pada hasil penelitian, nilai aktivitas antioksidan minuman seduhan bubuk daun kumis kucing kering matahari dan oven memiliki aktivitas antioksidan
lebih rendah dibandingkan dengan nilai aktivitas antioksidan minuman seduhan daun kumis kucing segar.
Nilai aktivitas antioksidan tertinggi pada perlakuan pengeringan diperoleh dari minuman seduhan bubuk daun kumis kucing kering matahari,
yaitu sebesar 1346.528 mMg bk sampel. Sedangkan nilai aktivitas antioksidan minuman seduhan dari bubuk daun kumis kucing kering oven
memiliki nilai sebesar 406.356 mMg bk sampel. Sehingga pada penelitian ini selanjutnya digunakan sampel bubuk daun yang berasal dari daun kumis
kucing kering matahari.
2. Hasil Analisis Total Fenol
Pengujian total fenol bertujuan untuk menentukan total senyawa fenolik yang terkandung di dalam sampel, sehingga diduga bila kandungan
senyawa fenolik di dalam sampel tinggi maka aktivitas antioksidan akan tinggi Marinova dan Yanishlieva, 2003. Keefektifan fenol sebagai
antioksidan memiliki rentang tertentu sehingga dapat terjadi pada konsenterasi rendah fenol menjadi kurang efektif berperan sebagai
antioksidan dan pada konsenterasi tinggi fenol dapat bersifat sebagai prooksidan Fardiaz, 1996.
Total fenol tertinggi yang diperoleh pada penelitian ini adalah minuman seduhan bubuk daun kumis kucing kering matahari. Nilai ini lebih
besar jika dibandingkan dengan nilai total fenol minuman seduhan daun kumis kucing segar. Berbeda halnya dengan aktivitas antioksidan yang
didapat pada hasil penelitian, yaitu aktivitas pada minuman seduhan daun kumis kucing segar lebih tinggi dibandingan dengan minuman seduhan
bubuk daun kumis kucing kering matahari. Dapat dilihat bahwa nilai aktivitas antioksidan yang tinggi pada
suatu bahan pangan tidak selalu diindikasikan bahwa bahan pangan tersebut memiliki nilai total fenol yang tinggi. Telah diketahui bahwa banyak
senyawa lain yang dapat bersifat antioksidan selain fenol, seperti asam askorbat, asam sitrat, tokoferol, dan lain-lain Halliwell, 2002. Pada
minuman seduhan daun kumis kucing segar memiliki nilai total fenol yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang berperan sebagai
antioksidan pada minuman seduhan daun kumis kucing segar adalah senyawa lain selain fenol yang terkandung di dalam sampel tersebut.
Gambar 11. Grafik total fenol air seduhan daun kumis kucing segar, bubuk
daun kumis kucing kering kering matahari dan kering oven.
Total fenol untuk air seduhan daun kumis kucing segar pada 0 jam sebesar 47.202 µg fenolg b.k sampel, sedangkan nilai total fenol air
seduhan bubuk daun kumis kucing kering matahari dan oven berturut-turut adalah 61.61
µg fenolg b.k sampel dan 16.918 µg fenolg b.k sampel. Setelah pengamatan selama 24 jam, untuk total fenol air seduhan daun
kumis kucing segar, bubuk daun kumis kucing kering matahari dan kering oven berturut-turut adalah 41.319, 87.62 dan 14.085
µg fenolg bk sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi
dalam minuman seduhan diperoleh dari bubuk daun kumis kucing kering matahari, dengan demikian sampel minuman seduhan yang digunakan sebagai
perlakuan kepada tikus percobaan adalah minuman seduhan dari bubuk daun kumis kucing kering matahari.
Minuman yang diberikan pada tikus percobaan dibedakan atas tiga macam minuman sesuai dengan perlakuan yang diberikan, yaitu kontrol air
putih, Kk 1 0.3 g bubukhari200 g berat tikus atau 0.012 gml dan Kk 2
47.202 61.61
16.918 41.319
87.62
14.085
20 40
60 80
100
KKS KKM
KKO
T ot
al f en
ol
u g f
en ol
g b .k s
am pe
l
0 Jam 24 Jam
0.6 g bubukhari200 g berat tikus atau 0.024 gml. Minuman seduhan dibuat sesuai dengan Lampiran 6., perbedaan antara kelompok Kk 1 dan Kk 2 adalah
konsenterasi yang diberikan, sedangkan untuk kontrol hanya diberi perlakuan minuman air putih setiap hari.
Gambar 12. Perbandingan minuman seduhan bubuk daun kumis kucing konsenterasi rendah Kk 1 dan konsenterasi tinggi Kk 2
Dari hasil pengamatan setiap hari selama perlakuan 28 hari, diketahui bahwa rata-rata minum tikus kelompok kontrol adalah sebesar 21.17 mlhari,
untuk kelompok Kk1 dan Kk2 berturut-turut sebesar 24.64 mlhari dan 25.48 mlhari Lampiran 8. Hasil yang didapatkan dapat digunakan untuk
mengetahui jumlah ekstrak bubuk daun kumis kucing yang terminum oleh tikus percobaan.
Berdasarkan konversi pada Lampiran 6, maka diketahui untuk kelompok Kk1 dengan meminum seduhan bubuk daun kumis kucing rata-rata sebanyak
24.64 mlhari sebanding dengan 0.275 ghari bubuk daun kumis kucing. Sedangkan untuk kelompok Kk2 yang memiliki rata-rata minum sebesar 25.48
mlhari sebanding dengan 0.595 ghari bubuk daun kumis kucing.
C. PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN SEDUHAN BUBUK DAUN KUMIS KUCING TERHADAP TIKUS PERCOBAAN