dan pengetahuan
tentang model
permainan bola kecil. 3
Afektif Menampilkan sikap dalam bermain
model permainan bola kecil, serta nilai kerjasama, sportifitas, dan kejujuran.
10
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah prosentase untuk menganalisis dan penilaian subyek pengembang dalam menilai tingkat kelayakan, kualitas dan
keterterimaan produk terhadap produk pengembangan. Adapun rumus yang digunakan dalam pelenitian ini adalah indeks
persentase yaitu :
Keterangan :
: persentase n : nilai yang diperoleh
N : jumlah seluruh nilai Muhammad Ali, 1987: 184 Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk
memperoleh kesimpulan data. Pada tabel 7 akan disajikan klasifikasi persentase
Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase
Persentase Klasifikasi
Makna
0 – 20 20,1 – 40
40,1 – 70 70,1 – 90
90,1 – 100 Tidak baik
Kurang baik Cukup baik
Baik Sangat baik
Dibuang Diperbaiki
Digunakan bersyarat Digunakan
Digunakan
Sumber Guilford dalam Galih Pangaji, 2012:32
44
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Hasil Data Uji Coba
Hasil yang disajikan dalam penelitian pengembangan ini meliputi analisis kebutuhan, produk awal modifikasi permainan “Tembak Kaleng”, revisi produk
awal modifikasi permainan “Tembak Kaleng”, revisi produk akhir modifikasi permainan “Tembak Kaleng”, hasil produk akhir modifikasi permainan “Tembak
Kaleng” serta efektivitas pengembangan permainan “Tembak Kaleng”.
4.1.1 Analisis Kebutuhan
Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di lapangan terutama berkaitan dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani,
serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis proses pembelajaran
yang terjadi sesunggahnya di lapangan, melakukan observasi pembelajaran dan melakukan studi pustaka kajian literatur.
Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola kecil bagi siswa Sekolah Menengah Pertama, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan
kombinasi teknuk dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri,
keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan. Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran permainan bola kecil di Sekolah Menengah
Pertama sering kali tidak dapat disampaikan dengan baik karena keterbatasan alat standar yang umumya tidak dimiliki oleh sekolah.
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di SMP N 2 Patebon Kabuapten Kendal, guru pendidikan jasmani sampai saat ini mengalami kendala
dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola kecil karena belum tersedianya sarana prasarana yang memadai. Oleh karena itu diperlukan langkah kreatif untuk
memodifikasi permainan tersebut menggunakan sarana dan prasana yang telah ada di sekolah agar semua kompetensi dasar dalam pembelajaran pendidikan jasmani
dapat diajarkan pada siswa. Penelitian pengembangan permainan bola kecil pada siswa kelas VIII SMP
N 2 Patebon Kabupaten Kendal dilakukan dengan memberikan model baru permainan bola kecil pada pembelajaran pendidikan jasmani siswa Sekolah
Menengah Pertama. Model baru dalam permainan bola kecil yang dikembangkan yaitu berkaitan dengan sarana prasaran dan peraturan yang digunakan dalam
permainan bola kecil yang kemudian diberi nama permainan “Tembak Kaleng”. Mengingat waktu yang dimiliki untuk melakukan praktek relatif pendek,
paling tidak pendidikan jasmani diarahkan agar siswa memiliki kebugaran jasmani, kesenangan melakukan aktivitas fisik dan olahraga gaya hidup yang
aktif dan sehat, serta memperoleh nilai-nilai pendidikan yang diperlukan bagi siswa untuk bekal kehidupan sekarang maupun dimasa yang akan datang.
4.1.2 Draf Awal Produk Modifikasi “Tembak Kaleng”
Produk awal yang buat dalam memodifikasi permainan “Tembak Kaleng” ini terdiri dari sarana dan prasarana permainan serta peraturan permainan.
4.1.2.1 Sarana dan Prasana Permainan “Tembak Kaleng” 4.1.2.1.1 Lapangan
Lapangan yang digunakan dalam permainan “Tembak Kaleng” hampir sama dengan bentuk lapangan permainan softball, yang membedakan hanya
ukuran, tidak adanya outfield dan tambahan area larangan bola keluar sebelum kaleng selesai ditata. Lapangan berbentuk persegi dengan ukuran 20m x 20m,
jarak tembak dengan kaleng 4m. Selain itu juga terdapat zona bola tidak boleh keluar selama kaleng belum tertata dengan ukuran 12x12m
2
.
Gambar 4.1 Draft Awal Lapangan Tembak Kaleng
4.1.2.1.2 Peralatan Permainan
1 Bola, bola yang digunakan dalam permainan ini adalah bola tonis. Bola tonis digunakan dalam permainan ini karena memiliki pantulan yang tidak terlalu
keras, sehingga bola tidak liar pada saat dipakai bermain “Tembak Kaleng”. 2 Kaleng, kaleng yang digunakan dalam permainan ini adalah kaleng bekas susu
kental manis dengan jumlah 5 kaleng.
4.1.2.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng”
1 Cara memulai permainan, pemain dibagi menjadi 2 tim, masing0masing tim terdiri dari 8 sampai 10 orang.Pemain penyerang menentukan urutan pelempar
kaleng. Sedangkan pemain bertahan menentukan posisi penjaga. Sedangkan pemain bertahan bertugas menjaga daerah dengan rincian satu orang bertugas
menata kaleng dan yang lain bertugas mematikan lawan dengan bola. Seorang penyerang harus bisa menjatuhkan kaleng maksimal dengan 2 kali percobaan,
apa bila lebih dari 2 kali pemain tersebut matiout karena terkena strike out. Setelah berhasil merubuhkan susunan kaleng, seorang pemain minimal harus
menginjakkan kaki di Base pertama sebelum kaleng tersusun kembali. Dalam satu Base hanya diperbolaehkan ditempati oleh seorang pemain, jika terdapat 2
pemain atau lebih pemain tersebut boleh dimatikan. 2 Cara mematikan pemain penyerangvisit yaitu dengan strike out terjadi apabila
seorang pemain menyerang tidak dapat menjatuhkan kaleng setelah percobaan ke-2. Kaleng tersusun, khusus untuk base pertama, apabila pemain menyerang
tidak dapat menyentuhkan kaki di Base pertama setelah kaleng tersusun kembali pemain tersebut langsung dinyatakan out mati. Take Disentuh dengan
bola tidak boleh keluar dari zona kaleng sebelum semua kaleng tersusun kembali.
3 Cara mencetak angka dalam permainan “Tembak Kaleng”, seorang pemain mendapatkan satu poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian berlari dari
Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base. 4 Cara memenangkan pertandingan Suatu tim dapat memenangkan pertandingan
apabila mencetak skor lebih banyak dari tim lawan. 5 Wasit terdiri dari 2 orang, wasit pertama berada di dekat kaleng, wasit kedua
berada di dekat Base pertama. Tugas wasit pertama adalah meniup peluit ketika kaleng sudah tertata sehingga menentukan pelari yang safe ataupun yang out,
selain itu wasit pertama juga bertugas menghentikan pertandingan. Wasit kedua bertugas mengamati pelari yang menuju Base pertama, jika tiba di Base
pertama sebelum peluit dibunyikan wasit pertama maka pelari dinyatakan safe. Sebaliknya apabila pelari tiba di Base sesudah peluit maka pelari tersebut
dinyatakan out.
4.1.3 Uji Coba Lapangan Skala Kecil Validasi Ahli 4.1.3.1 Validasi Draf Produk Awal
Produk awal pengembangan model permainan “Tembak Kaleng” bagi siswa Sekolah Menengah Pertama sebelum diujicobakan dalam kelompok kecil,
terlebih dahulu dilakukan validasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang peneliti ini. Peneliti melibatkan satu orang ahli yaitu Agus Pujianto, M.Pd.
dengan spesifikasi dosen mata kuliah permainan bola kecil di PJKR UNNES,
dua orang ahli pembelajaran yaitu Mundjari, S.Pd. dan Suparti, S.Pd. dengan spesifikasi guru pendidikan jasmani SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.
Validasi draf produk awal oleh ahli dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal model modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dengan disertai
lembar evaluasi untuk masing-masing ahli. Lembar evaluasi berupa kuesioner yang berisi aspek kualitas model permainan, saran, serta komentar dari ahli
terhadap model permainan “Tembak Kaleng”. Hasil evaluasi berupa nilai dari aspek kualitas model pembelajaran dengan menggunakan skala Likert 1 sampai 5.
Caranya dengan menyontreng salah satu angka yang tersedia pada lembar evaluasi, adapun lembar evaluasi terlampir.
4.1.3.2 Deskripsi Data Validasi Ahli
Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani SMP merupakan pedoman untuk
menyatakan apakah produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dapat digunakan untuk uji coba lapangan skala kecil dan uji coba lapangan skala besar.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Menengah Atas
didapat rata-rata skor 3,9 yang
termasuk kategori baik, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa modifikasi permainan “Tembak Kaleng” bagi siswa kelas VII
SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal dapat digunakan untuk uji coba lapangan skala kecil maupun uji coba lapangan skala besar.
Adapun saran dari ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Menengah Atas pada produk awal modifikasi
permainan “Tembak Kaleng” adalah sebagai berikut: 1 Jarak antara Base satu dengan lainnya harus dipertimbangkan lagi,
apakah dengan jarak 20m itu sudah efektif atau belum efektif dalam permainan “Tembak Kaleng”. Setelah dipertimbangkan lagi jarak 20m
dianggap terlalu jauh seingga diganti dengan jarak 15m. 2 Aturan permainan dianggap kurang efektif karena pemain penjaga harus
menunggu kaleng tersusun dahulu untuk bisa mematikan pelari. Peraturan tersebut diubah menjadi penjaga dibolehkan langsung mematikan pelari tanpa
harus menunggu kaleng tersusun kembali, akan tetapi penjaga didalam zona kaleng tidak boleh keluar dari dalam kotak.
3 Pemanasan konvensional harus diganti dengan pemanasan menggunakan permainan sederana. Permainan Lintang Ngaleh dan permainan Bom atom
hiroshima digunakan untuk pemanasan dalam permainan ini karena mengandung unsur-unsur seperti lari dan melempar.
4 Pendekatan metodik pembelajaran harus diberikan terlebih dahulu agar siswa memahami teknik dasar bola kecil yaitu lempar tangkap dan lari. Metodik
yang digunakan adalah permainan estafet bola tonis.
4.1.4 Uji Coba Lapangan Skala Kecil
Ujicoba produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” kepada siswa kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan, kekurangan, ataupun keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji
coba ini digunakan bersama-sama dengan data masukan ahli sebagai pertimbangan untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba
lapangan skala kecil. Uji coba lapangan skala kecil ini dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP
N 2 Patebon Kabupaten Kendal yang berjumlah 16 siswa dengan 2 kali percobaan atau 2 inning. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel secara
acak random sampling. Selama melakukan uji coba lapangan skala kecil, penyampaian materi
permainan “Tembak Kaleng” belum berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa bingung pada saat mematikan pelari karena belum terbiasa.
Setelah beberapa lama berjalan serta diberikan pengarahan para siswa mulai memahami peraturan sehingga permainan bisa berjalan dengan baik dan siswa
siswi bisa menikmati permainan dengan riang gembira. Selain itu peniliti melakukan penilaian dari aspek psikomotorik, kognitif
dan afektif yaitu dengan kuesioner Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa secara umum tanggapan siswa terhadap produk pembelajaran modifikasi
permainan “Tembak Kaleng” yang diujicobakan kepada kelompok kecil termasuk katagori baik dengan bobot
persentase skor 81,67. Jika ditinjau dari tiap-tiap aspek penilaian siswa terhadap produk pembelajaran modifikasi permainan
“Tembak Kaleng” tersebut diperoleh gambaran bahwa pada aspek psikomotor
yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa terdapat 6 item yang masih dalam kategori kurang baik yaitu nomor 1 tentang kemudahan “Tembak Kaleng”
untuk dimainkan, nomor 3 tentag kemudahan dalam melemparkan bola, nomor 4 tentang kemudaha dalam menangkap bola, nomor 5 tentang kemudahan dalam
menembak kaleng, nomor 6 tentang kemudahan dalam berpindah Base ke Base, nomor 7 tentang kemudahan dalam memperoleh angka poin,. Aspek kognitif
yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa terdapat 1 item yang masih dalam kategori cukup baik yaitu nomor 4 tentang pengetahuan perlunya
pemanasan sebelum memulai permainan. Aspek afektif yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa 1 item cukup baik yaitu nomor 8 tentang apakah
seorang pemain boleh atau tidak menentng keputusan wasit. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Persentase Jawaban Kuisioner Siswa Skala Kecil Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka untuk selanjutnya perlu
dilakukan perbaikan terhadap aspek psikomotor yang masih kurang yaitu kemampuan melempar, menangkap dan memukul bola serta aspek kognitif yang
20 40
60 80
100
psikom ot or kognit if
af ekt if Cukup Baik
Baik Sangat baik
masih juga masih kurang yaitu pengetahuan tentang teknik-teknik dasar permainan “Tembak Kaleng”.
4.1.5 Revisi Pertama Produk Modifikasi “Tembak Kaleng”
Revisi pertama terhadap draf produk awal modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dilakukan berdasarkan penilaian ahli dan hasil pengamatan lapangan saat
uji coba lapangan skala kecil. Perubahan produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” berdasarkan saran dari ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran
penjasorkes Sekolah Menengah Pertama pada draf produk awal modifikasi permainan dilakukan sebagai berikut:
1 Base Plate diletakkan di masing-masing Base dengan tujuan agar pelari tidak berlari sembarangan, selain itu mempermudah wasit dalam mengambil
keputusan antara save atau out. 2 Bola yang digunakan dianggap terlalu kecil sehingga siswa merasa kesulitan
untuk menangkap bola tersebut. Sedangkan dari dosen pembimbing memberikan saran untuk tidak mengganti bola dengan pertimbangan bola
yang memiliki spesifikasi seperti bola tonis dengan ukuran yang agak lebih besar sulit untuk diperoleh. Sehingga diputuskan untuk tidak mengganti bola
yang sudah dipakai dalam uji coba skala kecil yaitu menggunakan bola tonis.
4.1.6 Uji Coba Lapangan Skala Besar
Setelah dilakukan revisi pertama terhadap produk modifikasi permainan ”Tembak Kaleng” berdasarkan evaluasi ahli dan uji coba lapangan skala kecil
selanjutnya dilakukan uji coba lapangan terhadap produk modifikasi permainan
“Tembak Kaleng” yang dihasilkan dengan menggunakan sampel 34 siswa. Data yang dikumpulkan dalam uji coba lapangan ini sama dengan data saat uji coba
lapangan skala kecil, yaitu data hasil penilaian aspek psikomotorik, kognitif dan afektif siswa dengan kuesioner.
Secara umum tanggapan siswa kelompok uji coba lapangan terhadap
produk pembelajaran modifikasi permainan “Tembak kaleng” sudah “baik”
dengan bobot persentase skor 90,39. Jika ditinjau dari tiap-tiap aspek penilaian siswa terhadap penggunaan produk pembelajaran modifikasi permainan “Tembak
Kaleng” tersebut diperoleh gambaran bahwa pada aspek psikomotor yang diukur dengan 10 pertanyaan hanya ada 1 item yang dalam kategori cukup yaitu nomor 7
tentang kemudahan untuk memperoleh angka poin sedangkan item yang lain sudah baik dan sangat baik. Aspek kognitif yang diukur dengan 10 pertanyaan
semuanya sudah dalam kategori baik dan sangat baik sedangkan aspek afektif yang diukur dengan 10 pertanyaan hanya ada 1 item yang dalam kategori cukup
yaitu nomor 8 tentang apakah seorng pemain tidak boleh menentang keputusan wasit sedangkan item yang lain sudah baik dan sangat baik.
Gambar 4.3. Grafik Rekapitulasi Persentase Jawaban Kuisioner Siswa Skala besar
20 40
60 80
100
psikom ot or kognit if
afekt if Cukup Baik
Baik Sangat baik
Berdasarkan hasil uji coba lapangan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa secara umum produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dapat
mengembangkan aspek psikomotor, kognitif dan afektif siswa dalam pembelajaran permainan bola kecil pada siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon
Kabupaten Kendal.
4.1.7 Revisi Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng”
Berdasarkan data hasil uji coba lapangan menunjukkan secara umum produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang disusun dapat dikategorikan
telah baik untuk mengembangkan semua aspek belajar siswa yaitu aspek psikomotor, kognitif dan afektif. Namun demikian masih ditemukan sedikit
kekurangan terhadap produk tersebut ditunjukkan dari penilaian siswa pada aspek psikomotor yaitu kemudahan dalam memperoleh angka poin dalam katagori
cukup baik. Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan uji coba lapangan
menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan untuk memperoleh poin yang mengharuskn siswa dapat menempuh Base pertama, Base kedua, Base ketiga dan
kembali lagi ke Home Base. Berdasarkan temuan tersebut maka dapat dilakukan revisi akhir terhadap
produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” ini adalah cara mencetak angka, yaitu jika bisa meruntuhkan seorang pemain akan mendapatkan 2 poin kaleng,
ditambah 2 poin jika berhasil sampai di Base pertama, 2 poin di Base ke-2, 2 point di Base ke-3 dan 2 poin tagi jika berhasil sampai di Home Base. Seorang
pememain bisa memperoleh 10 poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian berlari dari Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base.
4.1.8 Draf Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng”
Draf produk akhir modifikasi permainan “Tembak Kaleng” berdasarkan revisi akhir dapat dirumuskan sebagai berikut.
4.1.8.1 Sarana dan Prasana Permainan “Tembak Kaleng” 4.1.8.1.1 Lapangan
Lapangan berbentuk persegi dengan ukuran 15m x 15m, jarak tembak dengan kaleng 3m. Selain itu juga terdapat area petugas penata kaleng tidak boleh
keluar dari kotak dengan ukuran 25m
2
.
Gambar 4.4 Lapangan Tembak Kaleng
Keterangan: H
: Home 1
: Base 1 2
: Base 2 3
: Base 3 K
: Susunan kaleng A
: Area pemain penata kaleng : Jarak Tembak kaleng
4.1.8.1.2 Peralatan Permainan
1 Bola yang digunakan dalam permainan ini adalah bola tonis. Bola tonis digunakan dalam permainan ini karena memiliki pantulan yang tidak terlalu
keras, sehingga bola tidak liar pada saat dipakai bermain “Tembak Kaleng”. 2 Kaleng yang digunakan dalam permainan ini adalah kaleng bekas susu kental
manis dengan jumlah 4 kaleng. 3 Base plate Permainan ini menggunakan Base plate yang terbuat dari kardus
berbentuk persegi yang bagian tepinya dibalut dengan tape hitam, baik iti Home Base, Base 1, 2 dan 3.
4.1.8.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng”
1 Cara memulai permainan, pemain dibagi menjadi 2 tim, masing0masing tim terdiri dari 8 sampai 10 orang. Pemain penyerang menentukan urutan
pelempar kaleng. Sedangkan pemain bertahan menentukan posisi penjaga. Sedangkan pemain bertahan bertugas menjaga daerah dengan rincian satu
orang bertugas menata kaleng dan yang lain bertugas mematikan lawan dengan bola. Seorang penyerang harus bisa menjatuhkan kaleng maksimal
dengan 3 kali percobaan, apa bila lebih dari 3 kali pemain tersebut matiout
karena terkena strike out. Setelah berhasil merubuhkan susunan kaleng, seorang pemain minimal harus menginjakkan kaki di Base pertama sebelum
kaleng tersusun kembali. Dalam satu Base hanya diperbolaehkan ditempati oleh seorang pemain, jika terdapat 2 pemain atau lebih pemain tersebut boleh
dimatikan. 2 Cara mematikan pemain penyerangvisit, strike out terjadi apabila seorang
pemain menyerang tidak dapat menjatuhkan kaleng setelah percobaan ke-3. Khusus untuk Base pertama, apabila pemain menyerang tidak dapat
menyentuhkan kaki di Base pertama setelah kaleng tersusun kembali pemain tersebut langsung dinyatakan out mati. Mematikan penyerang menggunakan
teknik ini dilakukan dengan cara menyentuhkan bola ditubuh pemain menyerang dengan catatan pemain tersebut tidak menginjak Base dan apabila
pemain bertahan melemparkan bola sehingga mengenai pelari dianggap pelanggaran, maka pelari tersebut mendapatkan hadiah free walk atau jalan
bebas ke Base berikutnya. 3 Cara mencetak angka dalam permainan “Tembak Kaleng”, seorang pemain
mendapatkan 2 poin jika bisa menruntuhkan kaleng, ditambah 2 poin jika berhasil sampai di Base pertama, 2 poin di Base ke-2, 2 point di Base ke-3
dan 2 poin tagi jika berhasil sampai di Home Base. Seorang pememain bisa memperoleh 10 poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian berlari dari
Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base. 4 Cara memenangkan pertandingan, suatu tim dapat memenangkan
pertandingan apabila mencetak skor lebih banyak dari tim lawan.
5 Wasit terdiri dari 2 orang, wasit pertama berada di dekat kaleng, wasit kedua berada di dekat Base pertama. Tugas wasit pertama adalah meniup peluit
ketika kaleng sudah tertata sehingga menentukan pelari yang safe ataupun yang out, selain itu wasit pertama juga bertugas menghentikan
pertandingan.Wasit kedua bertugas mengamati pelari yang menuju Base pertama, jika tiba di Base pertama sebelum peluit dibunyikan wasit pertama
maka pelari dinyatakan safe. Sebaliknya apabila pelari tiba di Base sesudah peluit maka pelari tersebut dinyatakan out.
4.2 Pembahasan
Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola kecil khususnya materi bola kecil bagi siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten
Kendal, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan kombinasi teknik dasar
salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai
lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan . Kenyataan yang ada dalam proses
pembelajaran permainan bola kecil, di Sekolah Menengah Pertama seperti halnya di SMP N 2 Patebon belum pernah diajarkan karena terbentur dengan sarana
prasarana yang tersedia di sekolah yang tidak memadai sehingga banyak guru penjasorkes yang tidak menyampaikan materi permainan bola kecilkepada siswa.
Penyampaian materi permainan bola kecil yang kepada siswa Sekolah Menengah Pertama sebenarnya tetap dapat dilakukan walau ketersediaan sarana
prasarana di sekolah tidak memadai dengan melakukan berbagai modifikasi untuk
sarana prasarananya menyesuaikan sarana prasarana yang telah ada disekolah dan menyederhanakan peraturannya.
Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam pembelajaran permainan bola kecil bagi siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII SMP N 2 Patebon
Kabupaten Kendal tersebut maka dalam penelitian ini dikembangkandan diujicobakan produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang dalam
penyusunannya memperhatikan ketersediaan sarana prasarana yang ada di sekolah dan karakteristik siswa. Adapun hal-hal yang dimodifikasi tersebut diantaranya
sarana prasarana seperti lapangan, penggunaan bola tonis, penggunaan susunan kaleng untuk memulai permainan dan Base plate. Selain modifikasi dari sarana
dan prasarana, peraturan rounders yang sebenarnya juga dimodifikasi sesuai dengan karakteristik permainan “Tembak Kaleng”.
Berbagai modifikasi yang dilakukan dalam permainan “Tembak Kaleng” dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan fasilitas yang dimiliki sekolah dan
pertumbuhan serta perkembangan fisik siswa tersebut ternyata mampu membawa perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola kecil pada siswa di
mana berdasarkan hasil pengisian angket oleh siswa saat dilakukan uji coba lapangan diperoleh persentase skor tanggapan siswa secara umum dari seluruh
aspek yaitu psikomotor, kognitif dan afektif masuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa produk
modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang telah dibuat layak digunakan untuk sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes
bagi siswa kelas SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.
4.3 Keunggulan dan Kelemahan Produk 4.3.1 Keunggulan Produk