1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abad 21 merupakan era globalisasi yang dicirikan oleh pergerakan pekerja serta produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang melintasi batas internasional.
Globalisasi membawa perubahan budaya, politik dan lingkungan Sukardiyono, et al., 2011: 2. Globalisasi terjadi dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat pesat yang akan mempersempit ruang dan waktu. Akibatnya terjadi pertukaran informasi di berbagai belahan dunia dengan mudah serta dalam
waktu relatif singkat. Persaingan terjadi di berbagai bidang diantaranya jasa, produk teknologi, dan tenaga kerja tidak lagi bersifat lokal tetapi global. Agar
keberadaan suatu bangsa terjamin maka bangsa tersebut harus memiliki daya saing terhadap bangsa-bangsa lain.
Pada abad ini, pendidikan memegang peran penting bagi suatu bangsa untuk mempersiapkan generasi muda agar sanggup bersaing dengan bangsa lain.
Pendidikan yang bermutu akan membentuk generasi muda yang berkualitas. Namun, hasil survei Programme for International Student Assessmen PISA
2012 dalam matematika, sains, dan membaca yang diselenggarakan Organisation for Economic Co-operation and Develepment. Perwakilan siswa Indonesia
menempati peringkat ke-64 dari 65 negara yang disurvei Driana, 2012: 6. Mayoritas siswa Indonesia belum mencapai level 2 untuk matematika 75,7
dan sains 66,6 yang lebih memprihatinkan, 42,3 siswa bahkan belum mencapai level kecakapan terendah level 1 untuk matematika dan 24,7 untuk
sains. Hasil peninjauan oleh PISA 2012 tersebut memperlihatkan masih rendahnya prestasi belajar sains termasuk di dalamnya mata pelajaran fisika.
Generasi muda perlu dipersiapkan sejak dini untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Perlu diperlakukan suatu pendekatan pembelajaran
yang mampu beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja. Institusi pendidikan belakangan ini menyadari perlunya pemberlakuan pendekatan pembelajaran yang
tidak berpusat pada pengajar teacher centered tetapi lebih menekankan pada learner centered berpusat pada siswa. Adanya pemberlakuan pendekatan learner
centered berperan dalam membentuk kompetensi kualitas lulusan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja di era globalisasi. Model pembelajaran
Problem Based Learning PBL merupakan salah satu metode pembelajaran yang banyak digunakan dalam pembelajaran berpusat pada siswa learner centered.
Savery, sebagaimana dikutip oleh Juliawan 2012, Problem Based Learning adalah sebuah model pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Siswa
didorong untuk melaksanakan penelitian, mengintregasikan teori dengan praktek pada dunia nyata. Serta belajar mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan
untuk menghasilkan sebuah solusi yang tepat terhadap sebuah masalah yang terdefinisi. Adapun masalah yang diberikan kepada siswa yakni permasalahan
yang dialami atau pengalaman sehari-hari siswa. Agar dapat dapat memecahkan masalah, siswa perlu menguasai konsep dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah. Miarso dalam Rusmono 2012: 4, mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah salah satu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dapat
dilakukan oleh seseorang maupun tim yang mempunyai suatu kemampuan dalam merancang dan mengembangkan sumber belajar yang ditentukan. Kompetensi
yang dipunyai setelah pembelajaran merupakan hasil belajar termasuk di dalamnya penguasaan konsep. Penguasaan konsep adalah usaha yang harus
dilakukan oleh siswa dalam merekam dan mentransfer kembali sejumlah informasi dari materi pelajaran tertentu. Informasi tersebut digunakan dalam
memecahkan masalah, menganalisa, dan menginterpetasikan pada suatu kejadian. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi antara guru
dan siswa. Apabila saat pembelajaran siswa menjadi komunikator terhadap siswa lainnya dan pengajar sebagai fasilitator akan tercipta proses interaksi yang sangat
tinggi Hamdani, 2011: 72. Agar tidak terjadi kemungkinan salah komunikasi, pengajar memerlukan media sebagai sarana perantara. Fathurrohman Sutikno
2009: 65, mengatakan media pada aktivitas pembelajaran didefinisikan sebagai suatu yang dapat membawa informasi beserta pengetahuan pada interaksi yang
berlangsung antara pengajar dan siswa. Media bertujuan menumbuhkan motivasi belajar, keaktifan, dan mempercepat siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ginnis 2007: 87, menyebutkan Bingo merupakan suatu cara baru dan menyenangkan untuk memperkuat konsep dan kosa kata kunci. Bingo Review
merupakan media atau sarana yang dapat digunakan saat memotivasi siswa guna meningkatkan penguasaan konsep. Senada dengan pernyataan Ginnis, hasil
penelitian Oktafia et al. 2014, menyebutkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe bingo review
lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan
pembelajaran konvesional. Pembelajaran konvesional yang dimaksud adalah pembelajaran yang berpusat pada pengajar teacher sentered.
Hasil observasi awal di SMA Negeri 1 Karangtengah mengidentifikasi bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Kondisi ini terlihat
dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih dibawah 60. Kurangnya minat dan masih rendahnya motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran sains termasuk fisika menyebabkan rendahnya hasil belajar. Diperlukan suatu variasi pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep
dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitian tentang
pembelajaran fisika berbasis masalah dengan berjudul Penerapan Bingo Review dalam Model Pembelajaran
Problem Based Learning PBL untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Motivasi Belajar Siswa
.
1.2 Rumusan Masalah