Adapaun  penilaian  hasil  layanan  penguasaan  konten  diselenggarakan  dalam tiga tahap:
a.  Penilaian  segera,  yaitu  penilaian  yang  dilakukan  segera  setelah  pemberian layanan penguasaan konten.
b.  Penilaian  jangka  pendek,  yaitu  penilaian  yang  dilakukan  beberapa  waktu  satu minggu sampai satu bulan setelah pemberian layanan.
c.  Penilaian  jangka  panjang,  yaitu  penilaian  yang  dilakukan  beberapa  waktu  satu bulan atau lebih setelah pemberian layanan.
2.3.2  Teknik Role Playing
2.3.2.1 Pengertian Role Playing
Ditinjau  dari  sisi  bahasa, role  playing terdiri  dari  dua  suku  kata: role  peran dan playing permainan.  Konsep role dapat  diartikan  sebagai  peran  atau  tindakan
yang ditunjukkandiperformansikan oleh seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.  Sedangkan  playing  dapat  diartikan  sebagai  kegiatan  bermain.  Sehingga  dapat
diartikan  bahwa  role  playing  merupakan  kegiatan  bermain  dimana  pemain menggunakan peran tertentu yang ada di dalam kehidupan sehari
–hari. Dalam bidang pendidikan  termasuk  bimbingan  dan  konseling, role  playing merupakan  model
pembelajaran  di  mana  individu  siswa  memerankan  situasi  yang  imajinatif  dan paralel  dengan  kehidupan  nyata  dengan  tujuan  untuk  membantu  tercapainya
pemahaman  diri  sendiri,  meningkatkan  keterampilan-keterampilan  termasuk
keterampilan problem solving, menganalisis perilaku, atau menunjukkan pada orang lain  bagaimana  perilaku  seseorang  atau  bagaimana  seseorang  harus  berperilaku.
Beberapa  ahli  juga  menyampaikan  definisi  dari  role  playing.  Hitchen  dan  Drachen 2009:16  sebagaimana  dikutip  oleh  Harviainen  2009:5  menyebutkan  pengertian
role playing yaitu “A role-playing game is a game set in an imaginary world. Players
are free to  choose how to  explore the game  world, in  terms of the path  through the world they take, and may revisit areas previously explored. The amount of the game
world  potentially  available  for  exploration  is  typically  large ”.  Role  playing
merupakan  sebuah  permainan  dimana  pemain  bebas  mengeksplorasi  bagaimana jalannya  permainan  dan  mengambil  bagian  peran  masing-masing.  Pendapat
selanjutnya  disampaikan  oleh  Montola  2007:179  dalam  Harviainen  2009:5 menjelaskan
“I see role-playing as an interactive process of defining and re-defining an imaginary game world, done by a group of participants according to a recognised
structure  of  power.  One  or  more  or  participants  are  players,  who  portray anthropomorphic characters that delimit the players’power to define”. Role playing
merupakan  proses  interaktif  tentang  memberikan  definisi  baru  dan  definisi  ulang tentang  dunia  permainan  imajinatif  yang  dilakukan  oleh  kelompok  pemain  untuk
mengenali  kekuatan  diri  dimana  satu  atau  lebih  pemain  akan  memainkan  karakter tertentu  untuk  mendefinisi  kekuatan  yang  dimilikinya.  Jarvis  dkk.  2002:1  juga
berpendapat  bahwa  role playing  merupakan “strategies emphasize the sosial nature
of  learning,  and  see  cooperative  behavior  as  stimulating  students  both  sosially  and intellectually
”. Role playing merupakan strategi yang menekankan pada pembelajaran
lingkungan  sosial  dan  melihat  perilaku  kerjasama  yang  disimulasikan  oleh  murid- murid secara sosial dan intelektual.
Dari  pendapat-pendapat  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  kegiatan  role  playing merupakan  kegiatan  yang  hampir  menyerupai  sebuah  drama  dalam  hal
pelaksanaannya.  Kegiatan  role  playing  menekankan  pada  pemainnya  untuk memerankan situasi dalam kehidupan sehari-hari  sehingga siswa mampu memahami
dan  menghadapi  permasalahan-permasalahan  yang  muncul  dalam  kehidupan  sehari- hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa role playing merupakan kegiatan permainan
yang  dilakukan  secara  kelompok  dan  masing –masing  anggota  akan  memerankan
peran  tertentu  sehingga  ia  mendapatkan  pengalaman  baru  atau  memperbaiki pengalaman  lama  untuk  meningkatkan  kemampuan-kemampuan  sosial  dan
intelektualnya.  Melalui  kegiatan  role  playing,  hambatan –hambatan  yang  dialami
individu dikurangi sehingga individu dapat mengadakan eksplorasi perilaku. Sebagai hasilnya  timbulah  perasaan
–perasaan  baru  dan  perasaan–perasaan  lama  dihayati  di dalam  konteks  baru.  Role  playing  menyedikan  kondisi  bagi  siswa  untuk
mengekspresikan  dirinya  secara  bebas  tanpa  kena  “sanksi”  sosial  terhadap perbuatannya.
Model role  playing ini  sangat  efektif  untuk  memfasilitasi  siswa  dalam mempelajari  perilaku  sosial  dan  nilai-nilai.  Hal  ini  berdasarkan  asumsi  bahwa:  1
kehidupan  nyata dapat dihadirkan dan dianalogikan ke dalam  skenario  role playing, 2 role  playing dapat  menggambarkan  perasaan  otentik  siswa,  baik  yang  hanya
dipikirkan  maupun  yang  diekspresikan,  3  emosi  dan  ide-ide  yang  muncul  dalam
role  playing  dapat  digiring  menuju  sebuah  kesadaran,  yang  selanjutnya  akan memberikan arah menuju perubahan, dan 4 proses psikologis yang tidak kasat mata
yang terkait dengan sikap, nilai, dan sistem keyakinan dapat digiring menuju sebuah kesadaran melalui pemeranan spontan dan diikuti analisis.
2.3.2.2 Manfaat  Teknik Role Playing