan menggunakan campuran keturunan tetua-tetua
yang diseleksi berdasarkan fenotipenya, untuk pembangunan generasi keturunan. Pohon-pohon yang terpilih adalah pohon-pohon yang berfenotipe unggul.
Tujuan dari seleksi pohon plus tersebut adalah untuk mendapatkan pohon- pohon berfenotipe unggul yang dalam jangka pendek dapat digunakan sebagai
sumber benih untuk kegiatan penanaman dan dalam jangka panjang digunakan
sebagai populasi pemuliaan untuk membangun kebun benih atau kebun pangkas dan merupakan salah satu upaya konservasi sumberdaya genetik
.
Laboratorium Silvikultur 2006.
2.4 Kebun Benih
Kebun benih merupakan suatu areal dimana suatu fenotipe atau genotipe yang unggul dibangun dan dikelola secara intensif dan berkelanjutan untuk
menghasilkan benih Zobel dan Talbert 1984. Menurut Soerianegara 1976, kebun benih seed orchard dibuat dengan tujuan untuk menghasilkan biji-biji
unggul. Ada dua tipe kebun benih yang dikenal selama ini yaitu kebun benih semai seedling seed orchard dan kebun benih klonal clonal seed orchard.
Kebun benih semai adalah kebun benih yang material tanamnya diperbanyak secara generatif, sedangkan kebun benih klonal, material tanamnya diperbanyak
secara vegetatif Murtiyoso dan Tridasa 1996. Minimal terdapat 15-25 klon atau famili dalam suatu areal kebun benih untuk memastikan kecukupan genetik dasar
genetic base dan batas jumlah selanjutnya dapat dibuat sendiri Schmidt 1993.
Gambar 2 Bagan Kebun Benih dengan Uji Keturunan Terpisah Seedling Seed Orchard with Separate Progeny Test. Sumber: Schmidt 1993.