Jenis Penelitian Metode Analisis Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional study yang bertujuan menganalisis pengaruh keadaan lingkungan intensitas cahaya dan suhu ruangan dan radiasi non peng-ion terhadap kelelahan mata pada karyawan bagian tiket biro perjalanan di Kota Medan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, dengan pertimbangan: 1 hasil survei awal secara umum karyawan biro perjalanan secara terus menerus menggunakan komputer dan berisiko terhadap terjadinya gangguan kesehatan, 2 belum pernah dilakukan penelitian tentang besarnya radiasi non peng-ion yang ditimbulkan dari radiasi komputer serta kelelahan mata pada karyawan bagian tiket biro perjalanan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini diawali dengan penelusuran pustaka, konsultasi, persetujuan pembimbing, kolokium, penelitian lapangan, seminar hasil dan komprehensif terhitung bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Juli 2011. Universitas Sumatera Utara

4.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh biro perjalanan yang ada di kota Medan yang terdaftar pada Association Of The Indonesian Tours Travel Agencies ASITA Sumatera Utara yaitu sebanyak 93 Biro perjalanan dan seluruh karyawan yang bekerja pada bagian tiket yang bekerja di travel atau biro perjalanan di kota Medan yaitu sebanyak 651 karyawan.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan biro perjalanan di Kota Medan yang bekerja pada bagian tiket biro perjalanan di Kota Medan. Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Sampel Biro Perjalanan Sampel biro perjalanan ditentukan secara proporsional sampling sebanyak 20 biro perjalanan dengan kriteria: a. Merupakan biro perjalanan yang beroperasi ±5 tahun b. Biro perjalanan yang melayani tiket maskapai penerbangan c. Merupakan biro perjalanan yang tergabung dalam perusahaan persero PT 2 Sampel Karyawan Bagian Tiket Biro Perjalanan Sampel karyawan bagian tiket biro perjalanan ditentukan dengan menggunakan rumus Vincent, 1991: Universitas Sumatera Utara 1 . . 1 . . . 2 2 2 p p Zc NG p p Zc N n − + − = Keterangan: Zc = Nilai derajat kepercayaan 95 = 1,96 P = proporsi dari populasi ditetapkan p = 0,5 G = Galat pendugaan = 0,1 N = besar populasi n = besar sampel Maka perhitungan jumlah sampel terpilih adalah: n= 651 x 1,96 2 651 x 01 x 0,5 x1-0,5 2 + 1,96 2 x 0,5 x 1- 0,5 n= 625,2204 6,51 + 0,9604 n= 625,2204 7,4704 n= 83,7 Jumlah karyawan biro perjalanan terpilih sesuai rumus Vincent adalah 84 dan sampel yang diambil untuk penelitian adalah 100 karyawan biro perjalanan yang tersebar di 20 biro perjalanan di Kota Medan. penentuan sampel setiap biro perjalanan dilakukan secara proporsional sampling yaitu masing-masing biro perjalanan diambil 5 karyawan biro perjalanan. Universitas Sumatera Utara

4.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung di ruang kerja karyawan biro perjalanan tentang keadaan lingkungan kerja seperti intensitas cahaya dan suhu ruangan, besaran radiasi non peng-ion dalam mili Tesla mT, karakteristik pekerja meliputi umur, masa kerja, pengetahuan, dan sikap serta kelelahan mata yang dialami oleh karyawan biro perjalanan tersebut.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari profil Dinas Pariwisata Kota Medan dan ASITA Propinsi Sumatera Utara tentang jumlah biro perjalanan dan pegawai bagian tiket penerbangan.

3.4.3. Uji validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 10 karyawan biro perjalanan di lokasi penelitian dengan karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik responden di tempat penelitian, dan responden yang telah ikut dalam uji validitas dan reliabilitas, tidak termasuk lagi menjadi sampel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk pertanyaan pengetahuan, sikap dan tindakan. A. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada analisis Universitas Sumatera Utara reability dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya. B. Uji Reliabilitas Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dengan ketentuan, jika nilai r Alpha r tabel, maka dinyatakan reliabel Sugiyono, 2005. Nilai r-tabel dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 95, maka untuk sampel 30 orang yang diuji nilai r tabel Nilai corrected item-total correlation r adalah sebesar 0,361. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada karyawan bagian tiket biro perjalanan di Kota Medan. Pegawai biro perjalanan yang akan diuji sebanyak 30 orang. hitung dari variabel pengetahuan butir 1 sampai 10 dan sikap butir 1 sampai 12 serta kelelaham mata butir 1 sampai 24 mempunyai r hitung dari nilai r tabel=0,361, dengan demikian dinyatakan valid. Sedangkan nilai cronbach alpha dari masing-masing instrumen lebih besar dari r tabel sehingga dapat dikatakan instrumen dari semua butir pernyataan reliabel. Pegawai Universitas Sumatera Utara bagian tiket biro perjalanan yang berpartisipasi dalam try out tidak diikutkan dalam pengumpulan data. Lampiran 3.

4.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian a. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah keadaan lingkungan intensitas cahaya dan suhu ruangan dan radiasi non peng-ion. b. Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kelelahan mata karyawan biro perjalanan.

3.5.2. Definisi Operasional

1 Karakteristik karyawan adalah ciri-ciri biologis dan perilaku karyawan biro perjalanan mencakup: a. Umur adalah jumlah tahun hidup pekerja yang dihitung sejak lahir sampai ulang tahun terakhir pada saat penelitian dilakukan berdasarkan tahun b. Masa kerja adalah jumlah tahun kerja pekerja yang dihitung sejak tahun pertama masuk sebagai pekerja di biro perjalanan sampai penelitian yang dinyatakan dalam tahun. c. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pekerja biro perjalanan tentang radiasi, dampak terhadap kesehatan dan upaya pencegahannya. Universitas Sumatera Utara d. Sikap adalah tanggapan pekerja tentang dampak dan pencegahan radiasi komputer. e. Lama bekerja dengan komputer adalah jumlah jam yang digunakan oleh karyawan biro perjalanan dalam bekerja dengan menggunakan komputer yang dinyatakan dalam jam. f. Jarak monitor dengan mata adalah jarak pandang mata karyawan biro perjalanan dengan layar monitor yang dinyatakan dalam centimeter cm. 2 Keadaan lingkungan kerja adalah situasi di lingkungan kerja biro perjalanan yang berkaitan dengan lingkungan mencakup: a. Intensitas cahaya adalah keadaan pencahayaan ruangan kerja pada ruangan kerja biro perjalanan yang dinyatakan dalam Lux. b. Suhu ruangan adalah keadaan temperatur udara dalam ruangan kerja karyawan biro perjalanan yang dinyatakan dalam derajat celcius. 3 Radiasi medan magnet non peng-ion adalah besarnya radiasi medan magnet non ion yang ditimbulkan dari komputer yang digunakan karyawan biro perjalanan dan dinyatakan dalam mili Tesla mT. 4 Kelelahan mata adalah tingkat kelelahan mata yang dirasakan oleh karyawan biro perjalanan setelah bekerja berdasarkan kuesioner Visual Fatigue Index VFI. 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Pengukuran Variabel Independen 1. Pengukuran variabel intensitas cahaya dalam ruangan kerja biro perjalanan Universitas Sumatera Utara Pengukuran intensitas cahaya dalam ruangan kerja biro perjalanan menggunakan Lux Meter dan dinyatakan dalam Lux, dengan prosedur pengukuran sebagai berikut: a. Persiapkan lembar data. b. Memastikan baterai sebagai sumber energi pada lux meter masih berfungsi dengan baik. c. Menekan tombol on pada lux meter. d. Memilih skala yang diperlukan, yaitu Lux. e. Mengukur intensitas ruangan dengan membuka sensor Lux meter, pengukuran dilakukan pada setiap sudut ruangan dan titik duduk pengguna komputer. f. Kemudian dilakukan perhitungan rerata lux. Variabel intensitas cahaya kemudian dibandingkan dengan baku mutu intensitas cahaya yang direkomendasikan dalam persyaratan kesehatan lingkungan kerja di perkantoran sesuai keputusan Menteri Kesehatan RI No.1405MenkesSKIX2002 tentang baku mutu intensitas cahaya dalam ruangan, yaitu: a. Memenuhi syarat kesehatan, jika intensitas cahaya 100 lux. b. Tidak memenuhi syarat kesehatan, jika intensitas cahaya 100 lux dan atau 100 lux. 2. Pengukuran variabel suhu dalam ruangan kerja biro perjalanan Pengukuran variabel suhu dalam ruangan kerja biro perjalanan dilakukan dengan menggunakan Thermometer dan dinyatakan dalam derajat celcius C, dan Universitas Sumatera Utara dilakukan 1 kali pengukuran di dekat operator komputer duduk yang dicatat sebagai hasil penelitian. Variabel suhu udara kemudian dibandingkan dengan baku mutu suhu dalam ruangan yang direkomendasikan dalam persyaratan kesehatan lingkungan kerja di perkantoran sesuai keputusan Menteri Kesehatan RI No.1405MenkesSKIX2002 tentang baku mutu suhu di dalam ruangan adalah 18 C – 26 a. Memenuhi syarat kesehatan, jika suhu udara 18 C, yaitu: C – 26 b. Tidak memenuhi syarat kesehatan, jika suhu udara 18 C. C dan 26 3. Pengukuran variabel radiasi non peng-ion kerja biro perjalanan C. Pengukuran variabel radiasi medan magnet non peng-ion didasarkan skala rasio dengan menggunakan electromagnetic field. Pengukuran radiasi non peng-ion yang dipancarkan dari komputer dilakukan di ruang kerja karyawan biro perjalanan dengan mengambil titik di depan layar monitor disekitar kepala pengguna komputer dan pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan electromagnetic field dan dicatat hasil yang ditampilkan layar alat ukur radiasi. Keseluruhan hasil pencatatan radiasi non peng-ion tersebut, kemudian dikategorikan menjadi dua kategori sesuai Kepmenkes 1405menkesXI2002 tentang baku mutu radiasi non peng-ion adalah ≤0,5 mT: a. Memenuhi syarat kesehatan lingkungan perkantoran, jika tingkat radiasi non peng-ion ≤0,5 mT. Universitas Sumatera Utara b. Tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan perkantoran, jika tingkat radiasi non peng-ion 0,5 mT. 4. Pengukuran variabel umur didasarkan pada skala rasio dan dikelompokkan sesuai dengan median sebagai cut of point-nya. 5. Pengukuran variabel masa kerja didasarkan pada skala rasio dan kemudian dikelompokkan. 6. Pengukuran variabel pengetahuan didasarkan pada skala ordinal dari 10 sepuluh pertanyaan dengan alternatif jawaban benar diberi skor 2 dan salah diberi skor 1 dan total skor adalah 10x2=20, kemudian dikategorikan menjadi 2 dua kategori: a. Baik, jika responden menjawab dengan skor 11-20 dari total skor b. Tidak baik, jika responden menjawab dengan skor 1-10 dari total skor 7. Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala ordinal dari 12 dua belas pertanyaan dengan alternatif jawaban setuju diberi skor 3, kurang setuju diberi skor 2 dan tidak setuju diberi skor 1 dan total skor adalah 3x12=36, kemudian dikategorikan menjadi 2 dua kategori: a. Baik, jika responden menjawab dengan skor 19-36 dari total skor b. Tidak baik, jika responden menjawab dengan skor 12-18 dari total skor 8. Pengukuran variabel lama terpapar dengan komputer didasarkan pada skala rasio dan dikelompokkan. Universitas Sumatera Utara 9. Pengukuran variabel jarak monitor komputer dengan mata didasarkan pada skala rasio dengan menggunakan meteran alat pengukur panjang dan dinyatakan dalam centimeter dan dikelompokkan.

3.6.2. Pengukuran Variabel Dependen

Pengukuran variabel kelelahan mata didasarkan pada skala nominal dengan menggunakan kuesioner Visual Fatigue Index VFI yang terdiri dari 22 pertanyaan dengan alternatif jawaban Tidak Pernah skor 1, Kadang-kadang skor 2, Sering skor 3 dan Selalu skor 4. Kemudian dilakukan perhitungan VFI yaitu: VFI = Total of Answer for Each Operator Total of higher coeficient of occurence for each ailment Kemudian variabel kelelahan mata karyawan biro perjalanan dikategorikan menjadi 2 dua kategori: 1. Mengalami kelelahan mata, jika memperoleh nilai VFI ≥ 0,4. 2. Tidak mengalami kelelahan mata, jika memperoleh nilai VFI 0,4.

3.7. Metode Analisis Data

1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan dan mengambarkan seluruh variabel penelitian variabel independen yaitu variabel keadan lingkungan intensitas cahaya, dan suhu rungan, radiasi ion peng-ion, dan variabel dependen kelelahan mata pada karyawan biro perjalanan dalam bentuk distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara 2. Analisis bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dimaksudkan untuk menganalisis hubungan atau pengaruh keadaan lingkungan intensitas cahaya dan suhu rungan dan tingkat radiasi non peng-ion dengan kelelahan mata karyawan biro perjalanan dengan menggunakan uji chi square dengan taraf kepercayaan 95. 3. Analisis multivariat Analisis multivariat adalah analisis lanjutan dari analisis bivariat yang dimaksudkan untuk menganalisis hubungan keadaan lingkungan intensitas cahaya dan suhu rungan dan tingkat radiasi peng-ion terhadap kelelahan mata karyawan biro perjalanan dengan menggunakan uji regresi logistic dengan taraf kepercayaan 95. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.6. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada ruangan bagian pemesanan tiket di kantor Biro perjalanan yang terdapat di kota Medan. Biro perjalanan yang dilakukan penelitian adalah biro perjalanan yang telah terdaftar pada Association Of The Indonesian Tours Travel Agencies ASITA Sumatera Utara. Jumlah biro perjalanan di Kota Medan sebanyak 93 biro perjalanan dan seluruh karyawan bagian tiket yang bekerja di biro perjalanan atau biro perjalanan di kota Medan terdapat sebanyak 651 orang. Sesuai data pada Association ASITA Sumatera Utara, maka jumlah biro perjalanan yang menjadi sumber informasi dalam penelitian adalah 20 unit biro perjalanan dengan jumlah karyawan bagian penjualan tiket sebanyak 100 orang. Distribusi luas ruangan kerja dan jumlah karyawan biro perjalanan sebagai berikut. Untuk melayani permintaan akan tiket penerbangan nasional dan internasional dibutuhkan karyawan biro perjalanan bagian tiket ± 8 jam menggunakan komputer untuk mendapatkan informasi penerbangan ataupun melakukan pemesanan dan pembatalan tiket penerbangan. Pada Tabel 4.1 diperoleh luas ruang kerja terbesar pada biro perjalanan King’S Star Tour Travel dan Maju Ika Jaya Tour Travel yaitu 80m 2 . Jumlah karyawan biro perjalanan terbanyak pada Win’S Express Travel dan Ever Prompt Travel. Universitas Sumatera Utara