Perubahan Laba Bersih dan Ekuitas

PSAK PSAK 1 Revisi 2013 : Penyajian Laporan Keuangan 1 Januari 2015 PSAK 3 revisi 2010: Laporan Keuangan Interim PH PSAK 4 Revisi 2013 : Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 15 Revisi 2013 : Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 18 revisi 2011: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya. PSAK 8 revisi 2010: Peristiwa setelah Tanggal Neraca PSAK 46 revisi 2013 : Pajak Penghasilan PSAK 48 revisi 2014 : Penurunan Nilai Aset PSAK 50 revisi 2014 : Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 55 revisi 2014 : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 24 revisi 2013 : Imbalan Kerja PSAK 36 revisi 2011 : Kontrak Konstruksi PSAK 60 revisi 2014 : Pengungkapan Instrumen Keuangan PSAK 61 revisi 2011 : Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah PSAK 65 revisi 2013 : Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 66 revisi 2013 : Pengaturan Bersama PSAK 67 revisi 2013 : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar ED PSAK ED PSAK 53 revisi 2010: Pembayaran Berbasis Saham ISAK ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai Sumber : Dwi Martani 2015

2.1.4. Perubahan Laba Bersih dan Ekuitas

Adanya pengadopsian standar akuntansi keuangan berbasis IFRS merupakan salah satu contoh perubahan prinsip akuntansi yang terjadi dikarenakan adanya ketidaksesuaian penggunaan prinsip akuntansi sebelumnya seperti penggunaan historical cost yang berganti menggunakan nilai wajar untuk mengukur aktiva dan kewajiban. Adanya perubahan prinsip akuntansi tersebut tidak dilibatkan dalam penghitungan laba bersih karena pengaruhnya terkait dengan periode sebelumnya, namun diakui dengan melakukan penyesuaian retrospektif terhadap laporan keuangan. Penyesuaian tersebut membuat laporan keuangan tahun lalu konsisten dengan prinsip yang baru diadopsi. Perusahaan mencatat pengaruh kumulatif dari perubahan periode lalu sebagai penyesuaian terhadap laba ditahan pada awal tahun yang disajikan. Sehingga berdasarkan pendekatan retrospektif, perusahaan memasukkan kembali angka laba tahun lalu menurut metode yang baru diadopsi dan mempertahankan komparabilitas. Selain itu, Financial Accounting Standard Board FASB setuju dan telah mengidentifikasi beberapa transaksi yang harus dicatat secara langsung pada ekuitas pemegang saham, seperti halnya keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas sekuritas yang tersedia untuk dijual. Keuntungan dan kerugian tersebut tidak dimasukkan dalam laba bersih, sehingga mengurangi volalitas laba bersih akibat fluktuasi nilai wajar. Pos-pos terkait laporan laba rugi akan dimasukkan menurut konsep laba komprehensif. Laba komprehensif comprehensive income meliputi semua perubahan ekuitas selama satu periode kecuali perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Karena itu, laba komprehensif meliputi semua pendapatan dan keuntungan, beban dan kerugian yang dilaporkan dalam laba bersih, dan selain itu juga mencakup keuntungan dan kerugian yang tidak dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham. Pos-pos yang melewati laporan laba-rugi ini disebut sebagai laba komprehensif lainnya other comprehensive income.

2.1.5. Indeks LQ-45