Panjang Ubi Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Ubi

xlv

2. Panjang Ubi

Pengukuran panjang ubi juga dibagi menjadi 3 terhadap masing-masing perlakuanpetak yaitu ubi dengan panjang terbesar, sedang, dan kecil. Tidak semua ubi yang dipanen diukur diameternya hanya diambil beberapa contoh saja. Tabel 11. Pengkelasan panjang ubi pada petak perlakuan Perlakuan Panjang ubi terbesar cm Panjang ubi sedang cm Panjang ubi terkecil cm MP + 2DH 21 13 8.5 15 12.2 8 14.8 10 8 13.2 9.8 7.5 13.1 9.6 5.5 Rata-rata 15.4 10.9 7.5 MP + 1DH 15 12.1 8.2 14 11.5 8 13.5 11.5 7.5 13 10 7.5 12.5 9.6 5 Rata-rata 13.6 10.9 7.2 MP 13.5 11 8 13.2 10.8 7.8 12.7 10.3 7.5 11.8 9.7 7.2 11.3 9 6 Rata-rata 12.5 10.2 7.3 Pada perlakuan MP + 2DH juga menunjukan panjang ubi yang lebih besarlebih baik daripada perlakuan yang lain. xlvi Hubungan Panjang Ubi dengan Perlakuan M P + 2DH 5 10 15 20 25 MP + 2DH Perlakuan P a n ja n g u b i c m Panjang ubi terbesar Panjang ubi sedang Panjang ubi terkecil a Hubungan Panjang Ubi dengan Perlakuan MP + 1DH 5 10 15 20 MP + 1DH Perlakuan P a n ja n g u b i c m Panjang ubi terbesar Panjang ubi sedang Panjang ubi terkecil b Hubungan Panjang Ubi dengan perlakuan MP 5 10 15 MP Perlakuan P a n ja n g u b i c m Panjang ubi terbesar Panjang ubi sedang Panjang ubi terkecil c Gambar 29. Grafik panjang ubi dan perlakuan : a MP + 2DH, b MP + 1DH, c MP. xlvii Gambar 30. Ubi pada P1 saat berumur 3 bulan Gambar 31. Ubi pada P2 saat berumur 3 bulan Gambar 32. Ubi pada P3 saat berumur 3 bulan xlviii Tabel 12. Nilai Tahanan penetrasi, bulk density, indeks plastisitas, diameter ubi, Panjang ubi Perlakuan Tahanan Penetrasi kgfcm2, kedalaman 0-5 cm dan 0-10 cm Bulk Density gcm3 Kedalam an 0-5 cm dan 5-10 cm Indeks Plastisitas Diameter ubi besar cm Panjang ubi besar cm MP + 2DH 7.50 0.85 33.67 19.3 15.4 8.50 0.93 35.41 MP + 1DH 7.83 0.86 30.23 10.6 13.6 8.00 0.90 27.90 MP 9.83 0.85 40.09 10.2 12.5 9.50 0.86 33.11

3. Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Ubi

Total hasil panen ubi yang didapat dari lahan seluas 2000 m 2 adalah 128 kg. Hasil yang didapat pada petak MP sebesar 12 kg, petak MP + 1DH sebesar 52 kg, MP + 2DH, sebesar 64 kg. Tabel 13. Pengukuran berat ubi terhadap perlakuan Perlakuan Berat kg Produksi kgm 2 Produksi estimasi tonha MP 12 0.02 0.2 MP + 1DH 52 0.10 1.0 MP + 2DH 64 0.13 1.3 xlix Pada perlakuan MP + 2DH didapat hasil panen yang lebih besar daripada hasil panen pada perlakuan yang lain. Hasil produksi rendah karena kondisi pengaruh hujan yang sangat kurang. Gambar 30. Ubi pada P1 saat berumur 3 bulan Gambar 31. Ubi pada P2 saat berumur 3 bulan Gambar 32. Ubi pada P3 saat berumur 3 bulan l

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada umumnya bulk density berkisar antara 1.1-1.6 grcm3. Rata-rata bulk density pada perlakuan tanpa pengolahan tanah, perlakuan dengan bajak singkal saja, perlakuan dengan bajak singkal dan 1x garu piring, dan perlakuan dengan bajak singkal + 2x garu piring yang didapat sesudah pengolahan tanah adalah 0.89 grcm3. Hal ini menunjukkan tanah percobaan tidak terlalu buruk untuk penanaman. 2. Tanaman ubi pada petak dengan perlakuan tanpa pengolahan tidak tumbuh sejak awal tanam. Dilihat dari kadar airnya, pada petak ini kadar air rata-ratanya sangat rendah yaitu 32.93 . Hal ini menunjukan tanah yang gersang yang menyebabkan ubi tidak tumbuh sejak awal tanam. 3. Dilihat dari diameternya, ubi dengan diameter besar ada pada perlakuan MP + 2DH pada petak ke-4 dengan bulk density 0.79 grcm3 pada kedalaman 0-5 cm dan 0.93 gcm3 pada kedalaman 5-10 cm pada saat sesudah pengolahan tanah. Pada saat sesudah panen, bulk density naik menjadi 0.85 grcm3 pada kedalaman 0-5 cm dan 0.93 gcm3 pada kedalaman 5-10 cm dan terjadi peningkatan kadar air. Pada perlakuan MP + 2DH ini, didapat indeks plastisitas 33.67 pada kedalaman 0-5 cm dan 35.41 pada kedalaman 5-10 cm. Tahanan Penetrasi yang didapat pada setelah panen pada perlakuan MP + 2DH adalah 7.50 kgfcm2 pada kedalaman 0-5 cm dan 8.50 kgfcm2 pada kedalaman 5-10 cm. 4. Diameter, panjang, dan produksi ubi jalar umumnya menghasilkan hasil yang lebih baik pada petak yang diolah dengan bajak singkal dan 2 kali garu piring. Hal ini menunjukan bahwa semakin sempurna pengolahan tanah yang dilakukan untuk penanaman semakin baik pula hasil yang didapat. 5. Tahanan penetrasi dan bulk density merupakan parameter penentu perubahan sifat fisik dan mekanik tanah sebelum pengolahan tanah, sesudah pengolahan tanah, dan sesudah panen. 6. Semakin besarnya intensitas pengolahan tanah, semakin kecil bulk density dan tahanan penetrasi yang didapat.