BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian
Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik non-parametrik dengan dua sampel berpasangan,
sehingga dilakukan
uji wilcoxon
dan uji
sign sebagai
uji hipotesis.Pendeskripsian datadilakukandengan menghitung indeks Gray
terlebih dahulu dan selanjutnya mendeskripsikan hasil dari pengolahan indeks tersebut menggunakan software SPSS versi 17. Sementara itu pengujian
normalitas dan uji hipotesis menggunakan langsung nilai laba bersih dan ekuitas sebagai variabel penelitian sehingga menghasilkan output sesuai
metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dari 59 populasi yaitu
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 selama 4 periode dalam tahun 2011
– 2012 diperoleh 23 perusahaan sebagai sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini dan diamati pada tahun pelaporan keuangan 2011
– 2012 sehingga total keseluruhan sampel yaitu 46 sampel. Laporan keuangan
audited dan daftar perusahaan yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45 menjadi data sekunder dalam penelitian ini dan diperoleh melalui situs resmi
Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id
.
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik deskriptif-deskriptif
Informasi data keuangan berupa ekuitas dan laba bersih perusahaan indeks LQ-45 sekaligus menjadi variabel dalam penelitian
ini dijabarkan dalam bentuk statistik. Statistik deskriptif dari variabel tersebut diolah dalam bentuk indeks Gray dan disajikan dalam tabel
berikut ini.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Indeks Gray
Ekuitas dan Laba Bersih Tahun 2011 dan 2012 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
IG_LABA 46
.98731 1.40381 1.0115617
.06175188 IG_EKUITAS
46 .88501
1.10523 1.0001778 .02329987
Valid N listwise 46
Sumber : Output SPSS, 2015 Output tampilan SPSS tabel 4.1 diatas menunjukkan dari 46
sampel N terlihat bahwa indeks tertinggi laba yaitu 1.40381 dan 1.10523 sebagai indeks ekuitas. Tingkat rata-rata indeks adalah
1.0115617 dan 1.0001778 atas laba dan ekuitas. Standar indeks yang diharapkan oleh perusahaan adalah 0.06175188 dan 0.02329987 atas
laba dan ekuitas. Berarti pihak regulator dan perusahaan harus bisa menganalisis dampak penerapan standar akuntansi keuangan
berbasisIFRS sehingga laba bersih dan ekuitas yang dihasilkan lebih baik daripada sebelum penerapan standar akuntansi keuangan tersebut.
4.2.2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas terhadap data dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non- parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dan digambarkan dalam
bentuk histogram dengan membuat hipotesis: Hipotesis Nol H
: data terdistribusi secara normal Hipotesis Alternatif H
a
: data tidak terdistribusi secara normal Pada uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S,
apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_NI_P SAK
LN_NI_ IFRS
LN_EQ_ PSAK
LN_EQ_I FRS
N 46
46 46
46 Normal Parameters
a,,b
Mean 15.1676 15.1576 16.6451 16.6452
Std. Deviation
.96508 .98179 1.55675 1.55616 Most Extreme Differences Absolute
.089 .087
.145 .146
Positive .089
.087 .145
.146 Negative
-.075 -.073
-.142 -.142
Kolmogorov-Smirnov Z .605
.590 .981
.990 Asymp. Sig. 2-tailed
.858 .877
.291 .281
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed diatas nilai signifikan 0.05, sehingga dengan kata lain
variabel residual berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Histogram Laba Bersih PSAK
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
Histogram Laba Bersih IFRS
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas
Histogram Ekuitas PSAK
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas
Histogram Ekuitas IFRS
Selain itu histogram ini juga membuktikan bahwa data tersebut berdistribusi secara normal. Gambar histogram ini
menunjukkan bahwa pola distribusinya tidak melenceng ke kiri atau ke kanan yang artinya adalah data tersebut berdistribusi secara normal.
4.3. Uji Hipotesis
4.3.1. Uji Wilcoxon dan Uji Sign
Pengujian hipotesis
dilakukan untuk
pengambilan kesimpulan terhadap data sekunder yang telah diolah. Dalam
penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon dan uji sign dikarenakan data yang diolah menggunakan
skala rasio dalam bentuk indeks gray, selanjutnya berdasarkan uji normalitas yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa data tidak
berdistribusi normal santoso,2012. Hasil uji hipotesis disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
LN_NI_IFRS - LN_NI_PSAK
Negative Ranks 6
a
7.00 42.00
Positive Ranks 4
b
3.25 13.00
Ties 36
c
Total 46
LN_EQ_IFRS - LN_EQ_PSAK
Negative Ranks 6
d
3.50 21.00
Positive Ranks 1
e
7.00 7.00
Ties 39
f
Total 46
a. LN_NI_IFRS LN_NI_PSAK b. LN_NI_IFRS LN_NI_PSAK
c. LN_NI_IFRS = LN_NI_PSAK d. LN_EQ_IFRS LN_EQ_PSAK
e. LN_EQ_IFRS LN_EQ_PSAK f. LN_EQ_IFRS = LN_EQ_PSAK
Sumber : OutputSPSS, 2015
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diperoleh 6 data negatif ranks IFRS PSAK atas laba bersih dan ekuitas, 4 dan 1 data positif ranks
IFRS PSAK atas laba bersih dan ekuitas, 36 dan 39 data ties ranks IFRS = PSAK atas laba bersih dan ekuitas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis
Wilcoxon Test Statistics
b
LN_NI_IFRS - LN_NI_PSAKLN_EQ_IFRS - LN_EQ_PSAK Z
-1.478
a
-1.183
a
Asymp. Sig. 2-tailed .139
.237 a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test Sumber : OutputSPSS, 2015
Pada uji wilcoxon juga menunjukkan ada tidaknya hubungan dari dua sampel berpasangan seperti yang terlihat pada tabel 4.4
diatas. Pada tabel tersebut diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari 0.05 yaitu 0.139 pada laba bersih dan 0.237 pada ekuitas
sehingga H diterima.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis
Uji Sign Test Statistics
b
LN_NI_IFRS - LN_NI_PSAK LN_EQ_IFRS - LN_EQ_PSAK Exact Sig. 2-tailed
.754
a
.125
a
a. Binomial distribution used. b. Sign Test
Sumber : OutputSPSS, 2015 Berdasarkan tabel 4.5 diatas juga menunjukkan Exact Sig. 2-
tailed lebih besar dari 0.05 pada laba bersih dan ekuitas.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1. Tidak Adanya Pengaruh Standar Akuntansi Keuangan Berbasis
IFRS Terhadap Laba Bersih
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap laba bersih tahun
2011 – 2012. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji hipotesis pada
tabel 4.4 dan 4.5 yang menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 sehingga H
1
ditolak yaitu standar akuntansi keuangan berbasis IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih tahun 2011
dan 2012. Pernyataan tersebut tentu bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Michael Cordazzo 2013,
Jermakowijcz 2004, Murni Ana 2011 yang menyatakan adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap laba
bersih. Merujuk pada pernyataan DSAK-IAI yang menyatakan
bahwa “Indonesia berada pada tahap konvergensi sejak tahun 2008 - 2014, sehingga terus menyusun program kerja DSAK salah satunya
adalah merevisi SAK berbasis IFRS per 1 Januari 2009 menjadi per 1 Januari 2014 dan ditargetkan seluruh PSAK tidak memiliki beda
material dengan IFRS”. Oleh sebab itu, hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2011
– 2012 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang ditimbulkan akibat penerapan standar akuntansi
keuangan berbasis IFRS terhadap laba bersih.
4.4.2. Tidak Adanya Pengaruh Standar Akuntansi Keuangan Berbasis
IFRS Terhadap Ekuitas
Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya pengaruh yang ditimbulkan terhadap ekuitas setelah pengadopsian standar
akuntansi keuangan berbasis IFRS dengan melakukan revisi beberapa PSAK sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji hipotesis
pada tabel tabel 4.4 dan 4.5 yang menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 sehingga H
2
ditolak yaitu standar akuntansi keuangan berbasis IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap ekuitas tahun
2011 dan 2012. Pernyataan tersebut tentu bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Michael Cordazzo 2013,
Jermakowijcz 2004, Murni Ana 2011 yang menyatakan adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap ekuitas.
Alasan serupa seperti pada penjelasan laba bersih diatas yaitu beradanya Indonesia di tahap konvergensi sejak tahun 2008 hingga
2014 sehingga pada tahun pengamatan 2011 – 2012 revisi-revisi
standar akuntansi keuangan yang disahkan DSAK-IAI tidak lagi menunjukkan adanya beda material terhadap ekuitas kecuali hanya
menyangkut pada masalah penyajian dan pengungkapan yang disesuaikan oleh PSAK 50 2014 dan PSAK 55 2014 serta PSAK
38 : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang mereklasifikasi akun tambahan modal disetor pada ekuitas seperti yang diterapkan oleh
Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN.
4.4.3. Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS
Terdapat beberapa standar akuntansi berbasis IFRS yang telah direvisi dan disahkan oleh DSAK-IAI selanjutnya berlaku efektif
tahun 2013 – 2015 dengan penerapan secara retrospektfif yaitu bahwa
kebijakan akuntansi yang baru diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan pada periode sebelumnya. Berikut
ini disajikan beberapa standar akuntansi berlaku efektif 2015 secara prospektif, namun tampak perubahan yang disajikan perusahaan :
a. PSAK 48 2014 revisi dari PSAK 48 2009 “Penurunan
Nilai”
Pada PSAK 48 2014 mengatur tentang penurunan nilai sehingga pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview
ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva melalui pertimbangan yang berasal informasi dari luar dan dalam
perusahaan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas diperoleh dari jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya
dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya.Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai
tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.Penurunan tersebut merupakan
rugi penurunan nilai aktiva dan harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.Beban depresiasi aktiva untuk periode
yang akan datang harus disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa.
Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak terhadap nilai dari akun penurunan nilai dikarenakan pada tahun
sebelumnya perusahaan telah menerapakan PSAK 48 2009 dimana tidak memiliki perbedaan yang signifikan kecuali dalam
hal pengungkapan yang selanjutnya diatur dalam PSAK 55 2014. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari akun penurunan
nilai Aneka Tambang Persero, Tbk ANTM yang telah terlampir lampiran 3.
b. PSAK 50 2014 revisi dari PSAK 50 2010 “Instrumen