Prosedur Penelitian Metoda Penelitian 1. Perlakuan dan Rancangan Percobaan

xxiv

C. Metoda Penelitian 1. Perlakuan dan Rancangan Percobaan

Perlakuan dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : 1. WT PO : perlakuanpetak tanpa pengolahan tanah Without Tillage 2. MP P1 : perlakuanpetak dengan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal Moldboard Plow 3. MP + 1x DH P2 : perlakuanpetak dengan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal, dan 1x garu piring Moldboard Plow + 1x Disc Harrow 4. MP + 2x DH P3 : perlakuanpetak dengan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal, dan 2x dengan garu piring Moldboard Plow + 2x Disc Harrow . Sebelum ubi jalar ditanam pada tanah yang telah ditentukan kombinasi perlakuannya, diukur terlebih dahulu tahanan penetrasi, kadar air dan bulk density tanah dari setiap pot percobaan. Tahapan dimulai dengan pengukuran tahanan penetrasi kadar air dan bulk density lalu dilanjutkan dengan penanaman ubi jalar. Setelah 4-5 bulan ubi jalar siap dipanen. Setelah panen diamati karakteristik umbi, dan uji kekuatan tanah. Pada pengamatan karakteristik umbi, yang diamati adalah diameter umbi dan panjang umbi. Uji kekuatan tanah meliputi uji direct shear: kohesi dan sudut geser dalam dan uji konsistensi:batas cair, batas plastis, dan indeks plastisitas .

2. Prosedur Penelitian

1 Pembagian Petak Lahan Lahan percobaan dengan luas 2000 m 2 dibagi menjadi 4 kelompok 4 petak dengan ukuran masing-masing petak 50 x 10 m dan pada masing-masing kelompok terdapat 4 perlakuan yang berbeda. xxv 10 m 10 m 10 m 10 m U ↑ WT P0 MP P1 MP + 1x DH P2 MP + 2x DH P3 50 m Gambar 5. Layout lahan penelitian dan perlakuan Keterangan gambar 5 : 1. WT PO : perlakuanpetak tanpa pengolahan tanah Without Tillage 2. MP P1 : perlakuanpetak dengan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal Moldboard Plow 3. MP + 1x DH P2 : perlakuanpetak dengan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal, dan 1x garu piring Moldboard Plow + 1x Disc Harrow 4. MP + 2x DH P3 : perlakuanpetak dengan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal, dan 2x dengan garu piring Moldboard Plow + 2x Disc Harrow 2 Pengukuran Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Pengukuran sifat fisik dan mekanik tanah dilakukan sebelum pengolahan tanah, sesudah pengolahan tanah sebelum panen, dan setelah panen. Pengambilan titik contoh dilakukan secara acak pada setiap petak atau perlakuan. Kadar Air Lapang dan Bulk Density Pengambilan titik contoh kadar air dan bulk density dilakukan pada saat tanah belum diolah, sesudah pengolahan tanah sebelum panen, dan setelah panen. Pengambilan titik contoh kadar air dan bulk density dilakukan pada 4 perlakuan 4 petak yang berbeda masing-masing perlakuannya. Perlakuan petak pertama lahan tidak diolah, perlakuan petak kedua lahan diolah dengan menggunakan bajak singkal, perlakuan petak ketiga lahan diolah dengan menggunakan bajak singkal dan 1x garu piring , perlakuan petak keempat lahan diolah dengan menggunakan bajak singkal dan 2x garu piring. Pada pada saat sebelum pengolahan tanah, contoh kadar air dan bulk density yang diambil adalah 6 contoh secara acak pada setiap masing-masing perlakuan petak dengan kedalaman 0-5 cm, 5-10 cm. Pada saat sesudah pengolahan tanah sebelum panen, contoh kadar air dan bulk density yang diambil adalah 18 contoh secara acak pada setiap masing-masing perlakuan petak dengan kedalaman 0-5 cm, 5-10 cm, dan 10-20 cm. Pada saat setelah panen, contoh kadar air dan bulk density yang diambil adalah sama dengan pada saat sesudah xxvi pengolahan tanah sebelum panen, yaitu 18 contoh secara acak pada setiap masing-masing perlakuan petak dengan kedalaman 0-5 cm, 5-10 cm, dan 10- 20 cm. Pengambilan titik contoh menggunakan ring sampel 100 cc, dan pengujian kadar air dan bulk density dilakukan di laboratorium Mekanika dan Fisika Tanah, Jurusan Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Gambar 6. Pengambilan contoh dengan ring sampel 100 cc Gambar 7. Pemanasan sampel dioven bersuhu 110 C selama 24 jam Gambar 8. Pengukuran berat sampel dengan timbangan digital Tahanan Penetrasi Tanah Pengukuran ditentukan dengan menggunakan penetrometer tipe SR-2 dengan cone 2 cm 2 . Pengukuran dilakukan pada kedalaman antara 0-40 cm dengan selang pengukuran setiap 5 cm, pada tiap selang ini alat ditekan. Pengambilan data sebanyak 24 titik pada setiap perlakuan petak. Pengambilan xxvii titik contoh dilakukan secara acak. Pengambilan data dilakukan pada sebelum pengolahan tanah, sesudah pengolahan tanah sebelum panen, dan setelah panen. Pengukuran dilakukan pada saat jarum penetrometer menunjukkan maksimum dalam kgfcm 2 . Gambar 9. Penetrometer tipe SR-2 Uji Geser Langsung Direct Shear Pengukuran kekuatan tanah yang sederhana adalah hasil uji direct shear. Pada pengukuran uji geser langsung direct shear, contoh tanah yang akan diuji diberikan tegangan normal yang konstan dan diberi tegangan geser sampai nilai maksimum. Contoh titik yang diambil pada pengukuran uji geser langsung ini adalah 2 contoh titik tanah pada setiap masing-masing perlakuan petak dan diambil secara acak. Pada pengukuran ini, contoh titik tanah yang diambil hanya pada saat setelah panen. xxviii Gambar 10. Alat uji geser langsung Konsistensi Tanah Pengukuran konsistensi tanah dilakukan terhadap contoh tanah setiap kombinasi perlakuan. Batas konsistensi yang dihitung adalah batas cair dan batas plastis serta dihitung indeks plastisitasnya. Contoh tanah yang diambil pada pengukuran konsistensi tanah ini adalah 2 titik contoh tanah pada setiap masing- masing perlakuan petak. Pada pengukuran ini, contoh titik tanah yang diambil hanya pada saat setelah panen. 3 Pengamatan Hasil Umbi Pengamatan hasil umbi dilakukan setelah tanaman berumur 4-5 bulan usia panen. Parameter yang diamati adalah beratproduksi, panjang, dan diameter umbi. Pengukuran diameter ubi dibagi menjadi 3 terhadap masing- masing perlakuanpetak yaitu ubi dengan diameter besar, sedang, dan kecil. Pengukuran panjang ubi juga dibagi menjadi 3 terhadap masing-masing perlakuanpetak, yaitu ubi dengan panjang terbesar, sedang, dan kecil. Tidak semua ubi yang dipanen diukur diameter dan panjangnya, hanya diambil beberapa contoh saja. Pengukuran berat hasil ubi diukur masing-masing setiap perlakuannya. xxix

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN