Data Penelitian PSAK 48 2014 revisi dari PSAK 48 2009 “Penurunan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik non-parametrik dengan dua sampel berpasangan, sehingga dilakukan uji wilcoxon dan uji sign sebagai uji hipotesis.Pendeskripsian datadilakukandengan menghitung indeks Gray terlebih dahulu dan selanjutnya mendeskripsikan hasil dari pengolahan indeks tersebut menggunakan software SPSS versi 17. Sementara itu pengujian normalitas dan uji hipotesis menggunakan langsung nilai laba bersih dan ekuitas sebagai variabel penelitian sehingga menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dari 59 populasi yaitu perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 selama 4 periode dalam tahun 2011 – 2012 diperoleh 23 perusahaan sebagai sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini dan diamati pada tahun pelaporan keuangan 2011 – 2012 sehingga total keseluruhan sampel yaitu 46 sampel. Laporan keuangan audited dan daftar perusahaan yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45 menjadi data sekunder dalam penelitian ini dan diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id .

4.2. Analisis Hasil Penelitian

4.2.1. Statistik deskriptif-deskriptif

Informasi data keuangan berupa ekuitas dan laba bersih perusahaan indeks LQ-45 sekaligus menjadi variabel dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk statistik. Statistik deskriptif dari variabel tersebut diolah dalam bentuk indeks Gray dan disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Indeks Gray Ekuitas dan Laba Bersih Tahun 2011 dan 2012 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IG_LABA 46 .98731 1.40381 1.0115617 .06175188 IG_EKUITAS 46 .88501 1.10523 1.0001778 .02329987 Valid N listwise 46 Sumber : Output SPSS, 2015 Output tampilan SPSS tabel 4.1 diatas menunjukkan dari 46 sampel N terlihat bahwa indeks tertinggi laba yaitu 1.40381 dan 1.10523 sebagai indeks ekuitas. Tingkat rata-rata indeks adalah 1.0115617 dan 1.0001778 atas laba dan ekuitas. Standar indeks yang diharapkan oleh perusahaan adalah 0.06175188 dan 0.02329987 atas laba dan ekuitas. Berarti pihak regulator dan perusahaan harus bisa menganalisis dampak penerapan standar akuntansi keuangan berbasisIFRS sehingga laba bersih dan ekuitas yang dihasilkan lebih baik daripada sebelum penerapan standar akuntansi keuangan tersebut.

4.2.2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas terhadap data dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non- parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dan digambarkan dalam bentuk histogram dengan membuat hipotesis: Hipotesis Nol H : data terdistribusi secara normal Hipotesis Alternatif H a : data tidak terdistribusi secara normal Pada uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S, apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LN_NI_P SAK LN_NI_ IFRS LN_EQ_ PSAK LN_EQ_I FRS N 46 46 46 46 Normal Parameters a,,b Mean 15.1676 15.1576 16.6451 16.6452 Std. Deviation .96508 .98179 1.55675 1.55616 Most Extreme Differences Absolute .089 .087 .145 .146 Positive .089 .087 .145 .146 Negative -.075 -.073 -.142 -.142 Kolmogorov-Smirnov Z .605 .590 .981 .990 Asymp. Sig. 2-tailed .858 .877 .291 .281 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed diatas nilai signifikan 0.05, sehingga dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram Laba Bersih PSAK Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Histogram Laba Bersih IFRS Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Histogram Ekuitas PSAK Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Histogram Ekuitas IFRS Selain itu histogram ini juga membuktikan bahwa data tersebut berdistribusi secara normal. Gambar histogram ini menunjukkan bahwa pola distribusinya tidak melenceng ke kiri atau ke kanan yang artinya adalah data tersebut berdistribusi secara normal.

4.3. Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Wilcoxon dan Uji Sign

Pengujian hipotesis dilakukan untuk pengambilan kesimpulan terhadap data sekunder yang telah diolah. Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon dan uji sign dikarenakan data yang diolah menggunakan skala rasio dalam bentuk indeks gray, selanjutnya berdasarkan uji normalitas yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa data tidak berdistribusi normal santoso,2012. Hasil uji hipotesis disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3 Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks LN_NI_IFRS - LN_NI_PSAK Negative Ranks 6 a 7.00 42.00 Positive Ranks 4 b 3.25 13.00 Ties 36 c Total 46 LN_EQ_IFRS - LN_EQ_PSAK Negative Ranks 6 d 3.50 21.00 Positive Ranks 1 e 7.00 7.00 Ties 39 f Total 46 a. LN_NI_IFRS LN_NI_PSAK b. LN_NI_IFRS LN_NI_PSAK c. LN_NI_IFRS = LN_NI_PSAK d. LN_EQ_IFRS LN_EQ_PSAK e. LN_EQ_IFRS LN_EQ_PSAK f. LN_EQ_IFRS = LN_EQ_PSAK Sumber : OutputSPSS, 2015 Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diperoleh 6 data negatif ranks IFRS PSAK atas laba bersih dan ekuitas, 4 dan 1 data positif ranks IFRS PSAK atas laba bersih dan ekuitas, 36 dan 39 data ties ranks IFRS = PSAK atas laba bersih dan ekuitas. Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon Test Statistics b LN_NI_IFRS - LN_NI_PSAKLN_EQ_IFRS - LN_EQ_PSAK Z -1.478 a -1.183 a Asymp. Sig. 2-tailed .139 .237 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Sumber : OutputSPSS, 2015 Pada uji wilcoxon juga menunjukkan ada tidaknya hubungan dari dua sampel berpasangan seperti yang terlihat pada tabel 4.4 diatas. Pada tabel tersebut diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari 0.05 yaitu 0.139 pada laba bersih dan 0.237 pada ekuitas sehingga H diterima. Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Uji Sign Test Statistics b LN_NI_IFRS - LN_NI_PSAK LN_EQ_IFRS - LN_EQ_PSAK Exact Sig. 2-tailed .754 a .125 a a. Binomial distribution used. b. Sign Test Sumber : OutputSPSS, 2015 Berdasarkan tabel 4.5 diatas juga menunjukkan Exact Sig. 2- tailed lebih besar dari 0.05 pada laba bersih dan ekuitas.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.1. Tidak Adanya Pengaruh Standar Akuntansi Keuangan Berbasis

IFRS Terhadap Laba Bersih Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap laba bersih tahun 2011 – 2012. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji hipotesis pada tabel 4.4 dan 4.5 yang menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 sehingga H 1 ditolak yaitu standar akuntansi keuangan berbasis IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih tahun 2011 dan 2012. Pernyataan tersebut tentu bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Michael Cordazzo 2013, Jermakowijcz 2004, Murni Ana 2011 yang menyatakan adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap laba bersih. Merujuk pada pernyataan DSAK-IAI yang menyatakan bahwa “Indonesia berada pada tahap konvergensi sejak tahun 2008 - 2014, sehingga terus menyusun program kerja DSAK salah satunya adalah merevisi SAK berbasis IFRS per 1 Januari 2009 menjadi per 1 Januari 2014 dan ditargetkan seluruh PSAK tidak memiliki beda material dengan IFRS”. Oleh sebab itu, hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 – 2012 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang ditimbulkan akibat penerapan standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap laba bersih.

4.4.2. Tidak Adanya Pengaruh Standar Akuntansi Keuangan Berbasis

IFRS Terhadap Ekuitas Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya pengaruh yang ditimbulkan terhadap ekuitas setelah pengadopsian standar akuntansi keuangan berbasis IFRS dengan melakukan revisi beberapa PSAK sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji hipotesis pada tabel tabel 4.4 dan 4.5 yang menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 sehingga H 2 ditolak yaitu standar akuntansi keuangan berbasis IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap ekuitas tahun 2011 dan 2012. Pernyataan tersebut tentu bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Michael Cordazzo 2013, Jermakowijcz 2004, Murni Ana 2011 yang menyatakan adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap ekuitas. Alasan serupa seperti pada penjelasan laba bersih diatas yaitu beradanya Indonesia di tahap konvergensi sejak tahun 2008 hingga 2014 sehingga pada tahun pengamatan 2011 – 2012 revisi-revisi standar akuntansi keuangan yang disahkan DSAK-IAI tidak lagi menunjukkan adanya beda material terhadap ekuitas kecuali hanya menyangkut pada masalah penyajian dan pengungkapan yang disesuaikan oleh PSAK 50 2014 dan PSAK 55 2014 serta PSAK 38 : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang mereklasifikasi akun tambahan modal disetor pada ekuitas seperti yang diterapkan oleh Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN.

4.4.3. Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS

Terdapat beberapa standar akuntansi berbasis IFRS yang telah direvisi dan disahkan oleh DSAK-IAI selanjutnya berlaku efektif tahun 2013 – 2015 dengan penerapan secara retrospektfif yaitu bahwa kebijakan akuntansi yang baru diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan pada periode sebelumnya. Berikut ini disajikan beberapa standar akuntansi berlaku efektif 2015 secara prospektif, namun tampak perubahan yang disajikan perusahaan :

a. PSAK 48 2014 revisi dari PSAK 48 2009 “Penurunan

Nilai” Pada PSAK 48 2014 mengatur tentang penurunan nilai sehingga pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva melalui pertimbangan yang berasal informasi dari luar dan dalam perusahaan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas diperoleh dari jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya.Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak terhadap nilai dari akun penurunan nilai dikarenakan pada tahun sebelumnya perusahaan telah menerapakan PSAK 48 2009 dimana tidak memiliki perbedaan yang signifikan kecuali dalam hal pengungkapan yang selanjutnya diatur dalam PSAK 55 2014. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari akun penurunan nilai Aneka Tambang Persero, Tbk ANTM yang telah terlampir lampiran 3.

b. PSAK 50 2014 revisi dari PSAK 50 2010 “Instrumen