Radio Jenis-jenis Media Massa

15 Universitas Sumatera Utara menyuarakan semangat gerakan kebangsaan, maka pada masa itu penerbitan pers menyuarakan semangat untuk mempertahankan kemerdekan. Majalah-majalah yang terbit pada masa itu antara lain, Pantja Raja, Pembangoenan Indonesia, dan Siasat . Jurnalisme media cetak mencapai puncak kejayaannya ketika berbagai majalah dan surat kabar mulai menyertakan fotografi di halamannya untuk menguatkan isi berita yang dimuat. Audience yang menjadi sasaran mereka pun meluas. Perkembangan penerbitan majalah semakin bervariasi dan bercorak khusus, dengan misi dan target pembaca yang khusus pula. Majalah memiliki kelebihan dibanding media lainnya, antara lain mempunyai kemampuan untuk menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi, mempunyai kemampuan mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak terhadap prestise majalah yang bersangkutan, memiliki usia edar yang panjang dibandingkan media lainnya, memiliki kualitas visual yang baik karena umumnya majalah dicetak di kertas yang berkualitas tinggi dengan desain yang menarik. Majalah juga memiliki beberapa kelemahan yang kurang menguntungkan bagi penggunanya antara lain fleksibilitas yang terbatas, karena pengiklan harus segera memberikan final artwork iklannya sebelum pembuatan desain majalah, biaya yang dipakai untuk menjangkau pembacanya menjadi lebih mahal karena majalah hanya beredar di lingkungan yang terbatas, proses pendistribusian yang kurang lancar, yang mengakibatkan peredaran majalah menjadi lambat sehingga menumpuk di rak-rak toko buku.

3. Radio

Radio adalah alat untuk menyampaikan pernyataan umum information yang auditif melalui gelombang elektromagnetis gelombang listrik frekuensi tinggi dan bekerja atas dasar prinsip getaran udara Radio merupakan media auditif hanya bisa didengar, tetapi murah, merakyat, dan dapat dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio Universitas Sumatera Utara 16 Universitas Sumatera Utara memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya Masduki, 2001 Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman orde baru. Radio siaran yang pertama di Indonesia waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda , ialah Bataviase radio siaran Vereniging BRV di Batavia Jakarta tempo dulu yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta, setelah BRV berdiri secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan yang terbesar dan terlengkap adalah NIROM Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij di Jakarta, Bandung dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda. Ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai Jepang. Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia baru dapat disiarkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris pukul 19.00 WIB namun hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945 naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan ke luar batas tanah air, dibuat pemancar gelap dan berhasil berkumandang di udara radio siaran dengan stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”. Akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi Effendy, 2007:156-166. Radio saat ini banyak memberikan sesuatu yang baru karena saat ini radio sebagai media tidak hanya memberikan informasi berupa berita tetapi juga hiburan yang dapat dinikmati oleh khalayak tanpa adanya iuran. Romli dalam buku Broadcast Journalism, menyebutkan radio memiliki kelebihan dan Universitas Sumatera Utara 17 Universitas Sumatera Utara kelemahan diantaranya cepat dan langsung. Sarana tercepat, lebih cepat dari Koran ataupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak, seperti siaran televisi atau sajian media cetak, suara penyiar hadir di rumah atau didekat pendengar, panduan kata- kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar, tidak rumit, tidak banyak pernik, bagi pengelola maupun pendengar, siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA suku, agama, ras,antar golongan, dan kelas sosial, dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi, pesawat radio relative jauh lebih murah, radio memiliki kesetaraan alami transient nature sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan, siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktifitas yang lain. Romli, 2004 : 23 Radio juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya, siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan, pendengarnya tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaanya dari awal tulisan, sajian informasi radio bersifat global, tidak detail, waktu siaran relative terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar, yang bias menambah jumlah halaman dengan bebas, program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat berbeda dengan surat kabar, pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir atau langsung ke rubrik yang ia sukai dan siaran radio mengandung gangguan, seperti timbul tenggelam fading dan gangguan teknis “channel noise factor ”.

4. Televisi