Strategi Pengembangan Usaha Ayam Potong Pak Imanto Di Pasar Tapiv Binjai

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM POTONG

PAK IMANTO DI PASAR TAPIV BINJAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-SyaratMemperolehGelarSarjana Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatra Utara

OLEH :

KARINA OCTAVINA MELIALA 090907063

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh: Nama : Karina Octavina Meliala

Nim : 090907063

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Ayam Potong Pak Imanto Di Pasar Tapiv Binjai

Medan, Mei 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Melanthon Rumapea, SE, Msi, Ak Prof. Dr.Marlon Sihombing, M.A

NIDN: 0116116903 NIP: 195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Badaruddin, Msi NIP: 196805251992031002


(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

ABSTRAK ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang... 1

1.2 PenelitianTerdahulu ... 5

1.3 RumusanMasalah ... 10

1.4 TujuanPenelitian ... 11

1.5 ManfaatPenelitian ... 11

1.6 BatasanMasalah ... 12

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Usaha Mikro ... 13

2.2 Manajemen Strategi Bisnis ... 15

2.3 TahapanDalamManagemenStrategis ... 17

2.4Formulasi Strategi ... 18

2.4.1 Analisis Lingkungan Eksternal... 18


(4)

2.4.1.3 Lingkungan Industri ... 21

2.4.2 Analisis Lingkungan Internal ... 22

2.4.3 Menetapkan Alternatif Strategi ... 23

2.5 Matriks IE ... 25

2.6 Matriks SWOT ... 25

2.7 Usaha Jual Beli Ayam ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BentukPenelitian ... 30

3.2 LokasiPenelitiandan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.4 Pengolahan dan Analisis Data ... 31

3.4.1Tahap Pengumpulan Data ... 33

3.4.2 Tahap Pencocokan ... 33

3.4.2.1 Data Matriks Internal Eksternal (IE) ... 33

3.4.2.2Matriks SWOT ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 DeskripsiLokasiPenelitian ... 37

4.1.1 Sejarah Singkat Usaha ... 37

4.1.2 Lokasi Usaha ... 38

4.1.3 Alur Penjualan ... 39


(5)

4.2 Analisis Lingkungan Perusahaan ... 40

4.2.1 Analisis Lingkungan Internal ... 42

4.2.2AnalisisLingkunganEksternal... 50

4.3Identifikasi Faktor Lingkungan... 52

4.3.1.Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal ... 53

4.4Matriks IFE EFE ... 59

4.4.1Matriks IFE ... 60

4.4.2 Matriks EFE... 64

4.5Matriks Internal Eksternal (IE) ... 67

4.6. Matriks SWOT Usaha Ayam Potong Pak Imanto ... 72

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 80


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengembangan Ternak Unggas Menurut Jenis Ternak di Kota Binjai 2

Tabel1.2.1Hasil Penelitian Terdahulu ... 6

Tabel2.7.1Pangsa Pasar Ayam Potong Berdasarkan Berat Karkas ... 29

Tabel3.1 Matriks SWOT ... 38

Tabel 4.4.1Matriks IFE Usaha Juala Beli Ayam Potong Pak Imanto ... 65

Tabel 4.4.2Matriks EFE Usaha Juala Beli Ayam Potong Pak Imanto ... 68

Tabel 4.5.1Matriks IE ... 69


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara

Lampiran 2 Syarat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran3 Permohonan Judul Skripsi

Lampiran4 Penugasan Dosen Pembimbing

Lampiran 5 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Pembimbing

Lampiran 6 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji

Lampiran 7 Jadwal Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 8 BeritaAcara Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 9 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Skripsi


(8)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM POTONG

PAK IMANTO DI PASAR TAPIV BINJAI

Nama : Karina Octavina Meliala

NIM : 090907063

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak.

Daging ayam merupakan daging yang banyak diminati oleh banyak orang. Banyak alasan mengapa animo masyarakat membeli daging ayam tergolong tinggi. Sampai saat ini banyak orang yang menggemari ayam, berarti dari segi bisnis daging ayam ini masih cerah dan menjanjikan.

Pasaryang besar membuat daging ayam memiliki prospek yang cerah di masa depan. Salah satu pengusaha skala kecil yang bermain di pasar tersebut adalah Bapak Imanto yang membuka usaha Jual Beli Ayam Potong Pak Imanto.Untuk dapat berkembang, usaha jual beli ayam potong harus menyadari kekuatan dan kelemahan perusahaan serta memperhatikan faktor eksternal yang dapat berupa peluang maupun ancaman.

Perumusan masalah yang dapat disusun adalah sbb : 1)Bagaimanakondisi internal daneksternal yang ada di Usaha jualbeliayampotong Pak Imanto? 2) Apasaja yang menjadipeluang, ancaman, kekuatan, dankelemahanUsaha jualbeliayampotong Pak Imanto? 3) RumusanStrategipengembanganbisnisapa yang sebaiknyadilakukanolehUsaha jualbeliayampotong Pak Imanto?. Penelitian ini bertujuan 1) Mengidentifikasifaktor internal daneksternal Usaha jualbeliayampotong Pak Imanto. 2) Menganalisispeluang, ancaman, kekuatandankelemahan yang dihadapioleh Usaha jualbeliayampotong Pak Imanto. 3) Merumuskanstrategipengembanganbisnis yang sebaiknyadilakukanoleh Usaha jualbeliayampotong Pak Imanto.

Berdasarkan hasil matriks IFE ditemukan bahwa yang menjadi kekuatan Usaha Jual Beli Ayam Pak Imanto ini ialah 1) Memiliki Pelanggan Tetap. 2) Telah Mengenal Baik Pemasok. 3) Memiliki Pengalaman 4) Pemilik terus Berusaha Mempertahankan Pelanggan 5) Lokasi Menguntungkan dan dengan kelemahan seperti 1)Kekurangan Modal 2) Kios Masih Menyewa 3) Pembukuan Tidak Terorganisir 4)Kurang Alat Penunjang Usaha.

Berdasarkan hasil matriks EFE ditemukan bahwa yang menjadi peluang dari Usaha jual Beli Ayam Pak Imanto merupakan 1) Pangsa Pasar Besar 2) Pemerintah Mendukung UMKM 3) Indikasi Ekonomi Membaik. Berdasarkan Matriks IE, Usaha Jual Beli Ayam Potong Pak Imanto berada pada sel IV yang masuk pada divisi tumbuh dan kembangkan. Matriks SWOT menghasilkan 4 strategi yaitu 1) Mencoba mencari pasar baru seperti memasukkan ayam ke restoran-restoran. 2) Memanfaatkan dukungan pemerintah dalam mencari tambahan modal bagi usaha. 3) Mempererat hubungan dengan para pelanggan 4) Menambah alat untuk memudahkan usaha.


(9)

Saran yang diberikan untuk Usaha Ayam Potong Pak Imanto ini adalah1) Mencoba memanfaatkan program bantuan bagi usaha kecil dari pemerintah untuk menambah modal.2) Tetap menjaga hubungan baik dengan parap elanggan 3). Mempertimbangkan untuk mencoba mengembangkan usahanya dengan mencari pelanggan baru seperti restoran.


(10)

ABSTRACT

Business Development Strategy Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer in Pasar Tapiv Binjai

Name : Karina Octavina Meliala

NIM : 090907063

Department : Business Administratuon

Faculty : Faculty of Political and Social Science Advisor : Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak.

Chicken meat were popular among people. There are many reasons why people’s interest on buying chicken meat were high.Until this day, many people fond of chickend meat and that is what making this chicken meat business promising.Huge market makes this business promising in the future.One small scale enterpreneur who work in this business is Pak Imanto who opened Pak Imanto’s Chicken Meat retailer. In order to grow, this business needs to develop its streght, weakneses, opportunities and threads. Formulation of problems that can be drawn is as follows: 1) How is the internal and external conditions of Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer 2) What is the streght, weaknesess, opportunities and weakneses in Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer?3) What kind of business development strategies that work for Pak Imanto’s Chiken Meat Retailer?. This study aims to 1) Identify the condition of the internal and external factors of Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer, 2) Identify Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer’s streght, weakneses. Opportunities and threads 3) Develop an appropriate strategy for Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer.

According to IFE result, Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer streght were 1) Loyal Consumen 2) Good relationship with supplier 2) Experienced 4) Good In keeping costumer 5) Good location and its weakneses were 1) small level of stock 2) Rented Space 3) No administration 4) The tool that been used were not really up to date.

According to EFE result, Pak Imanto’s Chicken Meat retailer opportunities were 1) Huge Market 2) Goverment support to small business 3) Indication of increasing good economic growth. IE Matrix shows that this business in on cell IV, Grow and Built . SWOT Matrix give 4 alternative strategies which is 1) Try restaurat as a new market 2) Using goverment support to raise stock 3) Keeping good relationship with consumer 4) Buy meat grinder machine

The suggestion for Pak Imanto’s Chicken Mear Retailer were 1) Keep the good realationship to costumer 2) Raise the stock with goerment support 3) Consider to have restaurant as a new client


(11)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM POTONG

PAK IMANTO DI PASAR TAPIV BINJAI

Nama : Karina Octavina Meliala

NIM : 090907063

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak.

Daging ayam merupakan daging yang banyak diminati oleh banyak orang. Banyak alasan mengapa animo masyarakat membeli daging ayam tergolong tinggi. Sampai saat ini banyak orang yang menggemari ayam, berarti dari segi bisnis daging ayam ini masih cerah dan menjanjikan.

Pasaryang besar membuat daging ayam memiliki prospek yang cerah di masa depan. Salah satu pengusaha skala kecil yang bermain di pasar tersebut adalah Bapak Imanto yang membuka usaha Jual Beli Ayam Potong Pak Imanto.Untuk dapat berkembang, usaha jual beli ayam potong harus menyadari kekuatan dan kelemahan perusahaan serta memperhatikan faktor eksternal yang dapat berupa peluang maupun ancaman.

Perumusan masalah yang dapat disusun adalah sbb : 1)Bagaimanakondisi internal daneksternal yang ada di Usaha jualbeliayampotong Pak Imanto? 2) Apasaja yang menjadipeluang, ancaman, kekuatan, dankelemahanUsaha jualbeliayampotong Pak Imanto? 3) RumusanStrategipengembanganbisnisapa yang sebaiknyadilakukanolehUsaha jualbeliayampotong Pak Imanto?. Penelitian ini bertujuan 1) Mengidentifikasifaktor internal daneksternal Usaha jualbeliayampotong Pak Imanto. 2) Menganalisispeluang, ancaman, kekuatandankelemahan yang dihadapioleh Usaha jualbeliayampotong Pak Imanto. 3) Merumuskanstrategipengembanganbisnis yang sebaiknyadilakukanoleh Usaha jualbeliayampotong Pak Imanto.

Berdasarkan hasil matriks IFE ditemukan bahwa yang menjadi kekuatan Usaha Jual Beli Ayam Pak Imanto ini ialah 1) Memiliki Pelanggan Tetap. 2) Telah Mengenal Baik Pemasok. 3) Memiliki Pengalaman 4) Pemilik terus Berusaha Mempertahankan Pelanggan 5) Lokasi Menguntungkan dan dengan kelemahan seperti 1)Kekurangan Modal 2) Kios Masih Menyewa 3) Pembukuan Tidak Terorganisir 4)Kurang Alat Penunjang Usaha.

Berdasarkan hasil matriks EFE ditemukan bahwa yang menjadi peluang dari Usaha jual Beli Ayam Pak Imanto merupakan 1) Pangsa Pasar Besar 2) Pemerintah Mendukung UMKM 3) Indikasi Ekonomi Membaik. Berdasarkan Matriks IE, Usaha Jual Beli Ayam Potong Pak Imanto berada pada sel IV yang masuk pada divisi tumbuh dan kembangkan. Matriks SWOT menghasilkan 4 strategi yaitu 1) Mencoba mencari pasar baru seperti memasukkan ayam ke restoran-restoran. 2) Memanfaatkan dukungan pemerintah dalam mencari tambahan modal bagi usaha. 3) Mempererat hubungan dengan para pelanggan 4) Menambah alat untuk memudahkan usaha.


(12)

Saran yang diberikan untuk Usaha Ayam Potong Pak Imanto ini adalah1) Mencoba memanfaatkan program bantuan bagi usaha kecil dari pemerintah untuk menambah modal.2) Tetap menjaga hubungan baik dengan parap elanggan 3). Mempertimbangkan untuk mencoba mengembangkan usahanya dengan mencari pelanggan baru seperti restoran.


(13)

ABSTRACT

Business Development Strategy Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer in Pasar Tapiv Binjai

Name : Karina Octavina Meliala

NIM : 090907063

Department : Business Administratuon

Faculty : Faculty of Political and Social Science Advisor : Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak.

Chicken meat were popular among people. There are many reasons why people’s interest on buying chicken meat were high.Until this day, many people fond of chickend meat and that is what making this chicken meat business promising.Huge market makes this business promising in the future.One small scale enterpreneur who work in this business is Pak Imanto who opened Pak Imanto’s Chicken Meat retailer. In order to grow, this business needs to develop its streght, weakneses, opportunities and threads. Formulation of problems that can be drawn is as follows: 1) How is the internal and external conditions of Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer 2) What is the streght, weaknesess, opportunities and weakneses in Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer?3) What kind of business development strategies that work for Pak Imanto’s Chiken Meat Retailer?. This study aims to 1) Identify the condition of the internal and external factors of Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer, 2) Identify Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer’s streght, weakneses. Opportunities and threads 3) Develop an appropriate strategy for Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer.

According to IFE result, Pak Imanto’s Chicken Meat Retailer streght were 1) Loyal Consumen 2) Good relationship with supplier 2) Experienced 4) Good In keeping costumer 5) Good location and its weakneses were 1) small level of stock 2) Rented Space 3) No administration 4) The tool that been used were not really up to date.

According to EFE result, Pak Imanto’s Chicken Meat retailer opportunities were 1) Huge Market 2) Goverment support to small business 3) Indication of increasing good economic growth. IE Matrix shows that this business in on cell IV, Grow and Built . SWOT Matrix give 4 alternative strategies which is 1) Try restaurat as a new market 2) Using goverment support to raise stock 3) Keeping good relationship with consumer 4) Buy meat grinder machine

The suggestion for Pak Imanto’s Chicken Mear Retailer were 1) Keep the good realationship to costumer 2) Raise the stock with goerment support 3) Consider to have restaurant as a new client


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama ini merupakan salah satu sektor yang menjaga pertumbuhan ekonomi nasional khususnya ketika terjadi guncangan atau tekanan eksternal. Di saat ekonomi global memburuk, UMKM berperan sebagai penopang pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan di berbagai sektor ekonomi yang telah diklasifikasikan sebagai 9 sektor ekonomi yang bergerak di bidang Pertanian dan Peternakan, Perdagangan, Hotel, Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih.

Sektor peternakan adalah salah satu sektor UMKM yang langsung berhubungan dengan pelaku usahanya, seperti peternak. Cabang usaha sektor peternakan sangat beragam. Mulai dari ternak besar, seperti usaha sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda dan lainnya. Kemudian ternak ukuran sedang, seperti usaha ternak kambing, domba, beri-beri, dan lainnya. Lalu ternak kecil yang termasuk golongan unggas, seperti usaha ayam potong, ayam pedaging, itik, puyuh dan sebagainya.

Sektor usaha peternakan ini sangat berkembang mengingat andilnya yang besar untuk memenuhi konsumsi rakyat Indonesia.Salah satu usaha yang banyak digeluti dari UMKM sektor iniialah usaha ayam potong. Usaha ini bila ditinjau dari aspek finansial merupakan salah satu usaha di bidang agribisnis yang memberikan keuntungan.


(15)

Permintaan pasar yang cukup kuat dan sarana distribusi yang tersebar di mana-mana seperti pasar tradisional, warung-warung pinggir jalan, pedagang sayur keliling hingga supermarket, merupakan salah satu alasan mengapa usaha ini tetap diminati.

Beberapa alasan yang menyebabkan permintaan daging ayam cukup besar ialah daging ayam relatif murah dibandingan daging lainnya, mengandung lebih sedikit lemak dan kaya protein dibandingkan daging sapi,kambing atau babi,tidak ada larangan agama manapun dalam mengkonsumsi daging ayam dan mempunyai rasa yang lebih dapat diterima banyak orang serta daging ayam cukup mudah diolah menjadi produk olahan yang bernilai tinggi,mudah disimpan dan mudah dikonsumsi.

Hal tersebut dapat dilihat dari terus meningkatnya produksi daging ayam, khususnya di Kota Binjai. Sejak tahun 2008 hingga 2011, perkembangan populasi ternak ayam ras di Kota Binjai terus mengalami kenaikan.

Tabel.1.1 Perkembangan Populasi Ternak Unggas Menurut Jenis Ternak di Kota Binjai

No Tahun Ayam Ras

Ayam Kampung

Itik

Burung Puyuh

1 2008 674.418 39.655 7.519 1.419

2 2009 762.896 44.249 7.733 23.807

3 2010 1.580.430 52.454 7.952 9.360

4 2011 1.673.152 60.323 9.145 10.260


(16)

Seperti yang terlihat, bahwa dibandingkan dengan jenis unggas lainnya, perkembangan populasi ayam ras dari tahun ke tahun secara konstan terus menunjukkan kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi permintaan yang terus meningkat akan kebutuhan ayam ras di Kota Binjai. Hal ini juga terlihat dari minat masyarakat yang cukup tinggi untuk mengkonsumsi daging ayam. Di setiap rumah makan besar maupun kecil, selalu tersedia sajian yang berbahan dasar daging ayam.

Dalam pemasarannya, para peternak mempunyai berbagai cara dalam memasarkan ayam tersebut. Peternak dapatlangsung menyalurkannya kepada konsumen akhir, melalui pedagang pengumpul, pedagang eceran maupun lewat pedagang besar. Dilihat dari jenis yang telah dikemukakan, maka penjualan kembali ayam melalui pedagang besar dapat menjadi awal yang baik dalam memulai usaha ini. Hal ini disebabkan oleh relatif minimnya resiko yang di hadapi dan tidak ada kendala dalam pemasaran kembali, karena telah memiliki saluran distribusi yang jelas.

Pertumbuhan produk domestik regional bruto kota Binjai menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku sejak tahun 2009 hingga 2011 dari sektor peternakan dan hasil-hasilnya juga menunjukkan kenaikan yaitu 10,44% pada 2009, 10,81% pada 2010 dan 11% pada tahun 2011 juga mengindikasikan bahwa bisnis ayam turut memiliki andil dalam pencapaian tersebut, sehingga berbisnis ternak ayam potong merupakan peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan.


(17)

Meskipun terkadang dapat terjadi penurunan dalam permintaan pasar dikarenakan situasi yang ada seperti pada saat merebaknya virus flu burung di tahun 2004, tetap tidak berlangsung lama. Seperti saat ini ketika isu flu burung sudah perlahan menghilang, bisnis ayam potong kembali menjadi prospek cerah dalam sektor pertanian dan terus mengalami kenaikan.

Banyaknya peminat menjadikan usaha peternakan dan jual beliayam potong ini menjadi ketat. Di dalam kawasan pasar Tapiv Binjai sendiri,di lingkungan tempat pemilik berjualan pun terdapat 9 usaha lain yang sejenis. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persaingan usaha yang ada relatif cukup tingggi.

Pada kasus UMKM jual beli ayam potong Pak Imanto,sesuai dengan undang-undang UKM Nomor 20 Tahun 2008 telah mendefenisikan pengertian umkm skala usahanya tergolong masih kecil yaitu mikro dan belum dapat bersaing dalam pasar penjualan ayam potong yang lebih besar lagi. Kecilnya modal merupakan salah satu alasan yang dirasakan pemilik menjadi hambatan dalam mengembangkan usahanya.

Diawal perintisan usaha, pemilik meminjam uang kepada tengkulak untuk memulai usaha dikarenakan sulitnya meminjam modal kepada bank. Seiring berjalannya usaha,pinjaman modal yang diajukan kepada bank tidak selalu disetujui sehingga upaya pengembanganyang usaha tersebut menjadi terhambat.

Kecilnya modal tersebut dirasakan cukup membatasi dalam berusaha dan menghambat perkembangan usaha. Padahal permintaan terhadap daging ayam cukup tinggi dan banyak calon pelanggan potensial seperti rumah makan, restaurant dan sebagainya, namun permintaan daging ayam tidak dapat dipenuhi


(18)

karena pedagang tidak memiliki modal untuk memenuhi permintaan tersebut karena terbentur pada modal usaha.

Usaha ini lebih terfokus pada penjualan ayam potong bagi hari para pedagang kuliner dibandingkan untuk konsumsi rumah tangga, sehingga setiap harinya pemilik dapat memperkirakan berapa banyak ayam yang harus disediakan guna memenuhi pesanan yang ada.

Dalam jangka panjang, pemilik mempunyai tujuan menjadikan usaha penjualan ayam potong ini lebih besar baik dalam hal jumlah penyediaan ayam potong, penyerapan tenaga kerja maupun pengelolaan yang lebih baik sehingga dapat bersaing dengan pesaing-pesaing yang relatif lebih besar.

Sehingga diperlukan suatu strategi pengembangan usaha pada Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto ini agar dapat bersaing dengan para kompetitor. Dengan adanya strategi ini diharapkan dapat meningkatkan peluang usaha dengan menganalisispeluang, ancaman, kekuatan, kelemahanyang ada dan merumuskannya menjadi strategi yang dapatmembantu usaha dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

1.2 Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, berikut penulis menyajikan beberapa hasil penelitian yang sejenis yang dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitiandan penulisan karya ilmiah ini.


(19)

Tabel 1.2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian

Boediharti (2011)

Tesis Program Studi Industri Kecil Menengah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Strategi Pengembangan Usaha Kue D’Wonk

Di Jakarta Pusat

Berdasarkan hasil matriks

IFE menunjukkan kekuatan utama industri

adalah kualitas atau mutu produk yang baik . Berdasarkan matriks EFE diketahui bahwa peluang utama yang dimiliki adalah pangsa pasar yang masih luas .

Berdasarkan analisa SWOT disusun beberapa alternatif strategi . Berdasarkan analisa matriks QSPM diurutkanlah alternatif

strategi yang telah ada Syaiful Habib (2008) Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.Hanabio – Bogor

Matriks EFE menunujukkan peluang

utama bagi perusahaan adalah wilayah kota Bogor yang sangat strategis dan merupakan daerah tujuan

wisata mampu membangkitkan usaha di

sektor makanan dan minuman (wisata kuliner) Matriks IFE menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki

untuk mengatasi kelemahannya dengan baik. Analisis SWOT menyatakan bahwa perusahaan berada

dalam kondisi internal yang kuat dan eksternal yang sedang atau rata-rata. Berdasarkan matriks QSPM terlihat bahwa


(20)

strategi

terbaik yang harus dilakukan perusahaan adalah mempertahankan jaringan yang

sudah ada dan meningkatkan jumlah distributor untuk pengembangan pasar Mira Nur Gandarinati (2007) Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Kerajinan Dengan Pendekatan Penelitian Aksi Partisipatif (Studi Kasus UKM

Ozi Aircraft Model, Desa Cikarawang

Kabupaten Bogor)

Matriks IFE menujukkan kekuatan utama yang dimiliki adalah produk yang dihasilkan berkualitas dan kelemahan utamanya adalah etos kerja dan disiplin karyawan masih kurang.

Matriks EFE menunjukkan peluang utama untuk usaha ini adalah banyak memiliki relasi dan pelanggan dan ancaman utamanya adalah pesaing dari luar negeri terutama Cina.

Matriks IE menujukkan perusahaan berada pada sel V yang berarti perusahaan telah berada pada posisi internal yang kuat dan cukup merespon peluang yang ada serta dapat menghindari ancaman.

Matriks QSPM menunjukkan strategi yang

dapat diprioritaskan adalah meningkatkan penggunaan teknologi. Widya Yudha Ningtias (2009) Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Strategi Pengembangan Usaha Kecil "Waroeng Coklat" (Kasus Usaha Kecil

Matriks IFE menunjukkan kekuatan utama berada pada keuletan pemilik

dalam mengelola perusahaan dengan kelemahan promosi yang lemah .


(21)

Pertanian Bogor danMenengah di Kecamatan BogorUtara, Kota Bogor,Jawa Barat) menunjukkan bahwa peluang terdapat pada

dukungan dari Disperindagkop dalam

pelatihan dan pengembangan UKM,

sedangkan hambatannya terdapat pada sulitnya masuk ke usaha makanan (cookies & praline)

Matriks IE menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada pada sel V . Strategi yang digunakan ialah pertahankan dan pelihara (hold and maintain) berupa

strategi penetrasi pasar (market penetrasion) dan pengembangan produk (product

development) .

matriks SWOT menunjukkan terdapat 8

strategi yang dapat digunakan

(1) memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan, (2) pengembangan produk, (3) mengoptimalkan promosi,

(4) meningkatkan modal usaha,

(5) memilih lokasi usaha yang strategis,

(6) melakukan produksi secara kontinyu,

(7)mempertahankan dan meningkatkan jenis serta kualitas produk,

(8) menambah

tenaga kerja penyalur/distibutor.


(22)

menunjukkan bahwa strategi yang dapat dijadikan prioritas adalah promosi . Agus Santoso (2008) Skripsi Fakultas Pertanian InstitutPertania n Bogor Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Berdasarkan matriks IFE kekuatan terbesar adalah mampunya menjual kanbing sesuai kebutuhan konsumen, sedangkan kelemahan terbesarnya ialah pengetahuan tentang pemeliharaan dan usaha masih kurang.

Matriks EFE menunjukkan peluang

terbesar adalah dukungan dari pemerintah Bogogr untuk mengembangkan UKM, sedangkan ancaman terbesar adalah

telah disetujuinya perjanjian AFTA dan GATT.

analisis matriks I-E memperlihatkan

perusahaan berada dikuadran 5 yang menunjukkan kemampuan bersaing masih tergolong rata-rata. Strategi yang terbaik dilakukan yaitu holdand maintain atau strategi stabilitas. Strategi yang disarankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar.

Analisis matriks

SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi antara lain menambah jumlah

pelanggan tetap, meningkatkan kapasitas penjualan, menambah kapasitas produksi, melakukan promosi, melakukan sistem


(23)

pencatatan keuangan dan administrasi, melakukan

penelitian dan pengembangan pasar,

menyediakan

kambing yang berkualitas, meningkatkan sinergisme

dan kemitraan, memberikan

makanan tambahan dan obat-obatan pencegah penyakit dan melakukan studi banding.

Matriks QSPM menunjukkan promosi dan

pembukuan yang baik menjadi strategi yang dapat diprioritaskan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai strategi pengembangan usaha dan menuangkannya menjadi sebuah judul :

“STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM POTONGPAK IMANTO DI PASAR TAPIV BINJAI”

1.3 Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang ada, maka perumusan masalah penelitian pada Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto adalah:

1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal yang ada di Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto?

2. Apa saja yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan UKM Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto?

3. Rumusan Strategi pengembangan bisnis apa yang sebaiknya dilakukan olehUsaha jual beli ayam potong Pak Imanto?


(24)

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto.

2. Menganalisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto.

3. Merumuskan strategi pengembangan bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian iniadalah: a. Bagi Objek Penelitian

Memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola dan pemilik Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto dalam membuat keputusan tentang strategi pengembangan bisnis.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini bertujuan diharapkan dapat menambah wawasan dan untuk sarana pengaplikasian dalam penerapan teori yang telah dipelajari selama ini. c. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapakan dapan menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.


(25)

1.6 Batasan Masalah

Ruang lingkup yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah aktivitas pengelolaan UKM jual beli Ayam Potong Pak Imanto. Aktivitas pengelolaan terbatas pada kegiatan jual beli ayam potong, pengelolaan sumber daya manusia termasuk didalamnya tenaga kerja, pengelolaan keuangan dan administrasi oleh Usaha jual beli Ayam Potong Pak Imanto.

Analisis yang dilakukan terbatas pada formulasi strategi pengembangan bisnis Usaha jual beli Ayam Potong Pak Imanto. Alat analisis terkait yang digunakan terbatas pada matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal FactorEvaluation (EFE), matriks Internal-Eksternal (I-E) dan matriks SWOT.


(26)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Usaha Mikro

Terdapat banyak defenisi dalam mengartikanUsaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), tetapi pada umunya ditemukan beberapa kesamaan dalam pengertiannya, seperti tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya, rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal, sehingga cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain, seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. Sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum.

Undang-undang UKM Nomor 20 Tahun 2008 telah mendefenisikan pengertian umkm sebagai berikut :

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi


(27)

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5 miliar.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 miliar sampai dengan paling banyak Rp. 50 miliar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ditetapkan berdasarkan jumlah kekayaan bersih yang dimiliki usaha tersebut. Usaha Ayam Potong Pak Imanto termasuk dalam kategori usaha kecil karena kekayaan yang dimiliki berada pada kisaran lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta (wawancara Maret 2014)

Dengan demikian berdasarkan undang undang UKM nomor 20 Tahun 2008dapat disimpulkan bahwa usaha ayam potong Pak Imanto berada di skala usaha mikro karena paling sesuai dengan kriteria usaha ayam potong Pak Imanto.


(28)

2.2 Managemen Strategi Bisnis

Manajemen Strategi (strategic management) dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. (David, 2008).

Menurut Pearce dan Robinson (2008) Manajemen strategis terdiri atas sembilan tugas penting yaitu :

1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud,filosofi dan sasaran perusahaan.

2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkankondisi dan kapabilitas internal perusahaan.

3. Menilai lingkungan eksternalperusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstual umum lainnya.

4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan caramenyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.

5. Mengidentifikasipilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yangakan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.

7. Mengembangkantujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjangdan strategi utama yang telah ditentukan.


(29)

8. Mengimplementasikan strategi yangtelah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan, dimana penyesuaianantara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi, dan sistem penghargaan ditekankan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan di masa mendatang.

Tujuan managemen strategis adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang; perencanaan jangka panjang, mencoba untuk mengoptimalkan tren sekarang untuk masa depan (David, 2008).

Manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasional. Salah satu tujuan utama manajemen strategis adalah proses untuk mencapai pemahaman dan komitmen dari semua manajer dan karyawan.

Beberapa dampak perilaku dari manajemen strategis dalam meningkatkan kesejahteraan perusahaan menurut Pearce dan Robinson (2008):

1. Penggunaan manajemen strategis dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencegah timbulnya masalah.

2. Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang lebih baik karena interaksi kelompok sehingga menghasilkan variasi strategi yang lebih banyak dan akan lebih mempermudah dalam proses penyaringan pilihan.


(30)

3. Formulasi strategi meningkatkan pemahaman mengenai peningkatan produktivitas dengan imbalan.

4. Dapat mengurangi kesenjangan dan tumpang tindih aktivitas antar individu dan kelompok

5. Resistensi terhadap perubahan akan berkurang.

2.3 Tahapan Dalam Managemen Strategis

Proses manajemen strategis (strategic management process) terdiri atas tiga tahap yaituFormulasi Strategi,Implementasi Strategi Dan Evaluasi Strategi .

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,mengidentifiksi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memlikih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

Implementasi strategi (strategy implementation) mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah di formulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.


(31)

Evaluasi strategi (strategy evaluation) adalah tahap final dalam manajemen strategis. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalahmeninjau ulang faktor eksternal,mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif.

2.4Formulasi Strategi

Formula strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Tahap formulasi strategi terdiri dari analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal dan menetapkan alternatif strategi.

2.4.1 Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut Hunger dan Wheelen (2003), Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan Eksternal memiliki dua bagian: lingkungan kerja dan lingkungan sosial.

Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh oleh operasi-operasi utama organisasi. Elemen tersebeut adalah pemegang saham,pemerintah,pemasok,komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur,serikat buruh, kelompok kepentingan khusus dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan juga sering disebut industri.Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak berhubungan lansung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.


(32)

Menurut Pearce dan Robinson (1997), terdapat tiga kategori faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan eksternal yaitu : faktor lingkungan jauh, lingkunganoperasional dan lingkungan industri.

2.4.1.1 Lingkungan Jauh

Menurut Pearce dan Robinson (1997), faktor-faktor yang termasuk ke dalamlingkungan jauh adalah faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi dan ekologi.

a). Faktor Politik

Faktor ini menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Kendala politik dikenakan pada perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, undang-undang anti trust, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, batasan administratif, perlindungan terhadap pekerja, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan.

b). Faktor Ekonomi

Menurut Pearce dan Robinson (1997), faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Pola konsumsi yang dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen, maka dalam perencanaan strategiknya harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang mempengaruhi industri tersebut.


(33)

Perusahaan harusmempertimbangkan beberapa hal yaitu : ketersediaan kredit secara umum, tingkatpenghasilan yang dibelanjakan, kecenderungan belanja masyarakat, suku bunga primer dan laju inflasi.

c). Faktor Sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup di lingkungan eksternal perusahaan yang berkembang dari pengaruh budaya, ekologi, demografi, agama, pendididkan dan etnik. Kekuatan faktor eksternal bersifat dinamik dan selalu berubah sebagai akibat upaya orang memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan.

d). Faktor Teknologi

Untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi, perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan tercapainya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran. Hal ini bisa tejadi pada perusahaan besar dan perusahaan kecil yang sedang berkembang.

e). Faktor Ekologi

Faktor ini berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan makluk hidup lainnya seperti air, tanah, udara yang mendukung kehidupan. Ancaman terhadap ekologi pendukung kehidupan kita yang utama diakibatkan oleh polusi. Perusahaan diharuskan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mempertimbangkan masalah ekologi dalam pengambilan keputusannya.


(34)

2.4.1.2 Lingkungan Operasional

Lingkungan operasional terdiri dari faktor-faktor dalam situasi persaingan yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan sumberdaya yang dibutuhkan atau dalam memasarkan produk dan jasa secara menguntungkan. Adapun faktor-faktor yang terpenting menurut Pearce dan Robinson (1997), yaitu posisi bersaing, komposisi pelanggan, reputasinya di mata pemasok dan kreditor serta kemampuanya menarik karyawan yang berkemampuan.

2.4.1.3. Lingkungan Industri

Menurut Perace dan Robinson (1997), lingkungan industri adalahtingkatan dari lingkungan organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yangsecara normal memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Analisis lingkungan industri diperlukan dalam penentuan posisi bertahan terbaik bagi suatu perusahaan dan lingkungannya. Suatu perusahaan dalam jangka panjang akan mampu bertahan jika berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi lima kekuatan yang membentuk suatu struktur persaingan dalam industri yang terdiri: ancaman pendatang baru, kekuatan daya tawar menawar pemasok, kekuatan daya tawar pembeli, ancaman produk subtitusi dan persaingan diantara anggota industri.


(35)

2.4.2 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. (Hunger dan Wheelen, 2003)

Variabel itu meliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja . Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan mendefenisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif. Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi. Aset tersebut meliputi keahlian orang, kemampuan, dan bakat manajerial, seperti aset keuangan dan fasilitas pabrik dalam wilayah fungsional. (Hunger dan Wheelen,2003)

Faktor internal dapat ditentukan melalui berbagai cara, termasuk menghitung rasio, mengukur kinerja, serta membandingkannya terhadap periode sebeumnya dan rata-rata industri. (David,2008)


(36)

2.4.3 Menetapkan Alternatif Strategi

Strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat bagian dan 12 tindakan, yaitu (David, 2008) :

1. Strategi Integrasi

Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok dan pesaing. Strategi integrasi terdiri dari :

a) Integrasi ke depan, yaitu memiliki/meningkatkan kendali atas distibutor.

b) Integrasi ke belakang, yaitu mencoba memiliki/meningkatkan kendali

c) atas perusahaan pemasok.

d) Integrasi horizontal, yaitu mencoba memiliki/meningkatkan kendali ataspara pesaing.

2. Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada. Strategi Intensif terdiri dari :

a) Penetrasi pasar, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar produk/jasayang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.

b) Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk/jasa yang sudahada ke wilayah geografi baru.


(37)

c) Pengembangan produk, yaitu mencoba meningkatkan penjulan denganmemperbaiki produk/jasa yang sudah ada atau mengembangkan yangbaru.

3. Strategi Diversifikasi

Strategi menjadi kurang populer karena organisasi mengetahui betapa lebih sulitnya mengelola aktivitas bisnis yang beragam. Strategi diversifikasi terdiri dari:

a) Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk/jasa, tetapi masihterkait.

b) Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk/jasa baru yang tidakterkait, untuk para pelanggan baru.

c) Diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk/jasa baru yang tidakterkait, untuk pelanggan yang sudah ada.

4. Strategi Defensif

a) Retrenchment, yaitu mengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba.

b) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.

c) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan bertahap sesuaidengan nilainya yang terlihat.


(38)

2.5 Matriks I-E

Matriks I-E (Internal-Eksternal) merupakan salah satu parameter yang meliputi matrik parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal perusahaanyang masing-masing akan diidentifikasi ke dalam elemen eksternal dan internal melalui matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Internal FactorEvaluation (IFE). Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail (Rangkuti, 2006).

Matriks I-E merupakan penggabungan matrik EFE dan IFE yang menghasilkan sembilan macam sel dengan memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks-matriks IFE dan EFE. Pada prinsipnya kesembilan sel dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu pertumbuhan (growth strategy), strategi pertahanan dan pemeliharaan (stability strategy), serta strategi panen/divestasi (retrenchment

strategy).

2.6 Matriks SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).


(39)

Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu:

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal

2. Strategi WO (Weakness-Opportunities)bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal

3. Strategi ST (Strengths-threats) yaitu menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal

4. Strategi WT (Weakness- threats) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

2.7Usaha Jual Beli Ayam

Ayam Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini siap panen pada usia 28-45 hari dengan berat badan 1,2-1,9 kg/ekor (Priyatno, 2000).

Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat sedangkan kelemahannya


(40)

adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987).

Rasyaf (1994) menyatakan bahwa ransum merupakan sumber utama kebutuhan nutrien ayam broiler untuk keperluan hidup pokok dan produksinya karena tanpa ransum yang sesuai dengan yang dibutuhkan menyebabkan produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Frekuensi atau waktu pemberian ransum pada anak ayam biasanya lebih sering, sampai 5 kali sehari dan semakin tua ayam frekuensi pemberian ransum semakin berkurang sampai dua atau tiga kali sehari. Namun, yang perlu mendapat perhatian dari segi waktu ini adalah ketepatan waktu pemberian ransum setiap harinya perlu dipertahankan karena pemberian ransum pada waktu yang tidak tepat setiap hari dapat menurunkan produksi (Rizal, 2006)

Dalam penjualannya, daging ayam mempunyai beberapa istilah yang dipakai untuk jenis jenis tertentu seperti :

1. Ayam hidup, yaitu ayam yang belum disembelih atau dipotong di pemotongan ayam . Ayam hidup ini umumnya berupa ayam pedaging ( broiler), ayam pejantan petelur, ataupn ayam kampung.

2. Karkas, yaitu ayam yang telah disembelih dan dikurangi bagian-bagian tertentu. Karkas ayam dibedakan menjadi karkas kosong dan karkas isi .

a. Karkas kosong : ayam yang telah disembelih dan dikurangi darah,bulu,alat-alat tubuh bagian dalam (jeroan), kepala, dan kakinya . Biasanya paru-paru dan ginjal menjadi bagian dari karkas, kecuali ada permintaan khusus.


(41)

b. Karkas isi : karkas kosong segar tetapi diisi dengan hati,jantung,dan ampela yang sudah dibersihkan.

3. Whole chicken, yaitu istilah untuk karkas ayam utuh . Umumnya istila ini dipakai oleh pasar-pasar swalayan, hotel, dan restoran besar . Karkas ayam utuh dapat berupa KKA, KRB , baby chicken , dan chiken spring.

Karkas dan sampingan hasil pemotongan ayam tradisional umumnya dijual di pasar-pasar tradisional (pasar becek,wet market), warung makan tegal,warung makan sunda,rumah makan padang dan usaha katering rumahan.

Pelanggan (customer) tersebut biasanya tidak menuntut kualitas yang terlalu tinggi. Dengan demikian,harganya pun relatif murah dibandingkan karkas dan sampingan hasil produksi rumah pemotongan ayam modern yang dijual di pasar swalayan, hotel dan restoran .

Pangsa pasar selain ditentukan oleh kualitas karkas dan sampingan yang dihasilkan juga sangat ditentukan oleh ukuran atau berat karkas yang dijual . berikut ini diuraikan pangsa pasar berdasarkan berat karkas.


(42)

TABEL 2.8.1 Pangsa Pasar Ayam Potong berdasarkan Berat Karkas

Berat Karkas Sasaran Pemasaran

0,4-0,6 kg (baby chiken) Hotel,Restoran besar.

0,8-0,9 kg Rumah makan ayam panggang,hotel dan pasar tradisional.

0,8-1,1 kg Pasar swalayan (supermarket). Pasar

tradisional juga banyak menjual ukuran ini. 1,1-1,2 kg Restoran fast food, seperti Kentucky Fried

Chicken, California Fried Chiken, A&W , Burger King dan lain lain.

1,3-1,5 kg Katering, seperti katering untuk

penerbangan, katering untuk perusahaan asing dan sebagainya.

Restoran, seperti restoran jepang, restoran korea, restoran bakmi dan sebagainya

Lebih dari 1,5 kg Industri mie instan, perusahaan kaldu ayam, dan sebagainya .

Rumah makan soto ayam, rumah makan sate ayam dan sebagainya.

(Priyatno,2000)

Dalam usahanya sendiri, usaha jual beli ayam potong Pak Imanto ini menjalankan usahanya dengan cara memesankan kembali kepada pemasok daging ayam dan memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan permintaan.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan digunakan adalah denganpendekatan metode analisis kualitatif dan konsep manajemen strategis. Data tersebut diolah secara deskriptif. Menurut sugiyono (2006) penelitian dengan metode deskriptif adalah dengan melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang ini berkenaan dengan kondisi yang ada dan memusatkan diri pada pemecahan masalah yang akan datang.Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan alat analisis IFE, EFE, dan SWOT. Data kuantitatif dapat digunakan pada analisis ini sampai batas-batas tertentu sesuai dengan kebutuhan dalam analisis kualitatif. Penggunaan data kuantitatif tersebut dimaksud untuk mempertajam dan sekaligus memperkaya analisis kualitatif itu sendiri. (Bungin, 2003)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di usaha ayam potong Pak Imanto yang terletak di Pasar Tapiv, Binjai, Sumatra Utara. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2014.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dandata sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung


(44)

dilapangan, wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan, Badan Pusat Statistik (BPS), penelitian terdahulu dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

Jumlah responden yang dipilih untuk pemberian bobot dan rating pada matriks IFE dan EFE yaitu pemilik perusahaan, karyawan yang berjumlah dua orang dan usaha pesaing lainnya . Pemilihan ini dilakukan atas dasar bahwa mereka dianggap mempunyai pengetahuan yang cukup banyak terhadap kondisi internal dan eksternal perusahaan.

3.4Pengolahan dan Analisis Data

Menurut David (2008), proses penentuan strategi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap pengumpulan data (input stage), tahap pencocokan (matching stage) dan terakhir adalah tahap pengambilan keputusan (decision stage). Penjelasan dari proses penentuan strategi adalah:

3.4.1Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini data yang diambil antara lain adalah visi misi dan tujuan organisasi, faktor internal organisasi, serta faktor eksternal organisasi. Data faktor internal organisasi merupakan hal-hal yang dapat dikontrol oleh perusahaan seperti manajemen, keuangan, SDM, pemasaran , serta produksi/operasi dan dirangkum dalam matriks IFE. Identifikasi internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.


(45)

Matriks EFE memerlukan data faktor eksternal, yaitu hal-hal yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan seperti aspek ekonomi, sosial budaya, hukum, stabilitas politik, dan data eksternal lainnya. analisis eksternernal bertujuan untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari oleh perusahaan. Hal ini penting, karena faktor eksternal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan usaha.

Langkah-langkah untuk menganalisis matrik IFE dan EFE sebagai berikut: 1. Membuat daftar faktor-faktor utama yangmempunyai dampak penting

pada kesuksesan atau kegagalan usaha yang mencakup peluang dan ancaman bagiperusahaan untuk aspek eksternal dan faktor yangmencakup kekuatan dan kelemahan untuk aspek internal.

2. Menentukan bobot dari setiap faktor dengan skala yang lebih tinggi bagi yang mempunyai tingkat kepentingan tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

3. Menentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, dimana:

1 = kelemahan utama 2 = kelemahan minor 3 = kekuatan minor 4 = kekuatan utama

4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua faktor.


(46)

5. Menjumlahkan semua nilai untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai.

6. Kriteria penilaian untuk EFE adalah skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang sangat baik terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancamanancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang

7. Kriteria penilaian untuk IFE adalah skor 2,5 merupakan skor rata-rata yang mengindikasikan bahwa perusahaan berada di posisi internal yang kuat jika memiliki skor diatas 2,5 dan lemah secara internal jika memiliki skor dibawah 2,5.

3.4.2 Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan berfokus pada menciptakan alternatif strategi yang layak dengan mencocokkan faktor kunci eksternal dan internal. Mencocokkan faktor kunci eksternal dan internal adalah kunci untuk mengahsilkan alternatif strategi yang baik. Tahap ini terdiri dari matriks IE dan matriks SWOT

3.4.2.1Matriks Internal – Eksternal (I-E)

Matriks IE merupakan gabungan antara matriks IFE dan EFE.Dalam matriks I-E, total skor bobot IFE pada sumbu x dan total skor bobot EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks I-E, total skor bobot IFE sebesar 1,00 hingga 1,99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2,00 hingga 2,99


(47)

merupakan pertimbangan rata-rata, dan skor 3,00 hingga 4,00 adalah kuat. Begitu pula dengan sumbu y, total skor bobot 1,00 hingga 1,99 adalah pertimbangan rendah, skor 2,00 hingga 2,99 menengah, dan skor 3,00 hingga 4,00 adalah tinggi.

Matriks I-E dapat mengidentifikasikan sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yaitu :

1. Sel I, II, atau IV disebut tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal)

2. Sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi jaga dan pelihara 3. Sel VI, VIII, atau IX adalah tuai atau divestasikan, yaitu usaha

memperkecil atau mengurangi usaha.

3.4.2.2 Matriks SWOT

Menrut David (2008) analisis SWOT merupakan model dalam merumuskan alternatif strategiyang dikombinasikan dari data internal dan eksternal perusahaan. Alternatifstrategi tersebut adalah:

1) strategi kekuatan-peluang/ strategi SO 2) strategi kelemahan-peluang/strategi WO 3) strategi kelemahan-ancaman/strategi WT 4) strategi kekuatan-ancaman/strategi ST


(48)

Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel dengan empat sel faktor kunci, empat sel strategi dan satu sel yang selalu di biarkan kosong . Empat sel strategi,yang diberi nama SO,WO,ST dan WT dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci yang dinamakan S, W, O, dan T. Ada delapan langkah yang dalam membuat matriks SWOT,yaitu :

1. Tentukan faktor-faktor kekuatan internal. 2. Tentukan faktor-faktor kelemahan internal. 3. Tentukan faktor-faktor peluang eksternal. 4. Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal.

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal,dan catat hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan.

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal,dan catat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan.

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal,dan catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan.

8. Cocokkan kelemahann internal dengan ancaman eksternal,dan catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.


(49)

Analisis matriks SWOT terlihat seperti pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 3.1 Matriks SWOT

Strengths (S)

Tentukan faktor-faktor kekuatan internal

Weakness (W)

Tentukan faktorfaktor kelemahan internal

Opportunities (O)

Tentukan faktor-faktor peluang eksternal

Strategi S-O

Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T)

Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi S-T

Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi W-T

Meminimalkan kelemahan danmenghindari ancaman


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Usaha

Usaha jual beli ayam Pak Imanto ini berawal pada tahun 2008 ketika pemilik berinisiatif untuk keluar dari pekerjaannya dan mecoba membangun usahanya sendiri. Sebelumnya,pemilik merupakan seorang buruh harian yang bekerja dengan seorang pengusaha ayam. Setelah 12 tahun bekerja, pemilik berkeinginan untuk mengembangkan diri sendiri dan merasa mampu jika berusaha dengan mandiri. Niatan tersebut diutarakannya kepada perusahaan ayam tempat dia bekerja dan disambut baik oleh pimpinannya tersebut, bahkan pimpinannya menawarkan kepada pemilik untuk menjadi retailer dalam hal suplai ayam kepada pemilik.

Tahun 2008 merupakan awal bagi pemilik dalam berusaha mandiri. Berbekal pengalaman 12 tahun dan keinginan untuk maju serta dukungan dari pimpinan tempat ia bekerja sebelunya, pemilik memulai usahanya dengan modal awal sebesar 10 juta rupiah yang didapatkan dari meminjam kepada seseorang dengan bunga yang cukup tinggi dan tenggat waktu yang singkat . Hal ini terjadi karena kondisi pemilik yang pada saat itu mendapatkan kesulitan dalam mencoba kepada lembaga perbankan maupun koperasi.


(51)

Berbekal 10 juta tersebut, pemilik memulai usahanya dengan membeli berbagai peralatan penunjang usaha dan menyewa satu kios berukuran 4x4m² di Pasar Tapiv Binjai. Setelah berjalan 6 bulan,ternyata pemilik mampu mengembalikan uang pinjamannya yang dijadikan sebagai modal awal usaha tersebut. Melihat perkembangan usahanya, pemilik semakin merasa yakin dengan bidang usaha yang dipilihnya dan semakin bersemangat dalam menjalani usaha tersebut.

Seiring dengan perjalanan usahanya, pemilik merasakan keinginan untuk mengembangkan lagi usahanya. Pemilik mencoba meminjam uang sebagai tambahan modal ke lembaga perbankan BRI. Pinjaman yang diajukan sebesar 10 juta rupiah diberikan melalui program dana KUR dan digunakan dalam menambah modal dalam berjualan.

Setiap hari, rata-rata pemesanan ayam yg dilakukan oleh pemilik mencapai 200 kg yang biasanya 150 kg di pagi hari dan 50kg setelahnya dikeluarkan setelah barang menipis. Setiap harinya pemilik berjualan hinggan pukul 12 siang, setiap hari dalam seminggu.

4.1.2 Lokasi Usaha

Lokasi usaha berupa 1 kios berukuran 4x4 yang berada pada Pasar Tapiv , Blok F No. 68 . Pasar Tapiv sendiri merupakan pasar tradisional yang terletak di kota Binjai – Sumatra Utara.


(52)

4.1.3 Alur Penjualan

Pada dini hari setiap pukul 4 pagi,pemilik menerima ayam pesanan yang diantarkan oleh pemasok dan memisah – misahkannya sesuai dengan pesanan yang telah diterimanya di malam sebelumnya melalui sms.

Setelah itu pemilik memisahkan dagangannya antara yang telah dipesan dan yang akan dipajang di depan. Setelah agak pagi, sekitar kurang lebih pukul 8 atau 9,pemilik memesan lagi ayam kurang lebih 50 kg untuk tambahan.

Di siang hari pada pukul 12, pemilik menutup kiosnya lalu pergi ke tempat pemasoknya untuk membayar ayam yang telah dipesannya hari ini. Tempat pemasoknya itu sendiri berada di pasar yang sama tetapi berbeda blok dengan kios pemilik.

4.1.4 Produk Yang Dijual

Pemilik menjual 2 jenis ayam dalam kesehariannya, ayam ini kebanyakan diolah lagi sebelum dijual seperti digiling untuk bahan baku bakso dan juga dijadikan sate. Kedua jenis ayam ini merupakan jenis ayam yang memiliki banyak daging, sehingga sangat cocok untuk usaha kuliner. Jenis ayam tersebut antara adalah Ayam broiler dan ayam induk petelur. Kedua jenis ayam tersebut biasanya dipotong sesuai keinginan pelanggan atau digiling untuk dijadikan bahan baku bakso, tetapi karena pemilik belum mempunyai alatnya maka biasanya pelanngan yang telah membeli akan menggiling di kios tukang giling yang berada di sebelah kios Usaha Ayam Potong Pak Imanto ini.


(53)

4.2 ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

4.2.1 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan perusahaan yang dianalisis meliputi fungsi kegiatan pemasaran, produksi, operasi dan sumberdaya manusia.

A. Pemasaran

Untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha dalam bagian pemasaran, maka penulis mencoba menguraikannya sesuai dengan fungsi-fungsi pemasaran yaitu :

Analisis Pelanggan

Usaha ini mempunyai pelanggan tetap yang dinilai mendatangkan keuntungan terhadap pemilik. Yang menjadi pelanggan adalah para pengusaha rumah makan, pedagang bakso dan ibu rumah tangga yang membeli ayam untuk dikonsumsi sendiri. Adanya pelanggan tetap memungkinkan pemilik untuk memperkirakan keuntungan yang bisa didapatkan.

Pelanggan tetap dari usaha ini dapat dikatakan cukup loyal, hal ini dapat disimpulkan melihat terusnya pesanan produk yang dilakukan kepada pemilik. Namun, tetap perlu dilakukan strategi


(54)

yang baik agar pelanggan tetap ini selalu loyal dan untk menarik pelanggan baru.

Setiap harinya pemilik sudah memiliki gambaran berapa banyak pemesanan yang akan dilakukannya dengan pemasok,sehingga tidak terjadi kelebihan terlalu banyak dalam pemesanan. Kelebihan terlalu banyak dalam pemesanan dapat merugikan karena produk yang telah dipesan tidak dapat dikembalikan kembali kepada pemasok, sedangkan ketahanan dari produk tersebut tidak lama yaitu sekitar 3 hari.

Hal ini dapat menjadi kekuatan bagi usaha karena bisa meminimalisir resiko dalam penjualan. Namun pada hari-hari tertentu, misalnya hari minggu atau perayaan hari besar keagamaan (Hari Raya, Tahun Baru, Imlek, dan sebagainya) pasokan ayam akan ditambah karena biasanya pada hari tersebut jumlah permintaan akan sangat meningkat.

Penjualan Produk

Dalam dunia usaha khususnya bidang perdagangan, tehnik perdagangan memiliki peran yang sangat besar untuk meningkatkan penjualan. Oleh karena itu, setiap pedagang seharusnya memiliki suatu cara pemasarana yang berbeda dengan pesaing lain sehingga masyarakat mau bembeli produk dan menjadi pelanggan.


(55)

Dari hasil penelitian di usaha ayam potong pak imanto ini, penulis tidak menemukan adanya cara khusus dari pemilik dalam melakukan penjualan produk. Mungkin karena pemilik menganggap tidak perlu karena tergolong skala yang sangat kecil sehingga usaha ini belum memerlukan langkah-langkah tertentu dalam memasarkan produknya. Walaupun demikian, pemilik tetap mencoba menjangkau pelanggannya dengan aktif terhadap konsumen.

Usaha yang pemilik dalam melakukan penjualan dilakukan dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik dan produk yang terbaik sehingga konsumen menjadi puas. Dengan demikian konsumen tersebut akan meerekomendasikan usaha dagang ayam pak imanto kepada keluarga atau kenalan lainnya.

Strategi lain yang dilakukan ialah dengan membantu dalam menghubungi atau ikut serta dalam mencari dan melengkapi dafar belanja yang dimiliki pelanggannya yang rata-rata merupakan penjual di bidang kuliner. Banyak pelanggan baru menjadi langganan tetap berkat hal ini dan banyak pelanggan yang sudah loyal dikarenakan terbantu oleh pemilik.


(56)

Produk

Produk dagangan Pak Imanto merupakan ayam potong yang telah dibersihkan dan diantarkan setiap paginya ke kios oleh pemasok. Pemasok merupakan tempat pemilik pernah bekerja sebelumnya sebagai buruh harian dan berada di blok lain pada pasar tapiv. Pemasok mengambil ayam dari peternakan ayam dalam jumlah yang besar dan kemudian di jual kembali kepada pelanggan maupun retailer lainnya. Pemilik menjual 2 jenis ayam dalam kesehariannya. Kedua jenis ayam ini merupakan jenis ayam yang memiliki banyak daging, sehingga sangat cocok untuk usaha kuliner.

Jenis ayam tersebut antara adalah :  Ayam Broiler

Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. Upaya peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).

 Ayam Induk Petelur

Ayam induk petelur merupakan ayam broiler yang dijadikan indukan oleh peternak. Berat ayam induk petelur ini dapat mencapai 3-4 kg. Jenis ayam ini kebanyakan diolah lagi sebelum


(57)

dijual seperti digiling untuk bahan baku bakso dan juga dijadikan sate.

Kedua jenis ayam ini merupakan jenis ayam yang memiliki banyak daging, sehingga sangat cocok untuk usaha kuliner. Sebenarnya terdapat perbedaan antara daging yang telah diolah dengan yang belum di olah. Mengolah daging menambahkan biaya bagi pelanggan dalam prosesnya. Keuntungan inilah yang ingin pemilik dapatkan dengan pelanggan,tetapi pemilik belum bisa membeli alat untuk penggilingan daging yang menurutnya bisa sangat membantu dalam penjualan daging ayam tersebut.

Harga

Harga yang ditetapkan oleh pemilik mengikuti harga pasaran yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh harga daging ayam yang beredar itu sendiri. Dalam hal harga biasanya pedagang dibebaskan untuk menentukan harga sesuai kebijakannnya. Dalam teori bisnis, cara penetapan harga ini disebut dengan istilah harga menurut Marras (1999), harga dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan :

Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing method).

Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai.


(58)

Harga yang berdasarkan keseimbangan antara suplai dan permintaan.

Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar.

Dalam hal ini,pemilik lebih menggunakan cara pertama dalam penentuan harganya, yaitu dengan mendasarkan harga pada laba yang telah di tambahkan kebiaya total yang telah dikeluarkan.

Distribusi

Dalam dunia usaha terutama di bidang peragangan, saluan distribusi merupakan pintu gerbang antara produsen dengan konsumen. Maka semakain lancaran saluran distribusi berarti semakin mudah produk sampai pada konsumen. Dan kemudahan saluran tadi akan sangat mempengaruhi loyalitas konsumen untuk menjadi pelanggan.

Pada Usaha Ayam Potong Pak Imanto, pemilik lebih kepada menjual produknya secara langsung kepada pelanggan yang melalui pesanan atau datang ke tempat usaha. Pembeli dapat menentukan pilihan produk. Selain itu, pemesanan juga dapat dilakukan melalui telepon atau SMS, namun secara umum pembeli langsung datang ke kios pak Imanto.


(59)

B. Produksi dan Operasi

Secara umum perusahaan tidak memiliki kesulitan yang berarti dalam memperoleh produk yaitu ayam potong. Ayam broiler yang paling sering dipesan dan diolah dalam jumlah yang sangat besar umunya selalu tersedia sepanjangwaktu.

Perusahaan biasanya memesan sekitar 200 kilo perhari dengan perincian 150 di pagi hari dan 50 kilo pada siang hari, tergantung pesanan. Sejak pemilik pertama kali memulai berusaha, hubungan baik telah dimiliki oleh pemilik dengan pemasok.Hubungan ini berawal saat mulainya pemilik bekerja dengan pemasok sebagai buruh sebelum pemilik mulai memberanikan diri untuk memulai sendiri usahanya.

Setelah pemilik memulai usahanya sendiri ia mulai memesan barang dagangan kepada mantan atasannya tersebut. Hingga saat ini pemilik masi menjadi retailer dari tempat ia bekerja dulu.

Pemilikmenyediakan barang tidaklahberdasarkan pesanan saja. Setelah pesanan terpenuhi, pemilik tetap menyediakan lebih dari pemesanan yang telah ada guna memenuhi kebutuhan stok meskipun tidak banyak.

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi masih tradisional dan lebih mengandalkan kekuatan manusia. Peralatan yang digunakan merupakan peralatan yang biasa dijumpai di pasar-pasar penjual daging seperti beberapa macam pisau, timbangan dan boks es.

Dalam beroperasi, modal yang dimiliki oleh usaha dirasakan kurang mendukung untuk berkembang. Modal yang memadai terutama modal uang


(60)

sangat mendukung dalam pengembangan usaha. Walaupun modal berputar secara cepat dan stabil, pemilik merasamodal yang ada saat ini masih kurang untuk mengembangkan usahanya.

Pemilik masih memerlukan modal untuk mencari tempat baru untuk berjualan dikeranakan kios yang ada merupakan kios sewaan dan menambah alat-alat misalnya mesin penggilingan daging untuk membuat bakso. Dalam hal sewa tempat, tidak ada kepastian bagi pemilik apakah dapat terus menyewa dan berjualan di kios tersebut, karena pemilik kios belum tentu mengizinkan pemilik untuk memperpanjang sewa/kontrak kios tersebut. oleh karena itu, pemilik memiliki keinginan untuk membeli kios sendiri, namun karena keterbatasan modal, hal ini belum dapat terpenuhi.

Usaha ini juga dapat dikatakan sangat minim dalam hal pembukuan danadministrasi. Hal ini disebabkan pemilik merasa tidak mempunyai waktu untuk menuliskan kembali perincian keuangannya dan tidak adanya ketrampilan tentang bagaimana membuat pembukuan walaupun secara sederhana.

Pemilik seperti beranggapan bahwasemua biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh dapatdiperkirakan tanpa harus membuat pembukuan yang jelas dan pedoman padaprinsip akuntasi. Pemilik hanya mencatat transaksi dalam bentuk nota-notayang sering kali tidak tersimpan dengan baik.

Oleh karena itu, pengelolaan sumber dana yang dimiliki tidak digunakan secara efektif untuk pengembangan usaha, melainkan banyak digunakan untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan produksi perusahaan. Hal ini menjadi kelemahan perusahaan karena tidak ada data-data yang jelas mengenai biaya yang


(61)

dikeluarkan serta nilai keuntungan dan kerugian dari penjualan pada setiap harinya.

C. Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalammenjalankan satu usaha, karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuanperusahaan dan efisiensi kerja serta penekanan biaya produksi dipengaruhi olehfaktor ini.

Dalam hal ini identifikasi faktor sumber daya manusia meliputi prosesperekrutan dan penempatan tenaga kerja, karakteristik tenaga kerja operasional dankompetensi tenaga kerja tersebut.

Perekrutan dan Penempatan Tenaga Kerja

o Perekrutan tenaga kerja tidak menerapkan proses khusus yang terstruktur. Saat pemilik membutuhkan tenaga kerja, biasanya pemilik mendapatkan tenaga kerja yang berasal dari mitranya ataupun merupakan buruh yang bekerja disekitar kios sebelumnya, sehingga pemilik dapat mempercayai kecakapan tenaga kerjanya.Karena merekrut tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitat, pemilik dapat lebih mengetahui kebiasaan dan sikap calon pekerjanya tersebut.


(62)

Karakteristik Tenaga Kerja Operasional

o Tenaga kerja yang dimiliki oleh usaha ini merupakan buruh harian yang menangani para pelanggan disaat kios sedang sibuk. Usaha ini memiliki 2 buruh yang membantu pemilik setiap harinya.

Kompensasi Kerja

o Pemilik memberikan kompensasi sebesarRp. 70.000 kepada masing masing buruh dengan lama bekerja sekitar 10 jam kerja per hari. Jam kerja yang berlaku dimulai dari sekitar jam 4 pagi hingga 1 siang setiap harinya. Kios dibuka sekitar pukul 4.30 pagi dan di tutup pada pukul 12 siang. Setiap harinya buruh tersebut membantu persiapan buka kios dan membantu penutupan kios saat selesai berjualan pada pukul 12 siang.


(63)

4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal A. Faktor Politik

Dukungan pemerintah dalam menggalakkan wirausaha sangat gencar. Pemerintah banyak mengadakan pembinaan dan pengembangan serta bantuan modal kepada wirausahawan. Hal ini berpengaruh pada jumlah usaha kecil yang menjamur dan lebih banyak dibandingkan dengan usaha besar.

Dengan persentase yang lebih banyak,usaha kecil dapat menyerap tenaga kerja yang banyak dan mampu memanfaatkan penggunaan sumber daya lokal, sehingga usaha-usaha kecil ini tidak banyak mengalami imbasan yang kuat saat terjadi penurunanterhadap nilai mata uang.

B. Faktor Sosial

Faktor sosial dapat berpengaruh karena faktor tersebut bersifatselalu berubah. Pengetahuan masyarakat akan pentingnya nilaifungsi kesehatan pada makanan yang dikonsumsi semakinmembaik. Masyarakat sebagai konsumen menginginkan yang terbaik yang bisa mereka dapatkan untuk diri masing masing.

Hal ini menyebabkan masyarakat yang lebihselektif dalam memilih apa yang akan dikonsumsinya. Pertimbangan itulah yang menyebabkan rentannya produk yang dijual dengan isu yang berkembang. Jika terdapat isu di kalangan masyarakat, maupun berita mengenai penyakit yag


(64)

berkembang diantara ternak maka dapat dipastikan permintaan akan daging tersebut akan menurun.

C. Ancaman Pendatang Baru

Hambatan untuk memulai usaha ini, dilihat dari skala ekonomi dan permodalan relatif rendah karena usaha ini tidak memerlukan skala ekonomi yang

besar dan kebutuhan modal awal untuk usaha ini relatif kecil. Pendatang baru yang ingin memulai berusaha pun tidak terpengaruh oleh peraturan-peraturan tertentu karena tidak ada yang membatasi atau menghambat masuknya pendatang baru. Rendahnya hambatan masuk ini dapat menjadi ancaman, karena masuknya pendatang baru potensial yang mampu bersaing dapat meningkatkan persaingan.

D. Persaingan Antar Anggota Industri

Persaingan yang terjadi di dapat dikatakan kompetitif. Di Blok F pasar Tapiv sendiri terdapat 9 penjual ayam potong. Mudahnya prosedur/cara untuk memasuki industri ini mendorong pengusaha baru untuk masuk ke pasar tersebut. sehingga setiap orang yang berminat, dapat langsung membuka kios penjualan daging ayam, tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Apalagi konsumsi terhadap ayam potong adalah sangat tinggi, bukan hanya untuk konsumsi rumah tangga, tetapi juga rumah makan dan peneydia jasa kuliner lainnya.


(65)

Walaupun secara umum, para pedagang daging ayam ini menetapkan target pasar yang dipilih oleh pemilik merupakan pedagang kuliner.

Salah satu upaya yang dilakukan Pak Imanto dalam menghadapi persaingan adalah dengan menjaga citra dan nama baik sehingga pelanggan tidak beralih ke pedagang lain.

4.3 Identifikasi Faktor Lingkungan

Setelah mengidentifikasikekuatan,kelemahan, peluang dan ancamanyang berpengaruh terhadap rumusan pengembangan usaha,selanjutnya dilakukan identifikasi untuk menentukan faktor-faktor kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman dari analisis yang telah dilakukan diawal.

Hasil inidigunakan sebagai input analisis internal dan eksternal dengan menggunakanmatriks IFE dan EFE. Nilai yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE menghasilkan matriks IE sehingga dapat terlihat peta posisi perusahaan pada matriks tersebut.

Selanjutnya hasil analisis ini juga akan digunakan untuk merumuskan alternatifstrategi bisnis dalam analisis SWOT.


(66)

4.3.1 Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan

A. Kekuatan Usaha

Memiliki Pelanggan Tetap

Adanya pelanggan tetap dapat meminimalisir adanya resiko barang dagangan tidak laku atau tidak ada terjual yang mengakibatkan kerugian. Dengan adanya pelanggan tetap tersebut,maka penjualan perharinya dapat dipastikan seminimalnya laku sesuai dengan pesanan yang telah ada dan tidak menggantungkan hanya dari pembeli yang datang ke kios dan bersifat lebih tidak pasti karena kita tidak dapat memperkirakan pelanggan yang akan datang.

Telah Mengenal Baik Pemasok

Hubungan antara pemilik dan pemasok telah terjalin sejak lama yaitu sejak pemilik mulai bekerja dengan pemasok. Dengan adanya hubungan baik dengan pemasok maka ketersediaan barang lebih terjamin dan pemilik dapat mengandalkan pemasok saat terjadi kesulitan ayam dikarenakan pemasok merupakan pemain yang lebih besar daripada pemilik.

Memiliki Pengalaman

Pemilik memiliki pengalaman 12 tahun berkutat di dalam bisnis jual beli ayam sebelum memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri. Hal ini menyebabkan adanya kemudahan bagi pemilik dalam menjalankan usahanya karena telah terbiasa bekerja dalam bidang itu sebelumnya.


(67)

Berbekal pengalaman sebelumnya, saat memulai usaha dan menjalakannya pemilik langsung tau apa yang harus dilakukannya karena sudah lebih mengerti seluk beluk dan terbiasa dengan apa yang dikerjakannya.

Pemilik Mencoba Terus Mempertahankan Pelanggan

Saat berinteraksi dengan pelanggan, pemilik termasuk cepat dalam melayani dan juga ramah terhadap para pembeli. Untuk menjaga loyalitas pelanggan, pemilik juga sering membantu pelanggan dalam menghubungi pedagang lainnya dipasar yang dagangannya dibutuhkan oleh pelanggannya, sehingga mereka tidak perlu repot dalam berbelanja.

Setiap harinya pelanggan memesan ayam kepada pemilik. Hal ini dimanfaatkan oleh pemilik dengan sekalian menanyakan apa yang akan dibeli oleh pelanggan tersebut selain ayam. Setelah mendapatkan daftar belanjaan pelanggan, maka pemilik menbantu dengan cara mendatangi penjual lain yang barangnya dibutuhkan oleh pelanggan sehingga pelanggan tidak perlu sibuk berbelanja dan dapat langsung mengambil belanjaannya pagi di pagi hari. Karena bantuan seperti ini menyebabkan pelanggan lebih memilih berbelanja ke tempat pemilik agar tidak repot dan dilayani dengan cepat.

Lokasi Menguntungkan

Kios yang disewa oleh pemilik kebetulan bersebelahan dengan tukang giling daging. Banyak dari pelanggan merupakan pedagang kuliner yang bahan baku jualannya merupakan olahan daging ayam. Kondisi ini


(68)

menguntungkan bagi pemilik karena sebagian besar pelanggannya membutuhkan tukang giling.

Dengan adanya tukang giling, pelanggan tidak perlu berjalan jauh untuk menggiling dagingnya dan menghemat banyak waktu dalam berbelanja.Sehinggapelanggan banyak memilih untuk membeli ayam disana dengan pertimbangan gampang untuk menggiling daging setelahnya.

B. Kelemahan Usaha

Kios Yang di Tempati Bukan Milik Pribadi

Tempat berjualan pemilik sekarang merupakan kios yang disewa dengan jangka waktu 1 tahun. Kios yang disewa ini membuat kekhawatiran kepada pemilik karena tidak ada jaminan kedepannya bahwa setelah sewa berakhir, pemilik kios mau menyewakannya kembali kepada pemilik usaha. Ketakutan ini yang membuat pemilik ingin memiliki tempat sendiri untuk kegiatan usahanya.

Kurangnya Modal

Kecilnya modal membuat pemilik tidak dapat banyak melakukan sesuatu untuk mengembangkan usahanya, sehingga banyak kesempatan yang tidak dapat ditangkap oleh pemilik karena untuk mengembangkan usaha dibutuhkan modal yang lebih dan hal itu yang belum dapat dimiliki oleh pemilik.

Kekurangan dalam permodalan oleh pemilik saat ini sedang dicoba untuk diatasi dengan mengajukan pinjaman ke salah satu bank yaitu Bank


(69)

Sumut. Menurut pemilik, pinjaman akan digunakan untuk pembayaran sewa dan peningkatan penyediaan barang.

Pembukuan Tidak Tergonisir

Tidak terdapat pembukuan yang jelas pada usaha ini, catatan pengeluaran dan pemasukan tidak tertulis pada satu tempat sehingga tidak terorganisir dan merugikan karena tidak dapat dipantau bagaimana keadaan keuangan secara jelas. Kebanyakan transaksi yang dilakukan tidak dilakukan dengan memberi atau menerima catatan. Segala macam catatan hanya sekedar dikumpulkan dan terkesan seadanya sehingga tidak terlalu berdampak dalam kemudahan pencatatan dan kontrol keuangan.

Kurang Alat Penunjang Usaha

Sampai saat ini, pemilik dalam menjalankan usahanya hanya memiliki alat-alat dasar dalam berjualan seperti pisau dan sejenisnya. Dengan menambahkan beberapa alat lagi ke dalam kiosnya pemilik mungkin mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk lebih baik dalam melayani pelanggannya, seperti dengan memiliki mesin giling sendiri tentunya akan memudahkan bagi pelanggan dan menambah poin bagi pelanggan untuk memilih berbelanja di tempat pemilik.


(1)

Pertanyaan swot Strengths

Apa yang menurut bapak menjadi kelebihan bapak dari penjual lain? Saya merasa pintar mencari pelanggan,sehingga banyak orang berbealanja kepada saya terus menerus.

Apa keahlian atau pengetahuan bapak yang dapat membantu bapak? Pengalaman saya bekerja sebelumya selama 12 tahun,sehingga saya tau apa yang harus dilakukan berdasarkan pengalaman saya dulu.

Apa yang menurut orang adalah kelebihan bapak?

Teman saya sering sering berkata posisi kios saya menguntungkan yaitu tepat disebelah tukang giling daging,sehinnga mudah bagi pelanggan yang mau menggiling daging.

Apa yang membuat bapak merasa bapak lebih baik dari orang lain? Saya bukan merasa lebih baik,tetapi mungkin kelebihan saya ada pada bagaimana menangani pelanggan.

Weaknesses

Apa yang menjadi hambatan bagi bapak dalam menjalani usaha? Yang paling saya rasa menghambat adalah kurangnya modal. Sebenarnya banyak yang mau saya lakukan, seperti menambah jumlah dagangan ,membeli alat penggiling daging dan kedepannya saya ingin membeli satu tempat seperti ruko untuk berjualan disitu lengkap dengan mesin giling sendiri. Semua itu membutuhkan modal banyak bagi saya, dengan penjualan yang tidak meningkat akan lebih sulit bagi saya untuk mengumpulkan uang.

Apa yang menurut bapak kurang efisien dalam usaha bapak? Menurut saya dengan model usaha saya yang masi kecil, semua masi berjalan dengan baik. Tetapi mungkin bisa lebih diperbaiki lagi agar bisa berjalan lebih baik.


(2)

Apa yang bapak rasa kurang bisa bapak lakukan?

Saya merasa kurang bisa menyusun pembukuan usaha saya, menurut saya agak repot dan saya tidak mempunyai waktu untuk mencatat-catat.

Apa keahlian yang seharusnya bisa membantu tetapi tidak bapak milik?

Saya juga kurang tahu masalah itu, sepertinya yang saya jalani saat ini baik-baik saja dengan pengalaman yang saya miliki.

Opportunities

• Apa yang terjadi disekitar bapak yang sepertinya dapat membantu? Menurut saya, posisi saya yang menguntungkan yaitu disebelah tukang giling dan kios saya yang pertama dijumpai saat berbelanja ayam merupakan hal yang dapat menguntungkan saya.

• Dari segala hal yang terjadi,apa yang menurut bapak dapat membantu? Yang saya rasa membantu adalah adanya tukang giling disebelah kios saya,banyak pelanggan saya datang kembali agar tidak jauh jauh lagi kalau ingin menggiling daging.

• Apa yang belum dilakukan orang lain dalam meningkatkan usahanya? Orang belum berpikir langsung menyediakan alat giling di kiosnya padahal itu bisa meringankan pelanggan dan menguntungkan penjual, itu juga yang membuat saya ingin memliki alat giling.

• Siapa yang bisa mensupport bapak dan bagaimana?

Saya rasa bank dengan program program bantuan dana atau meminjam uang. Karena saya sudah pernah meminjam dari rentenir tetapi rasanya kurang tenang.

Threats

• Apa halangan yang bapak rasakan sekarang dalam menjalani bisnis? Selain modal tadi saya rasa tidak pastinya kios tempat berjualan

saya,karena saya menyewa kios dan tidak ada jaminan pemilik kios tempat saya berjualan mau menyewakannya lagi karena bisa saja ia mendapat tawaran yang lebih baik atau ia sendiri ingin berjualan di kios.


(3)

• Hal apa yang dapat menjadi hambatan ada di dalam persaingan berdagang bapak dalam memnjalani bisnis?

Kemungkinan terdapatnya saingan baru karena memang memulai usaha seperti saya bisa dikatakan gampang dan tidak perlu modal besar.


(4)

(5)

(6)