14 Universitas Sumatera Utara
terbitan Indonesia mulai berkembang. Isi dari surat kabar terbitan anak bangsa ini umumnya bersifat perjuangan.
Menurut Rhenald Kasali 1992:107-108 dalam bukunya yang berjudul Manajemen Periklan, kekuatan surat kabar adalah dapat menjangkau daerah-
daerah perkotaan sesuai dengan cakupan pasarnya nasional, regional, atau lokal, surat kabar dapat dibawa kemana-mana, dan hal yang dimuat dalam surat kabar
adalah hal-hal aktual yang perlu segera diketahui khalayak pembacanya. Sedangkan kelemahan surat kabar adalah surat kabar dibaca orang dalam tempo
yang singkat sekali, umumnya tidak lebih dari lima belas menit, dan mereka hanya membaca sekali saja. Surat kabar juga cepat basi, hanya berusia 24jam,
sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik. Sebagai contohnya pembaca
dengan bahasa yang berbeda dan umumnya surat kabar adalah bacaan bagi pria.
2. Majalah
Menurut Junaedhie 2010:13 majalah adalah media cetak yang terbit secara berkala, memiliki sampul, setidak-tidaknya punya wajah, dan dirancang
secara khusus, dijilid atau sekurang-kurangnya memiliki sejumlah halaman tertentu.
Majalah sebagai salah satu bentuk media cetak memiliki sejarah yang cukup panjang hingga saat ini. Majalah juga berjasa pada masa pergerakan
kebangsaan bahkan dalam masa mempertahankan kemerdekaan, dimana majalah berperan sebagai corong yang menyuarakan program-program organisasi para
pejuang. Masa menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, media cetak termasuk
majalah yang diterbitkan pada masa itu merupakan tandingan dari surat kabar yang diterbitkan pemerintah Jepang. Terjadi banyak pembredelan surat kabar
karena isinya yang bersifat propaganda bagi pemerintah pada waktu itu, seperti surat kabar Berita Indonesia, Harian Rakyat, dan Soeara Indonesia.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan, penerbitan majalah mulai marak kembali meskipun isinya mulai bergeser. Zaman pra-kemerdekaan penerbitan majalah
Universitas Sumatera Utara
15 Universitas Sumatera Utara
menyuarakan semangat gerakan kebangsaan, maka pada masa itu penerbitan pers menyuarakan semangat untuk mempertahankan kemerdekan. Majalah-majalah
yang terbit pada masa itu antara lain, Pantja Raja, Pembangoenan Indonesia, dan Siasat
. Jurnalisme media cetak mencapai puncak kejayaannya ketika berbagai
majalah dan surat kabar mulai menyertakan fotografi di halamannya untuk menguatkan isi berita yang dimuat. Audience yang menjadi sasaran mereka pun
meluas. Perkembangan penerbitan majalah semakin bervariasi dan bercorak khusus, dengan misi dan target pembaca yang khusus pula.
Majalah memiliki kelebihan dibanding media lainnya, antara lain mempunyai kemampuan untuk menjangkau segmen pasar tertentu yang
terspesialisasi, mempunyai kemampuan mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak terhadap prestise majalah yang
bersangkutan, memiliki usia edar yang panjang dibandingkan media lainnya, memiliki kualitas visual yang baik karena umumnya majalah dicetak di kertas
yang berkualitas tinggi dengan desain yang menarik. Majalah juga memiliki beberapa kelemahan yang kurang menguntungkan
bagi penggunanya antara lain fleksibilitas yang terbatas, karena pengiklan harus segera memberikan final artwork iklannya sebelum pembuatan desain majalah,
biaya yang dipakai untuk menjangkau pembacanya menjadi lebih mahal karena majalah hanya beredar di lingkungan yang terbatas, proses pendistribusian yang
kurang lancar, yang mengakibatkan peredaran majalah menjadi lambat sehingga menumpuk di rak-rak toko buku.
3. Radio