bergabung dengan substrat Lu, 1995; Murray et al., 1999; Hodgson dan Levi, 2000; Donatus, 2001.
RH + O
2
+NADPH + H
+
R OH + H
2
O + NADP Gambar 2. Persamaan reaksi monooksigenase Jakoby et al, 1982;
Murray et al., 1999 NADPH terlibat dalam mekanisme reaksi sitokrom P-450. Enzim
yang menggunakan NADPH untuk menghasilkan bentuk tereduksi sitokrom P-450 dan terlihat dalam sisi sebelah kiri penyumbang elektron persamaan
diatas Gambar 2 dinamakan NADPH-sitokrom P-450 reduktase. Murray et al.,
1999; Hodgson dan Levi, 2000.
c. Reaksi Fase Dua
Dalam reaksi fase dua, senyawa yang terhidroksilasi atau senyawa lainnya yang diproduksi dalam fase satu, diubah oleh enzim yang spesifik
menjadi berbagai metabolit polar lewat konjugasi dengan asam glukuronat, sulfat, asetat, glutation atau asam amino tertentu atau lewat metilasi. Reaksi
konjugasi ini membuat molekul lebih bersifat dapat larut dalam air sehingga akhirnya dapat diekresikan ke dalam urin dan empedu Murray et al., 1999.
Reaksi fase II melibatkan aneka ragam enzim yang umumnya merupakan enzim sitosolik. Reaksi ini dikenal pula sebagai reaksi konjugasi,
menyangkut penambahan gugus polar ke senyawa asing. Reaksi-reaksi pada fase dua merupakan reaksi biosintetik sehingga diperlukan energi. Hal ini
berbeda dengan reaksi-reaksi pada fase satu yang tidak memerlukan energi Donatus, 2001.
Menurut Hodgson dan Levi 2000, terdapat dua tipe umum dari reaksi konjugasi, yakni tipe satu dan tipe dua. Pada tipe satu, agen konjugasi
yang telah teraktifkan akan berkonjugasi dengan substrat sehingga menghasilkan produk konjugasi sedangkan pada tipe dua, substrat telah
teraktifkan akan berkonjugasi dengan asam amino sehingga dihasilkan produk konjugasi.
d. Glutation S-Transferase
Sejumlah xenobiotik elektrofilik yang potensial beracun seperti karsinogen tertentu akan terkonjugasi dengan glutation GSH nukleofilik
dalam reaksi berikut, R + GSHO → R S G. Dimana R adalah xenobiotik
elektrofilik. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini disebut Glutation S- Transferase GST dan terdapat dalam sitosol sel hati dalam jumlah yang
tinggi Murray et al., 1999. Menurut Donatus 2001, pengikatan karbon elektrofil oleh gugus sulfhidril nukleofilik yang ada pada glutation
dinamakan reaksi anion tiolat glutation GT. Reaksi tersebut membentuk ikatan tioeter antara atom karbon dan
gugus sulfhidril glutation. Konjugat glutation yang terbentuk, selanjutnya oleh enzim yang terutama ada di ginjal, dipecah menjadi turunan sisteina.
Berikutnya turunan sisteina itu terasetilkan menjadi N-asetil-sisteina asam merkapturat, yang segera diekskresikan ke dalam urin Donatus, 2001.
Menurut Murray et al 1999, sejumlah enzim GST terdapat dalam jaringan tubuh manusia. Enzim ini memperlihatkan spesifisitas substrat yang
berbeda-beda dan dapat dipisahkan lewat elektroforesis serta teknik pemeriksaan lainnya. Jika xenobiotik yang potensial beracun itu tidak
terkonjugasi, maka molekulnya akan berada dalam keadaan bebas yang membentuk ikatan kovalen dengan DNA, RNA atau protein sel dengan
demikian dapat mengakibatkan kerusakan sel yang serius.
4. Ekskresi Toksikan