Sosiologi SMA Kelas X
84
3. Agama
Sumber: Encarta Encyclopedia, 2002
Ka’bah sebagai pusat ibadah bagi umat Islam
Pada dasarnya agama mengajarkan tentang hubungan yang harmonis, baik hubungan antara sesama manusia, hubungan antara manusia dengan makhluk lain, dan hubungan antara
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang harmonis tersebut diperkuat dengan ajarah bahwa perbuatan yang baik akan mendatangkan pahala, sedangkan perbuatan yang
jahat akan mendatangkan dosa. Dengan keyakinan seperti ini seseorang yang religius akan memiliki pengendalian sosial yang baik sehingga kehadirannya akan selalu menyenangkan
orang lain, bukan menyusahkan orang lain. Pemahaman yang kuat terhadap ajaran-ajaran agama akan membuat seseorang semakin kuat dalam pengendalian sosial.
4. Adat Istiadat
Pada dasarnya adat istiadat merupakan sistem nilai dan sistem norma yang tumbuh, berkembang, dan sekaligus dijunjung tinggi oleh warga masyarakat di lingkungannya. Ada
kalanya adat istiadat diwarnai oleh ajaran-ajaran agama, seperti yang tampak pada pepatah Minang: “Adat basandikan syara”. Meskipun sanksi adat tidak tertulis secara normatif, akan
tetapi adat istiadat mendarah daging dalam peri kehidupan masyarakat. Itulah sebabnya adat istiadat cukup efektif berperan sebagai sarana pengendalian sosial.
Sumber: Encarta Encyclopedia, 2002
Lingkungan keluarga yang harmonis akan berdampak bagi pembinaan kepribadian anak
Pengendalian Sosial
85
5. Keluarga
Keluarga merupakan kesatuan masyarakat yang terkecil yang terdiri dari bapak, ibu, anak, dan orang lain yang dianggap sebagai anggota. Salah satu fungsi utama adalah pendidikan
yang diselenggarakan oleh orang tua kepada anak-anak mereka. Begitu besarnya peranan keluarga dalam memberikan pendidikan sampai-sampai Ki Hajar Dewantoro mengatakan
bahwa “Pendidikan di keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama”.
Keluarga yang harmonis akan menciptakan suasana pendidikan yang kondusif bagi pembentukan kepribadian anak. Seperti yang sering diketahui bahwa anak-anak drop out
dan para gelandangan biasanya berasal dari lingkungan keluarga yang berantakan broken home. Ini berarti bahwa keluarga memegang peranan yang sangat besar bagi pengendali-
an sosial selaras dengan pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya. Namun demikian, besar kecilnya peran keluarga terhadap pendidikan anak sangat tergantung pada komitmen
keluarga, terutama dari pihak orang tua bapak dan ibu terhadap pertumbuhan dan per- kembangan anak-anak mereka.
Pengendalian sosial merupakan suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana ataupun tidak terencana, yang mengajarkan, membujuk, atau bahkan memaksa
setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kehidupan kelompok. Dengan demikian, tujuan dari pengendalian sosial adalah:
1. Memelihara pelaksanaan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat,
2. Mencegah terjadinya penyimpangan terhadap sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, dan
3. Memulihkan keadaan sebagai akibat dari terjadinya penyimpangan terhadap sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Memelihara pelaksanaan sistem nilai dan sistem norma serta mencegah terjadinya penyimpangan terhadap sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat sering disebut dengan pengendalian preventif. Sedangkan memulihkan keadaan sebagai akibat dari terjadinya penyimpangan terhadap sistem nilai dan sistem norma yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat sering disebut dengan pengendalian represif.
Adapun cara-cara yang dapat ditempuh untuk melakukan pengendalian sosial adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan sosialisasi tentang sistem nilai dan sistem norma yang telah disepakati
bersama sehingga setiap anggota masyarakat akan memperoleh pengertian dan pemahaman.
2. Dilakukan tekanan sosial, baik secara perorangan maupun kelompok sehingga setiap anggota masyarakat segan dalam melakukan pelanggaran.
3. Jika langkah di atas tidak membuahkan hasil, maka diperlukan kekuatan dan kekuasaan yang dapat menegakkan pengendalian sosial secara resmi.
R
angkuman