Pengendalian Sosial
83
E. Peranan Pranata Sosial bagi Upaya Pengendalian Sosial
Keteraturan sosial tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Sebaliknya, keteraturan sosial perlu diusahakan dengan memaksimalkan peranan lembaga pranata sosial yang ada di
tengah-tengah masyarakat. Lembaga pranata sosial memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pengendalian, yakni terhadap perilaku-perilaku yang
menyimpang. Lembaga pranata sosial pada dasarnya dapat bersifat institusional dan noninstitusional.
Lembaga pranata sosial yang bersifat institusional dapat melaksanakan peran pengendalian sosial secara formal, seperti kepolisian, lembaga pemasyarakatan, pengadilan, dan lain
sebagainya. Sedangkan lembaga pranata sosial yang bersifat noninstitusional dapat melaksanakan peran-peran pengendalian sosial secara informal, seperti yang terjadi pada
keluarga, teman sejawat, agama, adat istiadat, dan lain sebagainya.
1. Kepolisian
Sumber: Sumber Pikiran Rakyat
Kepolisian, bertugas menjalankan penegakan hukum
Lembaga kepolisian merupakan lembaga formal yang melaksanakan tugasnya berdasarkan hukum. Lembaga kepolisian memegang peranan yang sangat penting dalam
mencegah dan sekaligus mengatasi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh warga masyarakat. Tugas-tugas kepolisian berkaitan erat dengan penertiban, pemeriksaan,
penangkapan, penyidikan untuk kemudian mengajukan tersangka yang ke pengadilan.
2. Pengadilan
Seperti halnya kepolisian, pengadilan merupakan lembaga formal yang melaksanakan tugasnya berdasarkan hukum yang berlaku. Pengadilan sangat berperan dalam menjamin
kepastian hukum. Peran utama pengadilan adalah membuat putusan hukum terhadap warga masyarakat yang terbukti telah melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma hukum
yang berlaku. Keputusan tersebut diambil selain berdasarkan aturan-aturan hukum yang ada juga mempertimbangkan nilai-nilai kepatutan dan kesusilaan.
Sosiologi SMA Kelas X
84
3. Agama
Sumber: Encarta Encyclopedia, 2002
Ka’bah sebagai pusat ibadah bagi umat Islam
Pada dasarnya agama mengajarkan tentang hubungan yang harmonis, baik hubungan antara sesama manusia, hubungan antara manusia dengan makhluk lain, dan hubungan antara
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang harmonis tersebut diperkuat dengan ajarah bahwa perbuatan yang baik akan mendatangkan pahala, sedangkan perbuatan yang
jahat akan mendatangkan dosa. Dengan keyakinan seperti ini seseorang yang religius akan memiliki pengendalian sosial yang baik sehingga kehadirannya akan selalu menyenangkan
orang lain, bukan menyusahkan orang lain. Pemahaman yang kuat terhadap ajaran-ajaran agama akan membuat seseorang semakin kuat dalam pengendalian sosial.
4. Adat Istiadat
Pada dasarnya adat istiadat merupakan sistem nilai dan sistem norma yang tumbuh, berkembang, dan sekaligus dijunjung tinggi oleh warga masyarakat di lingkungannya. Ada
kalanya adat istiadat diwarnai oleh ajaran-ajaran agama, seperti yang tampak pada pepatah Minang: “Adat basandikan syara”. Meskipun sanksi adat tidak tertulis secara normatif, akan
tetapi adat istiadat mendarah daging dalam peri kehidupan masyarakat. Itulah sebabnya adat istiadat cukup efektif berperan sebagai sarana pengendalian sosial.
Sumber: Encarta Encyclopedia, 2002
Lingkungan keluarga yang harmonis akan berdampak bagi pembinaan kepribadian anak