Keseimbangan terhadap Tujuan Pemidanaan Rehabilitasi dengan Tujuan

C. Keseimbangan terhadap Tujuan Pemidanaan Rehabilitasi dengan Tujuan

Pemidanaan Lainnya Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang disingkat dengan NAPZA, merupakan permasalahan sosial yang kompleks dan berkembang sangat pesat, bahkan sudah sampai pada tingkat yang memprihatinkan . jumlah korban penyalahgunaan NAPZA yang terus meningkat mengikuti deret ukur, sementara pusat rehabilitasi yang memberikan pelayanan rehabilitasi sosial masih hitungan deret hitung. Menurut data yang data dari BNN Badan Narkotika Nasional jumlah korban penyalahgunaan NAPZA terus bertambah, Tahun 2013 3,2 juta orang atau 1,5 dari jumlah penduduk di Indonesia. Sedangkan jumlah lembaga rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA di seluruh Indonesia mencapai 92 lembaga. Jika dibandingkan kedua data tersebut maka tidak sebanding antara jumlah korban dengan lembaga rehabilitasi karena daya tampung masing- masing lembaga rata-rata 110 orang. 102 Dampak penyalahgunaan narkoba berpengaruh pada sendi-sendi keluarga, masyarakat dan pemerintah yang mengakibatkan hubungan diantara ketiganya mengalami gangguan. Penyalahguna menjadi beban bagi keluarga, adanya stigma masyarakat yang buruk terhadap korban, perilaku korban cenderung melakukan tindakan kriminal, tawuran dan pemerintah mengalami gangguan dalam melanjutkan pembangunan khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia. Secara langsung dampak penyalahgunaan NAPZA berpengaruh pada kondisi fisik 102 Pedoman Pelaksanan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA, Pusat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA “INSYAF” Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara korban dan psikologisnya. Tentunya hal ini membutuhkan penaganan, salah satunya dengan merujuk korban penyalahgunaan NAPZA untuk mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial dipanti. Kebijakan pemerintah melalui Kementrian Sosial RI dalam merehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA berupaya untuk merehabilitasi korban. Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan yang maksimal sesuai dengan rehabilitasi sosial konvensional, maka:

1. Visi dan Misi Dinas Sosial dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Narkotika

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Pembayaran Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan(Studi Pada Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Dengan Cv. Tri Putra Manunggal Di Medan)

15 127 93

Analisis Yuridis Rehabilitasi Terhadap Pecandu Narkotika Dalam Perspektif Pembaharuan Hukum Pidana Nasional

5 136 119

Evaluasi Proyek Rehabilitasi Sosial Mantan Pecandu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif ( Kasus Panti Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra " Galih Pakuan" Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

1 17 97

SKRIPSI URGENSI REHABILITASI PECANDU BAGI URGENSI REHABILITASI PECANDU BAGI PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA.

0 3 13

NASKAH PUBLIKASI REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA Rehabilitasi Terhadap Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Yuridis-Empiris Di Lapas Narkotik Yogyakarta).

0 1 15

KEBIJAKAN PENEGAK HUKUM DALAM MELAKUKAN REHABILITASI TERHADAP PECANDU NARKOTIKA PADA ANAK DIBAWAH UMUR.

0 0 8

PELAKSANAAN REHABILITASI SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Pada Loka Rehabilitasi Kalianda)

1 1 14

BAB II APLIKASI KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI PECANDU NARKOTIKA A. Kebijakan Kriminal Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan - Aplikasi Kebijakan Hukum Piana Terhadap Pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Dalam Tindak Pidana Nark

0 1 50

BAB I PENDAHULUAN - Aplikasi Kebijakan Hukum Piana Terhadap Pelaksanaan Rehabilitasi Pecandu Dalam Tindak Pidana Narkotika (Studi Di Rehabilitasi Kementerian Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara)

0 0 24

APLIKASI KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKSANAAN REHABILITASI PECANDU DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi di Rehabilitasi Kementerian Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara)

0 0 13