6. Analisis Sifat Fisikokimia a.
Analisis  Warna  dan  Derajat  Putih  dengan  Chromameter  Minolta  CR- 200  modifikasi Hutching, 1999
Pengukuran  dilakukan  dengan  meletakkan  sampel  di  dalam  wadah sampel  yang  sudah  tersedia  dan  selanjutnya  dilakukan  pengukuran  pada  skala
nilai L, a, b. Selanjutnya dihitung nilai derajat putih dengan persamaan: Derajat putih = 100 - √{100-L
2
+ a
2
+ b
2
}
b. Particle Size Index PSI modifikasi Bejarano et al., 2007
Sampel  sebanyak  5  gram  diayak  menggunakan  ayakan  dalam  berbagai ukuran mesh yaitu 40 mesh 420  m, 60 mesh 318  m, 80 mesh 180   m,
dan  100  mesh  150  m.  Sampel  diayak  menggunakan  alat  selama  10  menit. Material yang tersisa dalam ayakan dinyatakan dalam percent over.
PSI = Σ a
i
b
i
Keterangan :   a
i
= percent over pada ayakan b
i
=  koefisien  relatif  ayakan  40,  60,  80,  100  mesh  dinyatakan dalam 0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0
c. Densitas Kamba ρ
A
Okezie dan Bello, 1988
Sampel  dimasukkan  ke  dalam  sebuah  gelas  ukur  10  ml  yang  telah diketahui beratnya. Gelas ukur yang telah dimasukkan sampel diketuk-ketukkan
ke meja  30 kali hingga tak ada lagi rongga ketika sampel ditepatkan menjadi 10  ml.  Gelas  ukur  yang  berisi  sampel  tersebut  kemudian  ditimbang.  Densitas
kamba dapat dihitung dari hasil pembagian berat sampel dengan volumenya 10 ml. Pengukuran densitas kamba dilakukan dua kali ulangan.
Densitas kamba gml = a-b x 100 10
Keterangan  : a = berat gelas ukur berisi 10 ml sampel g b = berat gelas ukur kosong g
d. Komposisi Asam Amino AOAC 982.30
Sebanyak  0.25-0.5  gram  sampel  konsentrat  protein  biji  kecipir ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung 25 ml untuk ditambahkan 5-10 ml
HCl 6 N khusus untuk asam amino triptofan, HCl diganti dengan NaOH. Lalu sampel  tersebut  dipanaskan  selama  24  jam  pada  suhu  100
o
C,  kemudian disaring.  Sampel  diambil  sebanyak  30  ml  dan  ditambahkan  larutan  pengering
metanol,  picolotiocianat,  dan trietilamin.  Sampel  dikeringkan  dengan  pompa vakum  dan  ditambahkan  lagi  dengan  30  ml  larutan  derivatisasi  metanol,
natrium asetat, dan trietilamin. Sampel  didiamkan  20  menit,  kemudian  ditambahkan  200  ml  natrium
asetat  sebelum  diinjek  ke  alat  HPLC.  Kolom  HPLC  yang  digunakan  adalah kolom  pico  tag  3.9x150  mm  dengan  fase  gerak  asetonitril  60  dan  buffer
natrium  asetat  1M.  Detektor  yang  digunakan  adalah  detektor  UV  dengan panjang gelombang 254 nm. Kadar asam amino dihitung dengan rumus berikut:
Kadar asam amino = Luas area contoh x konsentrasi standar x BM x FK x 100 Luas area standar       bobot sampel
Keterangan: BM= Berat molekul asam amino FK = Faktor konversi
7. Analisis Sifat Fungsional a.