Simpati dan empati Latar Belakang Terjadinya Interaksi Sosial dalam Kehidupan Manusia

Sosiologi SMA dan MA Kelas X Semester II 36 Simpati merupakan gejala kejiwan yang ditandai dengan adanya ketertarikan terhadap sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau sekelompok orang. Simpati biasanya ditandai dengan adanya rasa tertarik atau bahkan rasa cinta kepada seseorang atau sekelompom orang. Sedangkan empati merupakan agak mirip dengan simpati, yakni merupakan gejala kejiwaan tetapi dibarengi dengan perasaan organisma tubuh yang sangat dalam sehingga seolah-olah ikut merasakan penderitaan seseorang atau sekelompok orang yang terkena musibah. Misalnya, kita ikut merasa iba sampai meneteskan air mata ketika menyaksikan peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa.

B. KETERATURAN SOSIAL SEBAGAI HASIL DARI INTERAKSI SOSIAL

1. Proses Interaksi Sosial

Ditinjau dari istilahnya, interaksi terdiri dari dua suku kata, yaitu inter yang berarti hubungan timbal balik dan action yang berarti tindakan. Dengan demikian istilah interaksi dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Proses interaksi dapat berlangsung apabila memenuhi dua syarat, yaitu: 1 adanya kontak sosial, dan 2 adanya komunikasi. Kontak sosial merupakan peristiwa bertemunya antara satu pihak dengan pihak yang lain, baik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok. Kontak sosial merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial. Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Kontak sosial secara langsung misalnya adalah kontak sosial antara seorang guru dengan para pelajar dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Sedangkan kontak sosial secara tidak langsung misalnya adalah melihat pengumuman kelulusan melalui surat kabar. Komunikasi merupakan proses saling berhubungan dan saling menyampaikan pesan antara antara dua belah pihak dengan menggunakan media tertentu. Peristiwa komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti mendengarkan radio, menonton televisi, berbicara langsung, menulis surat, menelepon, dan lain sebagainya. Komunikasi dapat terjadi jika terdapat beberapa unsur sebagai berikut: 1. Adanya pihak yang menyampaikan pesan yang disebut dengan komunikator. 2. Adanya pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator yang disebut dengan massage. 3. Adanya alat atau media yang digunakan untuk memperlancar proses komunikasi. 4. Adanya pihak yang menerima pesan yang disebut dengan komunikan. 5. Adanya umpan balik feedback antara kedua belah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Kontak sosial dan komunikasi antara dua pihak atau lebih itulah yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial yang terjalin antara individu dengan individu, antara indidivu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok tidak selalu menghasilkan komunikasi yang positif. Ada kalanya kontaksosial justru menghasilkan komunikasi yang negatif. Kontak sosial yang menghasilkan komunikasi Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial 37 yang positif dapat diperhatikan pada beberapa contoh komunikasi, seperti: antara dokter dengan pasien di rumah sakit, antara mahasiswa dengan dosen di kampus, antara penceramah dengan para hadirin, antara ulama dengan para santri, dan lain sebagainya. Sedangkan kontaksosial yang menghasilkan komunikasi yang negatif dapat diperhatikan pada beberapa contoh komunikasi, seperti: antara sekawanan penodong dengan para penumpang bus, antara sekumpulan pemuda pecandu narkoba, antara sekumpulan perempuan yang menggunjingkan aib temannya, dan lain sebagainya.

2. Bentuk-Bentuk Interaksi yang Mendorong Terciptanya Keteraturan Sosial

Interaksi yang mendorong terciptanya keteraturan sosial adalah interaksi yang bersifat asosiasif, yakni interaksi yang mengarah pada bentuk-bentuk asosiasi, seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

a. Kerja sama Cooperation

Pada dasarnya, manusia melaksanakan interaksi sosial dalam rangka memenuhi kebutu-han hidupnya. Oleh karena itu, kerja sama bisa dianggap sebagai bentuk utama dari proses interaksi sosial. Kerja sama dapat diartikan sebagai bergabungnya beberapa individu untuk mencapai tujuan bersama. Salah satu contoh terdekat dari kerja sama adalah proses kehidupan keluarga. Di dalam keluarga selalu tercipta hubungan kerja sama, saling bantu, saling tolong, dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan oleh seluruh anggota keluarga tersebut. Melalui kerja sama tim yang mantap tim bola voli ini dapat bermain dengan baik Ditinjau dari pelaksanaannya, menurut James D. Thomson dan William J. Mc Ewen, kerjasama dapat dibedakan atas lima bentuk, yaitu: 1. Kerukunan yang meliputi gotong royong dan tolong menolong. 2. Bargaining, yaitu kerja sama yang dilaksanakan atas dasar perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. 3. Kooptasi, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. 4. Koalisi, yaitu kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama. 5. Joint-Venture, yakni kerja sama saling berpatungan yang dilaksanakan karena adanya pengusahaan proyek-proyek tertentu.