syndrome, kelainan refraksi miopia atau astigmatisme disebabkan faktor-faktor yang berada pada lingkungan kerja tersebut,” Pada penyakit mata dry eye, dapat disebabkan lingkungan
kerja yang kelembaban udaranya kering akibat AC. Faktor risiko dry eye syndrome adalah terpapar udara kering dari AC secara berlebihan Ilyas, 2002.
2.2.2. Faktor yang Memengaruhi Kelelahan Mata
Menurut Mangunkusumo 2002, kelelahan mata juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan atas faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor-faktor tersebut yaitu : 1 Faktor Intrinsik; merupakan faktor yang berasal dari tubuh yang terdiri atas:
a. Faktor okular, yaitu kelainan mata berupa Ametropia dan Heteroforia. b. Ametropia adalah kelainan refraksi pada mata kiri dan kanan tetapi
tidak dikoreksi. Heteroforia merupakan kelainan dimana sumbu penglihatan dua mata tidak sejajar sehingga kontraksi otot mata untuk
mempertahankan koordinasi bayangan yang diterima dua mata menjadi satu bayangan, lebih sulit. Apabila hal ini berlangsung lama,
akan terjadi kelelahan mata. c. Faktor konstitusi, adalah faktor yang disebabkan oleh keadaan umum
seperti tidak sehat atau kurang tidur. 2 Faktor Ekstrinsik;
Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang bersumber dari lingkungan kerja yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Intentitas cahaya Intentitas cahaya adalah banyaknya sinar yang mengenai suatu permukaan
Suma’mur, 1995. Intensitas cahaya merupakan faktor yang penting dari lingkungan fisik untuk keselamatan kerja. Untuk dapat melihat dengan baik dan teliti diperlukan
intensitas cahaya yang cukup. Mata dapat melihat benda karena ada cahaya, baik dari benda itu sendiri
maupun pantulan atau langsung datang dari sumber cahaya. Cahaya yang dapat dilihat dengan mata adalah radiasi pada segmen dari spektrum elektromagnetik yang
terletak antara segmen-segmen infra merah dan ultraviolet yang mempunyai panjang gelombang 10
6
sampai 10
7
cm 380-760 nm dan frekuensi 3 x 10
14
sampai 3 x 10
15
Pada setiap sumber cahaya memiliki fluk cahaya yang dipancarkan ke segala arah. Jika suatu permukaan mendapatkan cahaya, maka dapat dikatakan permukaan
itu mendapatkan cahaya illuminasi. cps cycles per scond. Enargi foton photon enegi dari radiasi ini adalah kecil
yaitu 1.65-3.1 elektron volt, sehingga tidak menyebabkan ionisasi pada atom-atom atau molekul-molekul.
b. Visibilitas Mata dapat melihat sesuatu jika mendapatkan rangsangan dari gelombang
cahaya dan sebaliknya benda di sekitar kita dapat terlihat apabila memancarkan cahaya, baik cahaya dari benda tersebut maupun dari cahaya pantulan yang datang
dari sumber cahaya lain yang mengenai benda tersebut. Dalam melihat suatu benda
Universitas Sumatera Utara
faktor yang menentukan adalah ukuran obyek, derajat kontras antara obyek dan sekelilingnya, luminensi brightness dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari
cahaya dan pemantulan pada arah pengamat serta lamanya melihat. c. Dekorasi Tempat Kerja
Pengaruh dari dekorasi tempat kerja terhadap kegairahan kerja atau prestasi kerja adalah cukup besar. Masalah pewarnaan sebenarnya bukan menyangkut warna
saja, tetapi komposisi warnapun harus juga diperhatikan. Komposisi warna yang salah atau tidak serasi dapat mengganggu pemandangan sehingga akan menimbulkan
rasa tidak atau kurang menyenangkan bagi mereka yang mengamatinya. Disamping itu, keadaan ini dapat pula menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap semangat
dan gairah kerja seseorang. Pemilihan warna yang tepat untuk ruang kerja ditentukan oleh fungsi dari
ruang kerja tersebut. Secara umum, warna mempunyai tiga efek psikologis dan tiga efek tersebut menurut jenis warna yang dipergunakan, seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Efek Psikologis dari Warna
Jenis Warna Efek
Jarak Suhu
Psikis
Biru Jauh
Sejuk Menenangkanmenyejukkan
Hijau Jauh
Sangat Sejuk Menenangkanmenyejukkan
Merah Dekat
Panas Merangsang
Oranye Sangat Dekat
Sangat Panas Merangsang
Kuning Dekat
Panas Merangsang
Coklat Sangat Dekat
Netral Merangsang
Jingga Sangat Dekat
Sejuk Agresif
Sumber: Siswanto, 1989
Universitas Sumatera Utara
2.3 Radiasi Non Peng-ion