4.2 Tujuan dan sasaran posyandu lansia
4.2.1 Tujuan umum posyandu lansia
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
4.2.2 Tujuan khusus posyandu lansia
a. Meningkatkan kesadaran para lansia untuk membina sendiri kesehatannya.
b. Meningkatkan kemampun dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan lansia.
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia. d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.
4.2.3 Sasaran pembinaan posyandu lansia
Sasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia lanjut dibagi menjadi dua antara lain ;
a. Sasaran langsung, meliputi kelompok pra-lansia usia 45-59 tahun, lansia usia 60-69, lansia risiko tinggi usia 70 tahun atau lansia
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. b. Sasaran tidak langsung, antara lain 1, keluarga di mana lansia berada
2, masyarakat di lingkungan lansia berada 3, organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia 4, petugas kesehatan yang
melayani kesehatan 5, masyarakat luas Depkes RI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Jenis-jenis pelayanan kesehatan dan kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan dalam posyandu lansia
1. Pemeriksaan kesehatan menggunakan KMS Kartu Menuju Sehat lansia yaitu : a. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari yang meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan makan, minum, berjalan, mandi, berpakaian, naikturun, tempat tidur, buang air besarkecil dan lain-lain.
b. Pemeriksaan status mental, yang berhubungan dengan mental emosional, dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu kader.
c. Pemeriksaan status gizi, melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, yang dicatat dicocokan pada grafik IMT
Indeks Massa Tubuh pada KMS lansia untuk dapat mengetahui berat badan lansia lebih atau kurang atau normal.
d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stestokop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit yang
dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu kader. e. Pemeriksaan darah butir darah merah = hb = haemoglobin
menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat yang dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader.
f. Pemeriksaan adanya zat putih telur protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal yang dilakukan oleh petugas
kesehatan dan dibantu oleh kader. 2. Penyuluhan kesehatan, disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan serta
kondisi masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
3. Konseling, apabila diperlukan dilakukan petugas kesehatan. 4. Rujukan, dilakukan oleh kader kepada petugas kesehatan di puskesmas atau ke
rumah sakit setempat. 5. Kunjungan rumah, dilakukan oleh kader atau disertai petugas kesehatan,
kepada lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan kesehatannya.
6. Kegiatan lain-lain, seperti: kegiatan olahraga dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmaninya, pemberian makanan tambahan memberikan contoh
menu makanan bagi lansia yang memperhatikan aspek kesehatan dan gizi dengan menggunakan bahan setempat, rekreasi, kerohanian, arisan, forum
diskusi, penyaluran dan pengembangan hobi, kegiatan yang bersifat produktif seperti peningkatan pendapatanekonomi bagi lansia.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat Depkes RI, 2003.
4.4 Kader Posyandu Lansia