4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1. Tidak Adanya Pengaruh Standar Akuntansi Keuangan Berbasis
IFRS Terhadap Laba Bersih
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap laba bersih tahun
2011 – 2012. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji hipotesis pada
tabel 4.4 dan 4.5 yang menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 sehingga H
1
ditolak yaitu standar akuntansi keuangan berbasis IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih tahun 2011
dan 2012. Pernyataan tersebut tentu bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Michael Cordazzo 2013,
Jermakowijcz 2004, Murni Ana 2011 yang menyatakan adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap laba
bersih. Merujuk pada pernyataan DSAK-IAI yang menyatakan
bahwa “Indonesia berada pada tahap konvergensi sejak tahun 2008 - 2014, sehingga terus menyusun program kerja DSAK salah satunya
adalah merevisi SAK berbasis IFRS per 1 Januari 2009 menjadi per 1 Januari 2014 dan ditargetkan seluruh PSAK tidak memiliki beda
material dengan IFRS”. Oleh sebab itu, hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2011
– 2012 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang ditimbulkan akibat penerapan standar akuntansi
keuangan berbasis IFRS terhadap laba bersih.
4.4.2. Tidak Adanya Pengaruh Standar Akuntansi Keuangan Berbasis
IFRS Terhadap Ekuitas
Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya pengaruh yang ditimbulkan terhadap ekuitas setelah pengadopsian standar
akuntansi keuangan berbasis IFRS dengan melakukan revisi beberapa PSAK sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji hipotesis
pada tabel tabel 4.4 dan 4.5 yang menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 sehingga H
2
ditolak yaitu standar akuntansi keuangan berbasis IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap ekuitas tahun
2011 dan 2012. Pernyataan tersebut tentu bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Michael Cordazzo 2013,
Jermakowijcz 2004, Murni Ana 2011 yang menyatakan adanya pengaruh standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terhadap ekuitas.
Alasan serupa seperti pada penjelasan laba bersih diatas yaitu beradanya Indonesia di tahap konvergensi sejak tahun 2008 hingga
2014 sehingga pada tahun pengamatan 2011 – 2012 revisi-revisi
standar akuntansi keuangan yang disahkan DSAK-IAI tidak lagi menunjukkan adanya beda material terhadap ekuitas kecuali hanya
menyangkut pada masalah penyajian dan pengungkapan yang disesuaikan oleh PSAK 50 2014 dan PSAK 55 2014 serta PSAK
38 : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang mereklasifikasi akun tambahan modal disetor pada ekuitas seperti yang diterapkan oleh
Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN.
4.4.3. Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS