BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Indonesia
Sejarah akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan menggunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan laba rugi
telah dilakukan pedagang-pedagang Genoa untuk mengetahui harta hasil pelayarannya yaitu dengan membandingkan harta akhir pelayaran
dengan harta pada saat mereka berangkat. Perkembangan akuntansi juga ditandai pada tahun 1494 pada saat Lucas Pacioli ahli matematika,
mengarang sebuah buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Propotionalita, di mana dalam suatu bab
berjudul Tractatus de Computies et Scriptoris membahas cara-cara pembukuan menurut catatan berpasangan double book keeping.
Akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para
pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga Indonesia menganut sistem kontinental tata buku yang
dipakai Belanda saat itu Soemarso, 1992. Tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan,
peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sejak tahun
1950-an akuntansi mulai berubah yakni dengan mengacu pada sistem
akuntansi yang dianut oleh Amerika yakni Generally Accepted Accounting Principles GAAP dan pada tahun 2008 Dewan Standar
Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan
Indonesia DSAK-IAI
mencanangkan untuk melakukan konvergensi standar akuntansi keuangan berbasis IFRS dalam 2 tahap yaitu dimulai dengan komitmen
publik pada tahun 2008 dan menetapkan standar akuntansi keuangan untuk diterapkan oleh perusahaan sampai tahun 2011 sebagai tahap
pertama dan selanjutnya tahun 2012 hingga 2014 menjadi tahap kedua untuk mengimplementasikan standar akuntansi keuangan berbasis IFRS
sehingga pada tahun 2015 tidak ada beda material di dalam standar yang digunakan perusahaan.
Terdapat tiga tonggak sejarah pengembangan standar akuntansi Indonesia yakni :
1. Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntan Indonesia IAI telah
membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal
dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia PAI. 2.
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984 PAI 1984. 3.
Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dan melakukan
kodifikasi dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan SAK pada
tanggal 1 oktober 1994. Dalam perkembangannya standar akuntansi keuangan Indonesia terus direvisi secara berkesinambungan
sebanyak 6 kali yakni revisi 1 oktober 1995, 1 juni 1996, 1 juni 1999, 1 april 2002, 1 oktober 2004, dan 1 september 2007
menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
IAI, September 2007. Seiring dengan perkembangan standar akuntansi Indonesia
sehingga menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan penyusunnya juga terus dikembangkan dan disempurnakan
sesuai dengan kebutuhan. Fungsi awal dari badan pembentuk standar akuntansi adalah sebagai penyusun dan pengembang standar
akuntansi keuangan hingga pada saat terbentuknya Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK dan Dewan Konsultatif Standar
Akuntansi Keuangan DKSAK sebagai mitra DSAK dalam merumuskan arah dan pengembangan SAK di Indonesia diberikan
hak otonomi untuk sekaligus mengesahkan PSAK dan ISAK berlandaskan prinsip akuntansi yang berlaku umum PABU di
Indonesia. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia merupakan padanan dari frasa generally accepted accounting
principles adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi
praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat
tertentu. Indonesia memiliki empat pilar standar akuntansi Indonesia Dwi Martani : 2015yaitu :
1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK
2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
signifikan - SAK-ETAP. Standar Akuntansi Keuangan ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
tidak signifikan.
3. Standar AkuntansiSyari’ah – SAK Syariah
4. Standar Akuntansi Pemerintahan – SAP.
Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Badan Pembentuk Standar Akuntansi
Indonesia
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia. 2007
2.1.2. IFRS International Financial Reporting Standards