xv
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah Secara Umum
Tanah berasal dari bahasa latin yaitu solum yang berarti bagian teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah merupakan suatu
sistem dinamis yang secara fisik terdiri dari tiga macam bahan yaitu padatan, cairan, dan gas. Komposisi ketiga bahan tersebut bergantung satu sama lain. Hubungan dari
ketiga bahan tersebut menunjukkan sifat-sifat tanah Hillel, 1980. Volume tanah sebanyak 50 ditempati oleh fase padatan yang terdiri dari bahan mineral dan bahan
organik. Sisa selebihnya merupakan ruang pori untuk udara dan air dengan perbandingan yang selalu bervariasi menurut musim dan pengelolaannya Hakim et al.,
1986.
Hardjowigeno 1995, menyatakan bahwa dalam pertanian tanah lebih khusus sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan
bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dari organisme vegetasi atau hewan yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan
air. Menurut Titik dan Wani 1995, bahwa tanah bagi bidang pertanian adalah medium alam untuk pertumbuhan tanaman dan sebagai tempat penyedia unsur hara
serta lingkungan tempat akar dan batang dalam tanah untuk melakukan aktivitas fisiologinya.
B. Parameter Sifat Fisik dan Mekanik Tanah
1. Tekstur dan Struktur Tanah
Tekstur menunjukkan kasar halusnya tanah berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat Hardjowigeno, 1995. Tekstur tanah
berhubungan erat dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan, kesuburan, dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu Hakim et al., 1986.
Pasir, debu, dan liat adalah istilah yang penting dalam tekstur tanah. Di lapangan, tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah basah di antara jari-jari
sambil dirasakan halus kasarnya, yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu, dan liat Hardjowigeno, 1995. Tekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga
sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah yang memiliki kemampuan besar dalam
xvi memegang air adalah fraksi liat, sedangkan tanah yang mengandung debu yang tinggi
dapat memegang air tersedia bagi tanaman Hakim et., al 1986. Menurut Hardjowigeno 1995, struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan
lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda. Struktur tanah tidak bersifat statis tetapi dipengaruhi oleh iklim
dan aktivitas biologi tanah yang selanjutnya mempengaruhi proses kimia dan fisika tanah. Tanah dengan struktur yang baik untuk tanah pertanian mempunyai tata udara
yang baik sehingga unsur hara mudah tersedia dan akar dapat menembus tanah untuk tumbuh baik.
2. Bulk Density
Bulk density atau bobot isi merupakan perbandingan antara berat tanah kering
dan volume total tanah termasuk volume pori-pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Semakin padat suatu tanah semakin tinggi bulk density, yang
berati makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumya bulk density
berkisar dari 1.1-1.6 gcm
3
Hardjowigeno, 1995. Tanah bertekstur halus mempunyai nilai bulk density 1.3-1.8 gcm
3
, sedangkan tanah bertekstur kasar antara 1.0-1.3 gcm
3
. Bulk density maksimum yang masih dapat ditembus oleh akar adalah 1.46 gcm
3
di tanah lempung dan 1.75 gcm
3
di tanah berpasir.
3. Konsistensi Tanah