penguasaan konsep siswa. Peningkatan ini terjadi karena model pembelajaran PBL menunjang siswa dalam membangun konsepnya sendiri sehingga
penguasaan konsep siswa akan lebih terkuasai karena siswa sendiri yang menemukan konsep dan membangunnya. Hasil penelitian Sy
afi‟i et al., 2011 menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hal ini dikarenakan siswa banyak bekerja sendiri untuk mengkonstruksikan serta menemukan konsep yang
ingin mereka ketahui dan disesuaikan dengan kehidupan nyata yang ada, sehingga konsep yang diperoleh bisa diingat lebih lama.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, penguasaan konsep yaitu kemampuan untuk menangkap pengertian-pengertian seperti mampu
mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, serta dapat memberikan interpretasi dan bisa mengaplikasikannya.
2.7.2 Indikator Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep adalah kemampuan berpikir siswa dalam merespon proses pembelajaran sebagai hasil belajar pada ranah kognitif. Ranah kognitif
mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu
mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif terdiri atas enam level Utari, 2011: 2. Level ranah ini dapat digambarkan pada Gambar 2.1 dalam
bentuk piramida sebagai berikut:
2.1 Level Ranah Kognitif Menurut Revisi Taksonomi Bloom Menurut Utari 2011: 10-12, taksonomi bloom-revisi menjelaskan
dimensi proses kognitif dibedakan dalam enam tingkat, yaitu: a
Mengingat Knowledge Mengingat merupakan kemampuan menyebutkan kembali informasi
atau pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Kategori ini mencakup 12 macam
proses kognitif
yaitu mendefinisikan,
menyusun daftar,
menjelaskan, mengingat, mengenali, menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurutkan, menamai, menempatkan, dan menyebutkan.
b Memahami understanding
Memahami merupakan kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertianmakna ide atau konsep yang telah diajarkan baik
dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafikdiagram. Misalnya, merangkum materi yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri. Kategori ini meliputi
menerangkan, menjelaskan, menerjamahkan, menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali, menafsirkan, menginterpresentasikan, mendiskusikan,
menyeleksi, mendeteksi, melaporkan, menduga, mengkelompokkan, memberi
contoh, merangkum
menganalogikan, mengubah,
dan memperkirakan.
c Menerapkan application
Menerapkan berarti
kemampuan melakukan
sesuatu dan
mengaplikasikan konsep dalam situasi tertentu. Proses kognitif yang dilalui adalah memilih, menerapkan, melaksanakan, mengubah, menggunakan,
mendemonstrasikan, memodifikasi, menginterpresentasikan, menunjukkan, membuktikan,
menggambarkan, mengoprsikan,
menjalankan, memprogramkan, mempraktekkan dan memulai.
d Menganalisis analysis
Menganalisi berarti kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen kedalam beberapa komponen dan menghubungkan satu
sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Proses kognitif yang dilalui diantaranya adalah mengkaji ulang,
membedakan, membandingkan,
mengkontraskan, memisahkan,
menghubungkan, dan menunjukan hubungan antara variabel. e
Mengevaluasi evaluation Mengevaluasi berarti kemampuan menetapkan derajat sesuatu
berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu. Proses kognitif yang dilalui adalah mengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi, menilai,
mengevaluasi, mempertahankan, mendukung, mengecek, mengkritik, membenarkan, menyalahkan, dan memprediksi.
f Mencipta creating
Mencipta berarti kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang
orisinil. Ranah kognitif ini meliputi merangkai, merancang, menemukan,
menciptakan, memperoleh,
mengembangkan, memformulasikan,
membangun, membentuk, melengkapi, membuat, menyempurnakan, melakukan inovasi, mendisain, dan menghasilkan karya.
2.5 Motivasi Belajar