Visi dan Misi Dinas Sosial dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Narkotika

korban dan psikologisnya. Tentunya hal ini membutuhkan penaganan, salah satunya dengan merujuk korban penyalahgunaan NAPZA untuk mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial dipanti. Kebijakan pemerintah melalui Kementrian Sosial RI dalam merehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA berupaya untuk merehabilitasi korban. Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan yang maksimal sesuai dengan rehabilitasi sosial konvensional, maka:

1. Visi dan Misi Dinas Sosial dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Narkotika

Pusat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA Insyaf yang juga disebut dengan Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf merupakan Unit Pelaksanaan Teknis UPT Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA yang didirikan pada tahun 1977, yang kemudian resmi beroperasi pada tahun 1979. Pada mulanya Panti ini bernama Panti Rehabilitasi Sosial Anak Nakal dan Korban Narkotika PRS ANKN. Pada tahun 1994 kemudian berubah namanya menjadi Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Direktorat Jenderal Bina Rehabilitasi Sosial Depsos RI Nomor 06KEPBRSIV 1994,Tanggal 26 April 1994. 1. Visi Sebagai sebuah organisasi yang memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban Penyalahgunaan Narkoba, Pusat Rehabilitasi Sosial Korban Universitas Sumatera Utara Penyalahgunaan NAPZA Insyaf Sumut memiliki visi memberikan pelayanan yang Berkualitas dan Profesional. 2. Misi Untuk mencapai visi sebagaimana yang tersebut di atas maka Pusat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA Insyaf Sumut memiliki Misi sebagai berikut: a Menetapkan standardisasi pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan Narkoba b Legislasi pelayanan dan rehabilitasi social korban penyalahgunaan Narkoba c Mengembangkan alternatif Intervensi di bidang pelayanan dan rehabilitasi social korban penyalahgunaan narkoba d Meningkatkan kemampuan dan kompetensi pekerja sosial e Membangun jaringan dengan dunia usaha Relavansi antara visi dan missi yang dimiliki Panti Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara adalah upaya yang bersifat represif dan preventif. Kebijakan yang dibentuk merupakan kebijakan yang bersifat parsial. 2.Keterkaitan antara tujuan pemidanaan dengan pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Narkotika di Dinas Sosial Pemidanaan adalah penjatuhan hukuman kepada pelaku yang telah melakukan perbuatan pidana. Perbuatan pidana merupakan: 103 103 H. Salim, Op.cit, hlm. 149 Universitas Sumatera Utara “perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan, yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang, sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu”. Pemidanaan yang dijatuhkan pada seseorang memiliki tujuan yang tepat dijatuhkan berdasarkan atas perbuatan pidana yang dilakukan. Seperti pemidanaan sebagai sarana pembalasan atas kejahatan yang dilakukan seseorang. Disini kejahatan dipandang sebagai perbuatan yang amoral dan asusila di dalam masyarakat, oleh karena itu pelaku kejahatan harus dibalas dengan menjatuhkan pidana. Tujuan pemidanaan dilepas dari tujuan apapun, sehingga pemidanaan hanya mempunyai satu tujuan, yaitu pembalasan. 104 Selain tujuan pemidanaan diatas, ada pula pemidanaan yang bertujuan untuk mencegah seseorang supaya tidak melakukan kejahatan, dan bukan sebagai sarana pembalasan masyarakat juga di jatuhkan dengan maksud dimana ancaman pemidanaan tersebut membuat seseorang merasa takut dan menahan diri untuk melakukan kejahatan. 105 Treatment sebagai tujuan pemidanaan yakni menyatakan bahwa pemidanaan sangat pantas diarahkan kepada pelaku kejahatan, bukan pada perbuatannya. Namun pemidanaan yang dimaksud adalah untuk memberi tindakan perawatan treatment dan perbaikan rehabilitation kepada pelaku kejahatan sebagai pengganti dari penghukuman. Hal ini berlandaskan pada alasan bahwa pelaku kejahatan adalah 104 Ibid 105 I bid Universitas Sumatera Utara orang yang sakit, sehingga membutuhkan tindakan perawatan treatment dan perbaikan rehabilitation. 106 Social Defence merupakan hukum perlindungan sosial, tujuan utama dari hukum perlindungan sosial adalah mengintegrasikan individu ke dalam tertib sosial dan bukan pemidanaan terhadap perbuatannya. 107 Untuk melihat sejauhmana Keterkaitan antara tujuan pemidanaan dengan pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Narkotika, terlebih dahulu dibahas mengenai tujuan pelaksanaan rehabilitasi pecandu narkotika, yaitu: 108 adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan rehabilitasi untuk pecandu dan atau penyalahguna narkotika adalah mencegah seseorang menyalahgunakan NAPZA, pencegahan yang dilakukan terhadap pengguna agar tidak mengalami ketergantungan terhadap NAPZA, dan pencegahan terhadap pengguna yang sudah pulih dari ketergantungan NAPZA setelah menjalani rehabilitasi sosial agar tidak mengalami kekambuhan. 109 Maka jelas dari tujuan dapat disimpulkan bahwa kebijakan rehabilitasi untuk para penyalahguna dan atau pecandu Narkotika ada saling berkaitan dengan beberapa tujuan pemidanaan lainnya. Seperti tujuan pemidanaan treatment yang mana dilakukan dengan tujuan perawatan karena pemidanaan diarahkan pada pelaku dan bukan pada perbuatannya. Untuk pemidanaan Social deffence yang mana tujuannya adalah perlindungan sosial yakni, pelaksanaan rehabilitasi untuk 106 Ibid 107 Ibid 108 Komunikasi Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Badan Narkotika Nasional 109 http:health.liputan6.comread2057925bnn-pengguna-narkoba-itu-orang-sakit-harus- disembuhkan. diakses pada tanggal 5 Juni 2014. Universitas Sumatera Utara melindungi masyarakat dan para penyalahguna dan atau pecandu dari dampak buruk narkoba. Keterkaitan tujuan pemidanaan untuk mencegah seseorang supaya tidak melakukan kejahatan tindak pidana narkotika juga jelas berkaitan, karena hakim tidak selalu menjatuhkan vonis sanksi tindakan, tetapi disertai pidana penjara, seperti vonis yang menjatuhkan bahwa si tersangka di jatuhkan pidana penjara 1 satu tahun dengan tetap di rehabilitasi, yakni di rehabilitasi medis atau rehabilitasi sosial.

1. Kemanfaatan Bagi Pecandu Narkotika Dalam Fakta Di Lapangan

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Pembayaran Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan(Studi Pada Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Dengan Cv. Tri Putra Manunggal Di Medan)

15 127 93

Analisis Yuridis Rehabilitasi Terhadap Pecandu Narkotika Dalam Perspektif Pembaharuan Hukum Pidana Nasional

5 136 119

Evaluasi Proyek Rehabilitasi Sosial Mantan Pecandu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif ( Kasus Panti Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra " Galih Pakuan" Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

1 17 97

SKRIPSI URGENSI REHABILITASI PECANDU BAGI URGENSI REHABILITASI PECANDU BAGI PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA.

0 3 13

NASKAH PUBLIKASI REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA Rehabilitasi Terhadap Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Yuridis-Empiris Di Lapas Narkotik Yogyakarta).

0 1 15

KEBIJAKAN PENEGAK HUKUM DALAM MELAKUKAN REHABILITASI TERHADAP PECANDU NARKOTIKA PADA ANAK DIBAWAH UMUR.

0 0 8

PELAKSANAAN REHABILITASI SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Pada Loka Rehabilitasi Kalianda)

1 1 14

BAB II APLIKASI KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI PECANDU NARKOTIKA A. Kebijakan Kriminal Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan - Aplikasi Kebijakan Hukum Piana Terhadap Pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Dalam Tindak Pidana Nark

0 1 50

BAB I PENDAHULUAN - Aplikasi Kebijakan Hukum Piana Terhadap Pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Dalam Tindak Pidana Narkotika (Studi Di Rehabilitasi Kementerian Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara)

0 0 24

APLIKASI KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKSANAAN REHABILITASI PECANDU DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi di Rehabilitasi Kementerian Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara)

0 0 13