Uji Coba Lapangan Skala Kecil

Adapun saran dari ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Menengah Atas pada produk awal modifikasi permainan “Tembak Kaleng” adalah sebagai berikut: 1 Jarak antara Base satu dengan lainnya harus dipertimbangkan lagi, apakah dengan jarak 20m itu sudah efektif atau belum efektif dalam permainan “Tembak Kaleng”. Setelah dipertimbangkan lagi jarak 20m dianggap terlalu jauh seingga diganti dengan jarak 15m. 2 Aturan permainan dianggap kurang efektif karena pemain penjaga harus menunggu kaleng tersusun dahulu untuk bisa mematikan pelari. Peraturan tersebut diubah menjadi penjaga dibolehkan langsung mematikan pelari tanpa harus menunggu kaleng tersusun kembali, akan tetapi penjaga didalam zona kaleng tidak boleh keluar dari dalam kotak. 3 Pemanasan konvensional harus diganti dengan pemanasan menggunakan permainan sederana. Permainan Lintang Ngaleh dan permainan Bom atom hiroshima digunakan untuk pemanasan dalam permainan ini karena mengandung unsur-unsur seperti lari dan melempar. 4 Pendekatan metodik pembelajaran harus diberikan terlebih dahulu agar siswa memahami teknik dasar bola kecil yaitu lempar tangkap dan lari. Metodik yang digunakan adalah permainan estafet bola tonis.

4.1.4 Uji Coba Lapangan Skala Kecil

Ujicoba produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” kepada siswa kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan, kekurangan, ataupun keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan bersama-sama dengan data masukan ahli sebagai pertimbangan untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba lapangan skala kecil. Uji coba lapangan skala kecil ini dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal yang berjumlah 16 siswa dengan 2 kali percobaan atau 2 inning. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel secara acak random sampling. Selama melakukan uji coba lapangan skala kecil, penyampaian materi permainan “Tembak Kaleng” belum berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa bingung pada saat mematikan pelari karena belum terbiasa. Setelah beberapa lama berjalan serta diberikan pengarahan para siswa mulai memahami peraturan sehingga permainan bisa berjalan dengan baik dan siswa siswi bisa menikmati permainan dengan riang gembira. Selain itu peniliti melakukan penilaian dari aspek psikomotorik, kognitif dan afektif yaitu dengan kuesioner Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa secara umum tanggapan siswa terhadap produk pembelajaran modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang diujicobakan kepada kelompok kecil termasuk katagori baik dengan bobot persentase skor 81,67. Jika ditinjau dari tiap-tiap aspek penilaian siswa terhadap produk pembelajaran modifikasi permainan “Tembak Kaleng” tersebut diperoleh gambaran bahwa pada aspek psikomotor yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa terdapat 6 item yang masih dalam kategori kurang baik yaitu nomor 1 tentang kemudahan “Tembak Kaleng” untuk dimainkan, nomor 3 tentag kemudahan dalam melemparkan bola, nomor 4 tentang kemudaha dalam menangkap bola, nomor 5 tentang kemudahan dalam menembak kaleng, nomor 6 tentang kemudahan dalam berpindah Base ke Base, nomor 7 tentang kemudahan dalam memperoleh angka poin,. Aspek kognitif yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa terdapat 1 item yang masih dalam kategori cukup baik yaitu nomor 4 tentang pengetahuan perlunya pemanasan sebelum memulai permainan. Aspek afektif yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa 1 item cukup baik yaitu nomor 8 tentang apakah seorang pemain boleh atau tidak menentng keputusan wasit. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Persentase Jawaban Kuisioner Siswa Skala Kecil Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka untuk selanjutnya perlu dilakukan perbaikan terhadap aspek psikomotor yang masih kurang yaitu kemampuan melempar, menangkap dan memukul bola serta aspek kognitif yang 20 40 60 80 100 psikom ot or kognit if af ekt if Cukup Baik Baik Sangat baik masih juga masih kurang yaitu pengetahuan tentang teknik-teknik dasar permainan “Tembak Kaleng”.

4.1.5 Revisi Pertama Produk Modifikasi “Tembak Kaleng”

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN SEPAK BOLA GOBOSO UNTUK PEMBELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KEBASEN KABUPATEN BANYUMASTAHUN 2015

0 63 160

PENGEMBANGAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN BOLA TEMBAK DALAM PELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 UNGARAN TAHUN AJARAN 2012 2013

0 5 155

MODEL PENGEMBANGAN KID’S ATHLETIC’S MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BOLA BAKAR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEKAUMAN KECAMATAN KENDAL KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

0 10 139

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BASKET DENGAN TIGA RING DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 LEKSONO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2012

4 112 146

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BASKET EMPAT SASARAN TEMBAK BERGERAK DALAM PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUTABANJARNEGARA 2012 KABUPATEN BANJARNEGARA

1 53 128

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET DALAM PENJASORKES PADA SISWA SMP NEGERI 1 PATEAN KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 2011

0 4 152

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN VOLTEN DALAM PENJASORKES KELAS VIII SMP NEGERI 2 PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2014

0 13 103

MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN SEDERHANA DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS III SDN 2 TAMBAKREJO KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL

0 5 120

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN SEDERHANA DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS III SDN 2 TAMBAKREJO KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL.

0 0 2

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN HOCKEY KAYLAMI SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA KECIL PENJASORKES DI SMA N 1 LIMBANGAN TAHUN 2016 -

0 0 59