Matriks SWOT KERANGKA TEORI

2.5 Matriks I-E

Matriks I-E Internal-Eksternal merupakan salah satu parameter yang meliputi matrik parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal perusahaanyang masing-masing akan diidentifikasi ke dalam elemen eksternal dan internal melalui matriks Eksternal Factor Evaluation EFE dan Internal FactorEvaluation IFE. Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail Rangkuti, 2006. Matriks I-E merupakan penggabungan matrik EFE dan IFE yang menghasilkan sembilan macam sel dengan memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks-matriks IFE dan EFE. Pada prinsipnya kesembilan sel dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu pertumbuhan growth strategy, strategi pertahanan dan pemeliharaan stability strategy, serta strategi panendivestasi retrenchment strategy.

2.6 Matriks SWOT

Analisis SWOT Strengths, Weakness, Opportunities, Threats adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats. Universitas Sumatera Utara Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu: 1. Strategi SO Strengths-Opportunities yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal 2. Strategi WO Weakness-Opportunitiesbertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal 3. Strategi ST Strengths-threats yaitu menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal 4. Strategi WT Weakness- threats merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. 2.7Usaha Jual Beli Ayam Ayam Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini siap panen pada usia 28-45 hari dengan berat badan 1,2-1,9 kgekor Priyatno, 2000. Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat sedangkan kelemahannya Universitas Sumatera Utara adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi Murtidjo, 1987. Rasyaf 1994 menyatakan bahwa ransum merupakan sumber utama kebutuhan nutrien ayam broiler untuk keperluan hidup pokok dan produksinya karena tanpa ransum yang sesuai dengan yang dibutuhkan menyebabkan produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Frekuensi atau waktu pemberian ransum pada anak ayam biasanya lebih sering, sampai 5 kali sehari dan semakin tua ayam frekuensi pemberian ransum semakin berkurang sampai dua atau tiga kali sehari. Namun, yang perlu mendapat perhatian dari segi waktu ini adalah ketepatan waktu pemberian ransum setiap harinya perlu dipertahankan karena pemberian ransum pada waktu yang tidak tepat setiap hari dapat menurunkan produksi Rizal, 2006 Dalam penjualannya, daging ayam mempunyai beberapa istilah yang dipakai untuk jenis jenis tertentu seperti : 1. Ayam hidup, yaitu ayam yang belum disembelih atau dipotong di pemotongan ayam . Ayam hidup ini umumnya berupa ayam pedaging broiler, ayam pejantan petelur, ataupn ayam kampung. 2. Karkas, yaitu ayam yang telah disembelih dan dikurangi bagian-bagian tertentu. Karkas ayam dibedakan menjadi karkas kosong dan karkas isi . a. Karkas kosong : ayam yang telah disembelih dan dikurangi darah,bulu,alat-alat tubuh bagian dalam jeroan, kepala, dan kakinya . Biasanya paru-paru dan ginjal menjadi bagian dari karkas, kecuali ada permintaan khusus. Universitas Sumatera Utara b. Karkas isi : karkas kosong segar tetapi diisi dengan hati,jantung,dan ampela yang sudah dibersihkan. 3. Whole chicken, yaitu istilah untuk karkas ayam utuh . Umumnya istila ini dipakai oleh pasar-pasar swalayan, hotel, dan restoran besar . Karkas ayam utuh dapat berupa KKA, KRB , baby chicken , dan chiken spring. Karkas dan sampingan hasil pemotongan ayam tradisional umumnya dijual di pasar-pasar tradisional pasar becek,wet market, warung makan tegal,warung makan sunda,rumah makan padang dan usaha katering rumahan. Pelanggan customer tersebut biasanya tidak menuntut kualitas yang terlalu tinggi. Dengan demikian,harganya pun relatif murah dibandingkan karkas dan sampingan hasil produksi rumah pemotongan ayam modern yang dijual di pasar swalayan, hotel dan restoran . Pangsa pasar selain ditentukan oleh kualitas karkas dan sampingan yang dihasilkan juga sangat ditentukan oleh ukuran atau berat karkas yang dijual . berikut ini diuraikan pangsa pasar berdasarkan berat karkas. Universitas Sumatera Utara TABEL 2.8.1 Pangsa Pasar Ayam Potong berdasarkan Berat Karkas Berat Karkas Sasaran Pemasaran 0,4-0,6 kg baby chiken Hotel,Restoran besar. 0,8-0,9 kg Rumah makan ayam panggang,hotel dan pasar tradisional. 0,8-1,1 kg Pasar swalayan supermarket. Pasar tradisional juga banyak menjual ukuran ini. 1,1-1,2 kg Restoran fast food, seperti Kentucky Fried Chicken, California Fried Chiken, AW , Burger King dan lain lain. 1,3-1,5 kg Katering, seperti katering untuk penerbangan, katering untuk perusahaan asing dan sebagainya. Restoran, seperti restoran jepang, restoran korea, restoran bakmi dan sebagainya Lebih dari 1,5 kg Industri mie instan, perusahaan kaldu ayam, dan sebagainya . Rumah makan soto ayam, rumah makan sate ayam dan sebagainya. Priyatno,2000 Dalam usahanya sendiri, usaha jual beli ayam potong Pak Imanto ini menjalankan usahanya dengan cara memesankan kembali kepada pemasok daging ayam dan memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan permintaan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan digunakan adalah denganpendekatan metode analisis kualitatif dan konsep manajemen strategis. Data tersebut diolah secara deskriptif. Menurut sugiyono 2006 penelitian dengan metode deskriptif adalah dengan melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang ini berkenaan dengan kondisi yang ada dan memusatkan diri pada pemecahan masalah yang akan datang.Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan alat analisis IFE, EFE, dan SWOT. Data kuantitatif dapat digunakan pada analisis ini sampai batas-batas tertentu sesuai dengan kebutuhan dalam analisis kualitatif. Penggunaan data kuantitatif tersebut dimaksud untuk mempertajam dan sekaligus memperkaya analisis kualitatif itu sendiri. Bungin, 2003

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di usaha ayam potong Pak Imanto yang terletak di Pasar Tapiv, Binjai, Sumatra Utara. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2014.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dandata sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung Universitas Sumatera Utara