2.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.2.1 Definisi Problem Based Learning
Metode Problem Based Learning adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau
persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Metode ini diciptakan seorang ahli didik berkebangsaan Amerika yang bernama John Dewey Hamdani,
2011: 84. Problem Based Learning dirancang terutama untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir, ketrampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa dengan
mengalaminya melalui berbagai situasi rill atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom Arends, 2008: 43. Pembelajaran
dengan menggunakan Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Wulandari Surjono 2013
yang menunjukkan bahwa Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian Lestari 2012 menyebutkan pembelajaran berbasis
masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar fisika terutama bagi siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi. Berdasarkan definisi diatas, Problem Based Learning adalah suatu model
pembelajaran yang mendorong siswa memecahkan masalah. Masalah yang disajikan membantu siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tinggi,
kemampuan memecahkan masalah dan berkomunikasi. Kemampuan ini menunjang prestasi serta daya saing siswa dalam dunia kerja di era globalisasi.
2.2.2 Ciri-ciri Problem Based Learning
Menurut Arends 2008: 42-43, model pembelajaran Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:
a Pertanyaan atau masalah perangsang
Problem Based Learning mengorganisasikan pengajaran seputar pertanyaan atau masalah yang penting secara sosial dan bermakna secara
personal bagi siswa. Siswa menghadapi berbagai situasi kehidupan nyata yang tidak dapat diberi jawaban-jawaban sederhana dan membutuhkan
berbagai solusi untuk menyelesaikannya. b
Fokus interdisipliner Problem Based Learning dapat dipusatkan pada subjek tertentu sains,
matematika, sejarah tetapi masalah yang diinvestigasi dipilih karena solusinya menuntut siswa untuk menggali banyak subjek.
c Investigasi autentik
Problem Based Learning menuntut siswa melakukan investigasi autentik yang bertujuan menemukan solusi untuk tiap masalah. Siswa harus
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen bilamana mungkin, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan. Metode
investigatif yang digunakan bergantung pada sifat masalah yang diteliti. d
Produksi artefak dan exhibit Problem Based Learning menuntut siswa mengkostruksikan produk
dalam bentuk
artefak dan
peragaan yang
menjelaskan atau
merepresentasikan solusi mereka. Produk itu bisa berbentuk debat, laporan, model fisik, video, atau program komputer. Karya nyata pelajaran
direncanakan oleh siswa untuk didemonstrasikan kepada orang lain mengenai apa yang telah dipelajari.
e Kolaborasi
Problem Based Learning ditandai oleh siswa yang bekerja bersama- sama membentuk kelompok-kelompok kecil. Bekerja secara berkelompok
memberikan motivasi untuk keterlibatan secara berkelanjutan dalam tugas- tugas kompleks. Meningkatkan kesempatan untuk melakukan penyelidikan
dan dialog bersama serta mengembangkan berbagai ketrampilan sosial.
2.2.3 Tujuan Problem Based Learning