menutup diri hanya memiliki hubungan pertemanan yang sedikit. Ia tidak memiliki teman sebagai pemberi motivasi dan tempat berbagi sehingga ia akan
memendam masalahnya sendiri yang akan berakibat pada kepercayaan dirinya. Dari beberapa faktor tersebut, dapat dikatakan bahwa seseorang memiliki rasa
percaya diri yang rendah disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri yaitu berupa pemikiran yang negatif, rasa takut, cemas dan sikap pesimis.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor dari lingkungan, terutama dari lingkungan keluarga yang tidak menyediakan lingkungan yang penuh kasih sayang
dan penerimaan tanpa syarat terhadap anaknya. Sebagaimana dikemukakan oleh Gaskill 2011:5 yang men
gatakan “parents who make their children feel loved and accepted regardless of outcomes will instill self-confidence and self-acceptence in
them”. Orang tua yang memberikan rasa cinta, kasih sayang dan penerimaan tanpa syarat kepada anaknya akan memunculkan kepercayaan diri dan penerimaan diri pada
diri anak. Dengan demikian, faktor dari keluarga adalah faktor utama yang mampu menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri anak dan sikap penerimaan diri terhadap
kondisi diri anak.
2.2.1.6 Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri
Percaya diri yang rendah akan berdampak buruk jika tidak segera ditanggulangi. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa percaya
diri yang rendah adalah Supriyo 2008:47: a. Menghadapi rasa takut bukan malah menghindarinya
b. Melawan rasa takut akan menambah percaya diri
c. Hargai diri sendiri sebagai ciptaan Tuhan d. Perlakukan diri sendiri seolah
–olah dirinya adalah sahabat terbaik diri sendiri
e. Mengekspresikan perasaan dengan lebih bebas f. Membuat rencana hidup agar lebih terarah
g. Bersikap optimis dan berani berkata tentang kebenaran h. Mencoba cara baru untuk melakukan sesuatu dan jangan
menyalahkan diri sendiri i. Yakin kepada diri sendiri, yakin pada kemampuan yang dimiliki.
Menurut Fatimah 2008:153- 155 “terdapat lima hal yang dapat dilakukan
oleh individu yang berada pada fase krisis kepercayaan diri, meliputi a evaluasi diri secara objektif. b beri penghargaan yang jujur terhadap diri sendiri, c Positive
thinking, d gunakan self affirmation, dan e berani mengambil risiko”. Sandtrock
2003:339 menyebutkan beberapa cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri remaja antara lain “a mengidentifikasikan penyebab dari rendahnya rasa percaya diri dan
domain-domain kompetensi diri yang penting, b memberikan dukungan emosional dan penerimaan sosial, c adanya prestasi, dan d mengatasi masalah”. Gaskill
2011:14 menambahkan beberapa cara untuk mengatasi ketakutan dan menumbuhkan percaya diri, diantaranya “a emphasize your strength, b monitor
your self talk and counter negatif thought with positive one, c practice the art of self evaluation, d take calculate and reasonable risks, e get some exercise
…”. Memusatkan pada kekuatan, mengganti penilaian dan pemikiran yang negatif dengan
penilaian dan pemikiran yang positif, mempraktikan evaluasi diri, memperhitungkan risiko dan berani menanggungnya serta berlatih sikap-sikap yang menunjukan rasa
percaya diri.
Dari beberapa pendapat para tokoh di atas, usaha yang dapat dilakukan oleh individu untuk meningkatkan kepercayaan dirinya adalah dengan a mencari
penyebab rendahnya rasa percaya diri, b tidak menghindari permasalahan dan mencoba mengatasinya, c menghargai diri sendiri, d membuat perencanaan masa
depan agar memiliki tujuan kegiatan yang jelas, e menerima kegagalan dan menganggapnya sebagai ujian menjadi lebih baik, f berpikiran positif dan optimis,
g melakukan beberapa latihan berupa latihan berbicara dengan kelompok dan menyampaikan pendapat di kelas, h mendapatkan dukungan dari orang lain, dan i
yakin pada kemampuan diri.
2.2.2 Pubertas Awal