4.2.8 Aksesibilitas Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dapat dicapai melalui dua jalur:
a Jalur melalui Jember Jember – Ambulu – Curahnongko – Bandealit sepanjang 64 Km dari arah
Jember, dapat ditempuh selama 1,5 jam. b Jalur melalui Banyuwangi
1 Jember – Glenmore – Sarongan – Sukamade sepanjang 103 Km, dapat ditempuh selama 3,5 – 4 jam.
2 Jember – Genteng – Jajag – Pesanggaran – Sarongan – Sukamade sepanjang 103 Km, dapat ditempuh selama 3,5 – 4 jam.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Dukungan Habitat Banteng di Dalam dan di Luar Kawasan TN Alas Purwo dan TN Meru Betiri
5.1.1 Vegetasi dan Produktivitas Hijauan Pakan Analisis vegetasi di padang perumputan banteng TNAP menunjukkan
potensi tingkat semai di sekitar padang perumputan Sadengan 7.733 semaiha dengan kerapatan pohon 118,7 pohonha. Tingkat semai dan pohon tersebut
didominasi oleh jenis johar Cassia siamea Lamk. dengan INP semai 46 dan INP pohon 32,1. Di lokasi Sumbergedang kerapatan pohon dan semai lebih
rendah yaitu 25,3 semaiha dan 1,3 pohonha, yang didominasi oleh jenis semutan Syzygium syzygioides Miq. dengan INP semai sebesar 52,7 dan INP pohon
78,4. Lampiran 4. Di blok Sumbergedang kawasan hutan produksi Perum Perhutani yang
berbatasan langsung dengan kawasan TNAP , telah dilakukan pengukuran terhadap produktivitas hijauan tumbuhan bawah . Pengukuran dilakukan untuk
mengetahui potensi hijauan sebagai sumber pakan banteng. Hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah di blok Sumbergedang ditemukan
enam jenis tumbuhan bawah Tabel 6, semua jenis tumbuhan tersebut dimakan oleh banteng. Pada Tabel 6 terlihat bahwa jenis bambangan merupakan jenis
hijauan dengan tingkat produktivitas paling tinggi, yaitu sebesar 140,81 kghahari saat musim hujan. Selanjutnya grinting 44,44 kghahari, drujon 43,22
kghahari, alang-alang 28,77 kghahari, kolomento 11,11 kghahari dan teki 1,47 kghahari. Sedangkan nilai produktivitas pada saat musim kemarau jauh lebih kecil
yaitu bambangan 20 kghahari, grinting 0,04 kghahari, drujon 0,27 kghahari, alang-alang 0,15 kghahari, kolomento 0,86 kghahari dan Teki 1,47 kghahari.
Dari nilai produktivitas yang dihasilkan oleh tumbuhan bawah di blok Sumbergedang, produktivitas per hektarnya termasuk tinggi dibanding dengan di
lokasi padang perumputan Sadengan kawasan TNAP Tabel 7. Hal ini dimungkinkan karena di lokasi Sumbergedang lahannya selalu basah sehingga
tumbuhan bawah khususnya jenis rumput-rumputan bisa tumbuh dengan baik.
Tabel 6 Produktivitas hijauan pakan banteng di blok Sumbergedang pada musim hujan dan kemarau
No Nama Daerah
Nama Botani Produktivitas kg ha hari
Musim Hujan Musim Kemarau 1 Bambangan Commelina nudiflora Brn.F.
140,81 20,00
2 Grinting Paspalum longifolium
Roxb. 44,44
1,11 3 Drujon
Achartus ilichiphelia L.
43,22 11,83 4 Alang-alang Imperata cylindrica L.Beauv. 28,77
8,44 5 Kolomento Leersia hexandra Sw. 11,11
0,86 6 Teki
Cyperus monochephalus Baker.
10,74 1,47 Total
279,09 43,71
Hasil pengukuran produktivitas di padang perumputan Sadengan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Produktivitas hijauan pakan di padang perumputan Sadengan pada saat
musim hujan dan kemarau
No. Nama Daerah
Nama Botani Produktivitas kg ha hari
Musim Hujan Musim Kemarau 1 Domdoman
Andropogon aciculatus Retz. 88,81 15,71
2 Paitan Paspalum conjugatum
Roxb. 8,11
3,94 3 Putian
Andropogon pertusus L.
2,56 1,22
4 Alang-alang Imperata cylindrica
L.Beauv. 11,11
0,11 5 Kolomento
Leersia hexandra Sw.
6,66 1,33
6 Teki Cyperus monochephalus
Baker 5,6 0,33
7 Lamuran Andropogon caricosus
L. 0,1
1,30 Total
122,95 23,94
Pada Tabel 7 terlihat bahwa di padang perumputan Sadengan ditemukan 7 jenis tumbuhan bawah.
Produktivitas tumbuhan bawah di padang perumputan Sadengan lebih kecil dibandingkan dengan di blok Sumbergedang, kemungkinan hal ini yang
menyebabkan banteng di padang perumputan Sadengan ke luar kawasan taman nasional dan mencari makan di blok Sumbergedang yang merupakan hutan produksi
Perum Perhutani terutama pada saat kemarau. Semua jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di blok Sumbergedang dan
Sadengan adalah sumber pakan banteng, hanya proporsi dan produktivitas saja yang berbeda. Hasil penelitian Pairah 2007, menunjukkan bahwa jenis grinting
Paspalum longifolium Roxb
.
, lamuran Andropogon caricosus L, kolomento Leersia hexandra Sw. dan paitan Paspalum conjugatum Roxb. merupakan jenis
pakan yang dimakan oleh banteng dengan proporsi lebih tinggi dibanding dengan jenis rumput lainnya. Jenis-jenis hijauan pakan tersebut ditemukan pada kotoran
banteng dengan proporsi yang berbeda, proporsi yang tinggi mengindikasikan bahwa jenis tersebut disukai banteng.
Hasil penelitian Heriyanto 2007, menunjukkan bahwa vegetasi TNMB di kawasan yang berbatasan dengan Perkebunan Bandealit, vegetasi tingkat semai
didominasi oleh mahoni Swietenia macrophylla Jack. dan bayur Pterospermum diversifolium
Blume dengan nilai INP masing-masing jenis 10,8 dan 7,7. Tingkat belta didominasi oleh mahoni INP 17,8, bungur Lagerstroemia
speciosa Pers dengan INP 9,1 dan wining Pterocybium javanicum R. Br.
dengan INP 6,1. Vegetasi tingkat pohon didominasi oleh besule Chydenanthus excelsus
Miers dengan nilai INP 28,5, jabon Anthocephallus cadamba Miq. INP 20,0 dan wining Pterocybium javanicum R. Br. INP 16,3.
Kerapatan tertinggi untuk tingkat pohon 15,5 per hektar, tingkat belta 171 per hektar dan tingkat semai 1.607 per hektar.
Vegetasi yang terdapat dalam kawasan taman nasional digunakan banteng sebagai tempat istirahat dan berlindung. Jika banteng yang berada di kawasan
perkebunan terganggu oleh aktivitas manusia, banteng tersebut langsung lari ke dalam kawasan taman nasional yang bervegetasi. Vegetasi hutan juga
dimanfaatkan banteng sebagai lokasi untuk tempat bersarang dan tidur. Lokasi ini berada dalam kawasan TNMB yang letaknya tidak jauh dari kawasan Perkebunan
Bandealit. Hal ini ditunjukkan dengan ditemukannya beberapa sarang banteng di bawah tegakan pohon. Moen 1972 menyatakan bahwa vegetasi merupakan salah
satu faktor biotik yang sangat penting sebagai penyedia makanan, tempat berlindung dan tempat tinggal.
Untuk mengetahui penyebab banteng keluar kawasan TNMB dan menjadikan areal Perkebunan Bandealit sebagai habitat dan homerange yang
permanen, terutama habitat sumber pakan, maka dilakukan penelitian potensi sumber pakan di padang perumputan Pringtali TNMB. Letak padang perumputan
Pringtali TNMB tidak jauh dengan areal Perkebunan Bandealit yang merupakan enclave
berupa daerah penyangga.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap habitat pakan yang dilakukan di sekitar Kebun Pantai Perkebunan Bandealit yang berstatus sebagai daerah
penyangga serta padang perumputan Pringtali TNMB, diketahui nilai produktivitas hijauan pakan yang biasa dimakan oleh banteng. Hasil penelitian produktivitas
tumbuhan bawah pakan banteng di padang perumputan Pringtali TNMB dan Kebun Pantai Perkebunan Bandealit disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8 Produktivitas hijauan pakan banteng di padang perumputan Pringtali TNMB
No Nama Daerah Nama Botani
Produktivitas kghahari Musim Hujan Musim Kemarau
1 Paitan Paspalum conjugatum
Berg. 26,80
12,50 2 Lamuran
Andropogon caricocus L.
3,10 1,20
3 Teki Cyperus rotundus
L. 3,22
1,27 4 Ilat
Carex baccans Nees.
3,77 1,50
5 Gajahan Panicum repens
L. 12,50
6,86 6 Pringpringan Pogonatherum paniceum L. 40,33 19,16
7 Alimosa Mimosa invisa
Mar. 2,20
1,33 8 Babadotan
Ageratum conyzoides L.
3,60 1,77
9 Sintrong Erechtites valerianifolia
Spreng. DC. 28,22 22,33
Total 123,74 67,92
Tabel 9 Produktivitas hijauan pakan banteng di Kebun Pantai Perkebunan Bandealit
No. Nama Daerah Nama Botani
Produktivitas kg ha hari Musim Hujan Musim Kemarau
1 Kolonjono Hierochloe horsfieldii Max. 28,66 15,71 2 Paitan
Paspalum conjugatum Berg.
24,11 10,40 3 Kipait
Axonopus compressus L.
10,30 4,33 4 Putian
Andropogon pertusus L.
8,22 3,4
5 Ilatladingan Carex baccans
Nees. 2,30
1,11 6 domdoman Andropogon aciculatus L.
6,10 2,30
7 Teki Cyperus monochephalus
L. 3,13 1,33 8 Kawatan Panicum montanum L. 2,66
1,30 9 Jalantir
Erigeron linifolius Willd.
2,42 1,10
10 Gajahan Panicum repens
L. 10,33
6,60 11 Babadotan Ageratum conyzoides L.
2,90 1,10
12 Alimosa Mimosa invisa
Mar. 2,60
1,22 13 Sintrong
Erechtites valerianifolia Spreng DC.
16,88 9,40 14 Lamuran
Andropogon caricocus L. 2,80 1,66
Total 123,41 60,96