2.7 Membran
Kata membran berasal dari bahasa latin yaitu ’membrane’ yang berarti potongan kain.  Saat  ini  istilah  membran  didefenisikan  sebagai  lapisan  tipis    film    yang
fleksibel,  pembatas  antara  fasa  yang  bersifat  semipermiabel    Jones,  1987. Membran  dapat  berupa  padatan  ataupun  cairan  dan  berfungsi  sebagai  media
pemisahan  yang  selektif  berdasarkan  perbedaan  koefisien  difusivitas,  muatan listrik atau kelarutan.
Sebenarnya  membran  sudah  merupakan  bagian  integral  dari  kehidupan kita sehari-hari. Seluruh sel-sel penyusun tubuh mahluk hidup, terutama penyusun
sel-sel  penyusun  tubuh  kita  dibungkus  dengan  membran.  Membran  sel  sangat bersifat selektif sehingga hanya zat-zat tertentu saja yang dapat melaluinya. Pada
tahun  1855  membran  baru  dikembangkan  secara  kecil-kecilan  dalam  skala laboratoriumnya oleh  Fick. Pengelompokan membran dapat  dilakukan  atas dasar
berbagai hal. Atas dasar material yang digunakan membran dapat dikelompokkan menjadi  membran  polimer,  liquid  membran,  padatan  keramik  dan  membran
penukar  ion.  Berdasarkan  konfigurasinya  membran  dapat  dikelompokkan memnjadi  lembaran,  lilitan  spiral  spiral  warna,  tubular  dan  emulsi
Mulder,1996
Berdasarkan  material  yang  digunakan  dalam  pembuatan  membran,  bahan pembuat  membran  dikelompokkkan  menjadi  membran  polimer  alam,  liquid,
padatan  keramik  dan  penukar  ion.  Membran  polimer  alam,  terbagi  menjadi
membran  biologis  dan  membran  sintetik.  Membran  sel  termasuk  membran biologis,  sedangkan  membran  sintetik  terdiri  atas  membran  organik  dan
anorganik.  Membran  organik  antara  lain  disusun  oleh  polisakarida-polisakarida yang  karena  pengaruh  gugus  fungsi  yang  dimilikinya  bersifat  polikationik
maupun polielektrolit Zhao, at al., 2002.
2.8 Simulated Body Fluid  SBF
Pada  umumnya  dilakukan  pengujian  terhadap  biomaterial  sintetik  agar  sesuai untuk  diaplikasikan sebagai bahan implan. Metode pengujian secara  in  vivo  atau
in  vitro  dilakukan  dengan  media  larutan  simulated  body  fluid  SBF  Vulelic, M.,Mitic,Z.,et,.2011.  Larutan  simulated  body  fluid  SBF  adalah  larutan  buatan
yang memiliki komposisi dan konsentrasi ionik yang hampir mirip dengan plasma darah  manusia,  pertama  kali  diperkenalkan  oleh  Kokubo  Kokubo,  T.,1991.
Lebih lanjut Kokubo menjelaskan bahwa syarat terpenting bagi suatu bahan agar dapat  berikatan  dengan  tulang  hidup  adalah  terbentuknya  lapisan  apatit  mirip
tulang  pada  permukaan  bahan  di  dalam  tubuh  dan  pembentukan  apatit  tersebut secara in vivo dapat diproduksi dalam SBF Kokubo, T. and Takamada, H.,2006.
Setelah  beberapa  dekade,  para  peneliti  biomaterial  sepakat  bahwa  pembentukan apatit  pada  material  yang  direndam  dalam  larutan  SBF  adalah  bukti  dari  ke-
bioaktifan  material  tersebut,  dan  dapat  digunakan  untuk  mengantisipasi kemampuannya berikatan dengan tulang secara in vivo Bohner, M. and Lemaitre,
J.,2009.  Selama  pengujian,  biomaterial  direndam  dalam  larutan  sintetik  yang mensimulasi bagian anorganik dari plasma darah dengan atau tanpa adanya kultur
sel. Metode tersebut bersifat mudah dan sederhana untuk menguji kestabilan dari material di dalam tubuh Muller, L. and Frank, A.M.,2006.
2.8.1  Pembuatan Larutan Simulated Body Fluid SBF
Metode yang digunakan untuk membuat larutan SBF adalah metode yang dipakai oleh Kokubo Kokubo, T., Kushitani, H et al.,1990 . Sebanyak 1 Liter aqua trides
disiapkan  untuk  membuat  larutan  SBF  dengan  komposisi  seperti  pada  Tabel  1. Aqua  trides  diaduk  menggunaka  magnetic  stirrer,  lalu  bahan  kimia  dimasukkan
satu  persatu  sesuai  urutan  seperti  yang  tertera  pada  Tabel  1  satu  bahan  kimia diaduk  sampai  larut,  baru  ditambahkan  dengan  bahan  kimia  berikutnya.  Suhu
larutan  diatur  sampai  36,5 C  dan  pH  larutan  disesuaikan  sampai  pH  7,4  dengan
menggunakan larutan HCl 1 M. Tabel 2.4. Komposisi bahan kimia penyusun larutan SBF Simulated Body Fluid
No. Bahan Kimia
Jumlah 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
NaCl NaHCO
KCl K2HPO4.3H2O
MgCl2.6H2O HCl 1 M
CaCl2.2H2O Na2SO4
HOCH23CNH2
7,996 gram 0,350 gram
0,224 gram 0,228 gram
0,305 gram 40 mL
0.278 gram 0.071 gram
6,057 gram
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16. 17.
18. Beaker Glass
Gelas Ukur Mikropipet
Erlenmeyer Labu Takar
Batang Pengaduk Cawan Kaca
Corong Kaca Termometer
pH Meter Hot Plate
Oven Desikator
Inkubator Neraca Analitis
Alat Refluks Gunting
Seperangkat alat FTIR Pyrex
Pyrex
Pyrex
Pyrex Pyrex
Pyrex
3.2 Bahan