Penentuan Metode Pengeringan Konsentrat Protein Biji Kecipir Pembuatan Konsentrat Protein Biji Kecipir

protein maksimum berkisar antara pH 10 dan 12. Oleh karena itu akan diuji kelarutan protein kecipir pada ketiga pH tersebut dan diukur rendemennya. Percobaan ini diujicobakan dengan melarutkan tepung kecipir rendah lemak pada ketiga pH tersebut, lalu protein terlarut dipisahkan dan diendapkan pada pH isoelektriknya. Protein yang mengendap dipisahkan dan dikeringkan dengan menggunakan spray dryer, lalu rendemen protein dari tepung dihitung dan dibandingkan. Rendemen protein yang tertinggi menggambarkan titik kelarutan maksimum dari protein biji kecipir.

3. Penentuan Metode Pengeringan Konsentrat Protein Biji Kecipir

Sebelum konsentrat protein diproduksi, dilakukan penelitian untuk menentukan metode pengeringan konsentrat. Parameter warna adalah parameter yang cukup penting dalam penerimaan suatu produk. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan metode pengeringan yang tepat agar diperoleh warna konsentrat protein yang dapat diaplikasikan pada berbagai jenis produk. Penelitian pendahuluan ini mengujicobakan 4 jenis pengeringan, yaitu pengeringan dengan oven vakum, oven biasa, rumah kaca dan spray dryer. Metode pengeringan akan dipilih berdasarkan warna konsentrat protein yang telah dikeringkan. Protein yang telah diendapkan pada pH isoelektriknya dikeringkan dengan empat jenis pengering dan dibandingkan warnanya secara objektif dengan menggunakan kromameter MINOLTA CR-200. Metode pengeringan yang dibandingkan adalah pengeringan dengan oven pada suhu 50 o C, pengeringan dengan oven vakum pada suhu 70 o C dan tekanan 60 psi, spray dryer dengan suhu outlet 80 o C, serta rumah kaca yang bersuhu antara 50- 70 o C.

4. Pembuatan Konsentrat Protein Biji Kecipir

Pembuatan konsentrat protein biji kecipir ini dilakukan dengan merujuk pada salah satu metode pembuatan konsentrat protein menurut Lusas dan Rhee 1995, yaitu dengan menggunakan titik isoelektrik dari protein kecipir agar kemudian proteinnya mengendap dan dapat dipisahkan dengan sentrifus. Prinsip pembuatan konsentrat protein biji kecipir adalah melarutkan tepung biji kecipir pada pH kelarutan protein maksimum, kemudian protein diendapkan pada pH isoelektriknya dan dikeringkan. Menurut Erlina 1982, titik isoelektrik kecipir terdapat pada rentang pH 3.87-4.87, sedangkan pada penelitian Okezie dan Bello 1988 titik isoelektrik yang digunakan ialah pH 4. Proses pelarutan protein dilakukan pada pH yang menghasilkan rendemen protein terbesar yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu pada pH 10. Proses recovery dilakukan untuk mengekstrak protein yang masih terkandung dalam residu awal. Residu awal dilarutkan kembali proteinnya dan digabungkan dengan filtrat yang telah diendapkan. Campuran filtrat larutan tersebut diendapkan proteinnya, dipisahkan dari filtratnya dan dikeringkan. Pengeringan dengan spray dryer dilakukan berdasarkan percobaan sebelumnya yang menunjukkan bahwa pengeringan dengan spray dryer menghasilkan konsentrat dengan derajat putih yang paling tinggi. Secara lengkap, proses pembuatan konsentrat protein ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Pembuatan Konsentrat Protein Biji Kecipir Dilarutkan lagi dengan air destilata dengan jumlah sama seperti sebelumnya Filtrat diendapkan di refrigerator semalaman Filtrat diambil Dicampur dan diendapkan pada pH Protein dilarutkan lagi pada pH 10 dengan NaOH 1N Dipanaskan suhu 50 o C selama 1 jam Residu Filtrat Tepung kecipir rendah lemak Dipanaskan suhu 50 o C selama 1 jam dengan pengadukan Dilarutkan dalam air destilata dengan perbandingan 1:10 Protein dilarutkan pada pH 10 dengan NaOH 1N Gambar 5. Pembuatan Konsentrat Protein Biji Kecipir

5. Analisis Proksimat

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibaktekteri Ekstrak Etanol Daun Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.)

6 91 84

PENGARUH LAMA PERKECAMBAHAN PADA BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus Dc) TERHADAP TOTAL ASAM AMINO DAN SIFAT ORGANOLEPTIK SUSU KECAMBAH KECIPIR SEBAGAI BAHAN AJAR SMA MATERI DIVERSIFIKASI PANGAN

2 14 28

KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIA DAN FUNGSIONAL ISOLAT PROTEIN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonalobus L.)

0 3 59

Upaya Penganekaragaman Bahan Makanan Ternak Biji Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus (L) DC) serta Pengaruhnya terhadap Bobot Pankreas Hati dan Empedu Ayam Pedaging

0 4 115

Karakteristik Sifat Molekuler dan FungsionalProtein dari Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.)Karakteristik Sifat Molekuler dan FungsionalProtein dari Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.)

0 10 78

Pengaruh Penambahan Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Tortila

0 13 99

Studi Pembuatan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L) DC) Dengan Metode Penggilingan Basah dan Analisis Sifat Fisiko-kimia serta Karakteristik Fungsionalnya

9 52 79

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BIJI KECIPIR (Psophocarpus Pengaruh Penggunaan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus L.) Sebagai Substitusi Tepung Beras Dalam Pembuatan Kue Apem Terhadap Kadar Protein Dan Daya Terima.

0 3 14

Diversitas Genetik Dan Respons Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus L. Dc) Terhadap Pemangkasan Reproduktif.

0 0 2

Peningkatan Akseptabilitas Susu Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) dengan Adisi Bahan Penstabil dan Jus Jahe

0 0 12