Hasil Uji Pre-Klinis Hasil .1 Hasil Pembuatan Kitosan dari Limbah Kulit Udang Lipan

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil uji kadar air dari membran selulosa bakteri berkisar 24 – 32 . hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan sukrosa, penambahan urea dan interaksi kedua faktor memberikan perlakuan nyata terhadap kadar air lembaran pelikel selulosa bakteri. Dapat dilihat pada tabel 4.4 bahwa kadar air tertinggi terdapat pada sampel I dengan kadar air mencapai 32. Hal ini disebabkan pada perlakuan ini, pelikel segar yang dihasilkan mempunyai struktur selulosa yang mempunyai pori-pori besar. Kandungan air yang tinggi pada selulosa diduga karena komponen utama selulosa yaitu air. Kandungan air ini terdapat pada selulosa yang berasal dari cairan yang terikat pada saat selulosa terbentuk dalam medium fermentasi Susanto, dkk, 2000. Gugus –OH dalam air bersifat lebih reaktif jika dibandingkan dengan gugus –OH pada selulosa, sehingga kadar air yang tinggi pada selulosa akan mempercepat berlangsungnya proses hidrolisis daripada substitusi Metshisuka Isogai 1996. Kadar air membran selulosa bakteri terendah terdapat pada sampel IV atau sampel coating kitosan – kolagen 6 yaitu mencapai 24. Menurut Suryani 2000, “Acetobacter xylinum dapat mengubah gula menjadi selulosa” sehingga dapat menyebabkan kadar air selulosa semakin rendah. Hal ini diduga bahwa semakin tinggi konsentrasi gula total dan lama fermentasi, maka serat yang terbentuk akan semakin banyak dan semakin rapat akibat dari hasil metabolisme Acetobacter xylinum sehingga air yang terperangkap semakin sedikit yang menyebabkan kadar air menjadi lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan tersebut menghasilkan produk yang lebih baik dari pada perlakuan yang lain, karena produk yang diharapkan adalah produk dengan kadar air yang minimum.

4.1.7 Hasil Uji Pre-Klinis

Uji pre-klinis yang dilakukan telah memperlihatkan hasil yang cukup baik pada proses penyembuhan luka mencit. Mencit yang digunakan adalah mencit jantan Mus Musculus . Uji ini dilakukan terhadap 5 ekor mencit dengan perlakuan membuat luka sayatan pada lapisan kulit epidermis pada bagian punggung kiri bawah mencit dengan besar luka sayatan sebesar 1 x 1 cm. Pada uji tersebut dilakukan pengukuran penyusutan besar luka mencit yang diamati setiap 24 jam, sehingga membran selulosa bakteri coating kitosan – kolagen bersifat aman digunakan untuk aplikasinya. Data hasil pengamatan pada luka mencit dapat dilihat pada tabel Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Panjang Luka Mencit Putih Jantan Hari ke 1-6 Hari ke Panjang luka cm LTPKontrol MSBC0 MSBC2 MSBC4 MSBC6 1 1,5 1 1 1 1 2 1 1 1 0,5 0,2 3 1 0,9 0,8 0,2 0,05 4 0,8 0,7 0,5 0,04 5 0,6 0,5 0,3 6 0,5 0,4 0,2 Keterangan: LTP : Luka tanpa perlakuan kontrol MSBC0 : Membran Selulosa Bakteri Tanpa Coating MSBC2 : Membran Selulosa Bakteri Coating Kitosan – Kolagen 2 MSBC4 : Membran Selulosa Bakteri Coating Kitosan – Kolagen 4 MSBC6 : Membran Selulosa Bakteri Coating Kitosan – Kolagen 6 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa membran selulosa bakteri coating 6 sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka. Dan dari data tersebut diperoleh persentase penyembuhan luka antar perlakuan untuk melihat bagaimana perbandingan penyembuhan luka antar perlakuan terhadap panjang luka sebelum perlakuan dimana hari ke-1 dianggap 0,00 kemudian dapat dikatakan bahwa persentase penyembuhan luka sebelum perlakuan pada semua subjek penelitian adalah sama Pongsipulung, G.R.2010. Hasil Persentase dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.7 Hasil Persentase Luka Mencit Putih Jantan Hari ke 1-6 Hari ke Persentase luka LTPKontrol MSB 0 MSBC2 MSBC4 MSBC6 1 2 75 96 3 19 36 96 99,75 4 36 51 75 99,84 100 5 64 75 91 100 100 6 75 84 96 100 100 Keterangan: LTP : Luka tanpa perlakuan kontrol MSBC0 : Membran Selulosa Bakteri Tanpa Coating MSBC2 : Membran Selulosa Bakteri Coating Kitosan – Kolagen 2 MSBC4 : Membran Selulosa Bakteri Coating Kitosan – Kolagen 4 MSBC6 : Membran Selulosa Bakteri Coating Kitosan – Kolagen 6 Perbedaan persentase penyembuhan luka terbuka dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 4.6 Grafik Persentase Penyembuhan Luka Mencit Dari Tabel 4.6 dapat dilihat perbandingan persentase antara membran selulossa bakteri coating Kitosan – Kolagen 4 dan 6 waktu yang diperlukan untuk dapat -20 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 Per sen tase Pe n y e m b u h an Lu ka Hari Pengamatan LTPKontrol MSB 0 MSBC2 MSBC4 MSBC6 menyembuhkan luka hampir sama sehingga menghasilkan perbandingan persentase pada hari ke-4 yaitu 99,84 : 100 dimana proses penyembuhan terbaik adalah dengan menggunakan membran selulosa bakteri coating Kitosan – kolagen 6 karena hasil yang diperoleh cukup baik dan luka sudah terlihat sembuh pada hari ke-3 dan luka sudah sembuh total pada hari ke-4 yang dapat dilihat dari gambar 4.8. Dari grafik juga dapat dilihat semakin tinggi konsentrasi dari proses coating maka waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka semakin cepat. Hal ini dipengaruhi oleh Kitosan dan kolagen yang di coating pada membran selulosa bakteri. Kitosan mempunyai sifat yang biokompatibel, biodegradable, tidak beracun, antimikroba, dan hydrating agen. Karena sifat ini, kitosan menunjukkan biokompatibilitas yang baik dan efek positif pada penyembuhan luka. Serta kolagen memegang peranan yang sangat penting pada setiap tahap proses penyembuhan luka. Kolagen mempunyai kemampuan antara lain homeostasis, interaksi dengan trombosit, interaksi dengan fibronektin, meningkatkan eksudasi cairan, meningkatkan komponen seluler, meningkatkan faktor pertumbuhan dan mendorong proses fibroplasia dan terkadang pada proliferasi epidermis Triyono, 2005. Manfaat kolagen dalam bidang medis adalah mempercepat tumbuhnya jaringan baru.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh KonsentrasiPolivinil Alkohol (PVA) Terhadap Karakteristik Membran Kitosan- Kolagen-PVA untuk Aplikasi Pembalut Luka Bakar

27 182 92

Detoksifikasi Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dan Evaluasinya Secara in vitro dan in vivo terhadap Mencit (Mus musculus)

0 4 140

Pengaruh Pemberian Propolis Secara Topikal Terhadap Proses Reepitelisasi Epidermis pada Luka Bakar Mencit (Mus musculus)

7 22 73

PEMBUATAN PEMBALUT LUKA KILAT (KITOSAN ASAM AKRILAT).

0 0 2

Pengaruh KonsentrasiPolivinil Alkohol (PVA) Terhadap Karakteristik Membran Kitosan- Kolagen-PVA untuk Aplikasi Pembalut Luka Bakar

0 1 14

Pengaruh KonsentrasiPolivinil Alkohol (PVA) Terhadap Karakteristik Membran Kitosan- Kolagen-PVA untuk Aplikasi Pembalut Luka Bakar

0 0 11

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN- HIDROKSI APATIT BERIKATAN SILANG SEBAGAI GUIDED TISSUE REGENERATION (GTR)

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pembuatan Membran Selulosa Bakteri Coating Kitosan - Kolagen Untuk Aplikasi Gtr ( Guide Tissue Regeneration ) Sebagai Pembalut Luka Pada Mencit (Mus Musculus)Secara In Vivo

0 3 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pembuatan Membran Selulosa Bakteri Coating Kitosan - Kolagen Untuk Aplikasi Gtr ( Guide Tissue Regeneration ) Sebagai Pembalut Luka Pada Mencit (Mus Musculus)Secara In Vivo

0 1 9

PEMBUATAN MEMBRAN SELULOSA BAKTERI COATING KITOSAN - KOLAGEN UNTUK APLIKASI GTR ( Guide Tissue Regeneration ) SEBAGAI PEMBALUT LUKA PADA MENCIT (Mus musculus) SECARA IN VIVO SKRIPSI

0 0 13