EFEKTIVITAS PEMANFAATAN ALBUM VERTEBRTA TAMAN MARGASATWA SEMARANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SMP ANNINDLOMIYAH KENDAL
MARGASATWA SEMARANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR
DENGAN MODEL
GROUP INVESTIGATION
DI SMP ANNINDLOMIYAH KENDAL
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh Luthfiana Maulida
4401408068
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(2)
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang Sebagai Sumber Belajar dengan Model Group Investigation di SMP Annindlomiyah Kendal” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, Juni 2013
Luthfiana Maulida 4401408068
(3)
iii Skripsi yang berjudul:
Efektivitas Pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang Sebagai Sumber Belajar dengan Model Group Investigation di SMP Annindlomiyah Kendal
disusun oleh:
nama : Luthfiana Maulida NIM : 4401408068
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 20 Juni 2013.
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Andin Irsadi, S.Pd., M.Si. NIP. 19631012 198803 1001 NIP. 19740310 200003 1001
Penguji Utama
Dr. Ning Setiati, M.Si. NIP. 19590310 198703 2001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Margareta Rahayuningsih, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. NIP. 19700122 199703 2003 NIP. 19651116 199103 2001
(4)
iv
ABSTRAK
Maulida, Luthfiana. 2012. Efektivitas Pemanfaatan Album Vertebrata Taman
Margasatwa Semarang Sebagai Sumber Belajar dengan Model Group
Investigation di SMP Annindlomiyah Kendal. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. Margareta Rahayuningsih, M.Si. dan Dra. Endah Peniati, M.Si.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model
Group Investigation. Berdasarkan hasil pengamatan, ketuntasan belajar siswa kelas VII tahun ajaran 2011/2012 materi Keanekaragaman Makhluk Hidup masih rendah, yaitu 31%, selain itu nilai rata-rata kelas sebesar 66, belum mencapai KKM (68). Sumber belajar dan strategi pembelajaran yang digunakan juga belum bervariasi. Pembelajaran dengan memanfaatkan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dengan model Group Investigation diharapkan berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa.
Jenis penelitian ini adalah non-equivalent control group design. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 2 kelas. Sampel yang digunakan diambil dari dua kelas yang ada, satu sebagai kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. Data yang diperoleh, yaitu data aktivitas siswa, hasil belajar siswa, data kinerja guru, tanggapan siswa, dan tanggapan guru.
Aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dengan rata-rata keaktifan 89,29% pada kelas eksperimen dan 51,72% pada kelas kontrol. Hasil uji Gain menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen yang mempunyai gain tinggi sebesar 14,26% dan kelas kontrol sebesar 3,45%. Hasil belajar siswa kelas eksperimen mencapai ketuntasan klasikal 85,71% dan kelas kontrol sebesar 72,41%. Hasil analisis menggunakan uji t menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kinerja guru dalam pembelajaran memperoleh kriteria baik. Selain itu, siswa dan guru memberikan tanggapan yang sangat baik terhadap proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil di atas, maka pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation
terbukti efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di SMP Annindlomiyah Kendal.
Kata kunci: Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang, Group
(5)
v
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang Sebagai Sumber Belajar dengan Model Group Investigation di SMP Annindlomiyah Kendal”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih setulus hati kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr. Margareta Rahayuningsih, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi arahan, dan motivasi kepada Penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. Ibu Dra. Endah Peniati, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dalam membimbing dan memberi arahan, sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Ibu Dr. Ning Setiati, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan motivasi kepada Penulis demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
7. Bapak/Ibu dosen dan karyawan FMIPA khususnya jurusan Biologi atas segala ilmu, pengalaman, dan bantuan yang diberikan.
8. Bapak Khotibul Umam, SE. selaku kepala SMP Annindlomiyah Kendal yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada Penulis melakukan penelitian.
(6)
vi
9. Ibu Dilah Widatti M., S.Pd. selaku guru IPA SMP Annindlomiyah Kendal yang telah berkenan membantu dan bekerja sama dengan Penulis dalam melaksanakan penelitian.
10. Ibu Sofiyatun selaku orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat, dukungan, dan pengorbanan selama ini.
11. Alm. Bapak Imam Waluyo selaku orang tua yang selalu berusaha membiayai sekolah Penulis sampai akhir hayatnya.
12. Adikku Reza Nadhifa yang selalu memberi dukungan, doa, dan semangat. 13. Siswa kelas VII SMP Annindlomiyah Kendal Tahun Ajaran 2012/2013 yang
telah berkenan menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini. 14. Teman-teman angkatan 2008 Biologi FMIPA UNNES terima kasih untuk
dukungan dan semangatnya.
15. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.
Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yang telah diberikan tercatat sebagai amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan dan secara umum kepada semua pihak.
Semarang, Juni 2013
(7)
vii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 4
1.3. Penegasan Istilah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka ... 7
2.2. Kerangka Berfikir... 16
2.3. Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17
3.3. Variabel penelitian ... 17
3.4. Rancangan Penelitian ... 17
3.5. Prosedur Penelitian ... 18
3.6. Data dan Metode Pengumpulan Data ... 23
3.7. Metode Analisis Data ... 23
3.8. Indikator Keberhasilan ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 30
(8)
viii BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ... 49
5.2. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
(9)
ix
Tabel Halaman
1 Desain penelitian non-equivalentcontrol group design ... 18
2 Analisis validitas soal uji coba penelitian ... 19
3 Analisis tingkat kesukaran soal uji coba penelitian ... 21
4 Analisis daya pembeda soal uji coba penelitian ... 22
5 Kriteria penilaian aktivitas siswa ... 27
6 Uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 30
7 Uji homogenitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 30
8 Uji normalitas nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 31
9 Uji homogenitas nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 31
10 Ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 31
11 Pengukuran N-Gain hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 32
12 Uji perbedaan dua rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 32
13 Uji perbedaan dua rata-rata selisih nilai post-test dan pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol... 32
14 Rekapitulasi aktivitas siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 33
15 Aktivitas siswa menurut aspek yang diamati di kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 34
16 Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran di kelas eksperimen ... 34
17 Kinerja guru di kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 36
(10)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Analisis validitas, tingkat kesukaran, reliabilitas, dan daya
pembeda soal uji coba ... 54
2. Contoh perhitungan validitas soal uji coba ... 58
3. Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal uji coba ... 59
4. Contoh perhitungan daya pembeda soal uji coba... 60
5. Contoh perhitungan reliabilitas soal uji coba ... 61
6. Silabus pembelajaran kelas kontrol ... 62
7. RPP kelas kontrol ... 65
8. Pembagian kelompok kelas kontrol ... 71
9. Kunci jawaban LDS kelas kontrol ... 72
10. Lembar jawaban LDS kelas kontrol ... 78
11. Silabus pembelajaran kelas eksperimen ... 84
12. RPP kelas eksperimen ... 87
13. Pembagian kelompok kelas eksperimen ... 99
14. Kunci jawaban LDS kelas eksperimen ... 100
15. Lembar jawaban LDS kelas eksperimen ... 108
16. Kisi-kisi soal evaluasi ... 131
17. Soal evaluasi ... 132
18. Sampel nilai hasil pre-test siswa ... 137
19. Sampel nilai hasil post-test siswa ... 138
20. Uji normalitas nilai pre-test kelas kontrol... 139
21. Uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen ... 140
22. Uji kesamaan dua varians nilai pre-test ... 141
23. Uji normalitas nilai post-test kelas kontrol ... 142
24. Uji normalitas nilai post-test kelas eksperimen ... 143
25. Uji kesamaan dua varians nilai post-test ... 144
26. Uji N-Gain hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 145
27. Uji perbedaan dua rata-rata nilai post-test ... 146
28. Uji perbedaan dua rata-rata selisih nilai pre-test dan post-test ... 147
29. Rekapitulasi nilai akhir hasil belajar siswa kelas kontrol ... 148
(11)
xi
33. Lembar observasi aktivitas siswa kelas eksperimen ... 152
34. Rekapitulasiaktivitas siswa kelas kontrol ... 155
35. Rekapitulasiaktivitas siswa kelas eksperimen... 157
36. Keaktifan klasikal siswa ... 159
37. Hubungan aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa ... 160
38. Angket tanggapan siswa kelas eksperimen terhadap pembelajaran ... 161
39. Rekapitulasi tanggapan siswa di kelas eksperimen ... 163
40. Rekapitulasi tanggapan siswa tiap aspek ... 164
41. Tanggapan guru terhadap pembelajaran di kelas eksperimen ... 165
42. Lembar observasi kinerja guru di kelas kontrol ... 166
43. Lembar observasi kinerja guru di kelas eksperimen ... 167
44. Rekapitulasi data kinerja guru... 168
45. Surat penetapan dosen pembimbing ... 169
46. Surat izin penelitian di SMP Annindlomiyah dari UNNES ... 170
47. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari SMP Annindlomiyah ... 171
48. Dokumentasi penelitian ... 172
(12)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar yang menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Bangsa yang maju dapat terlihat dari kualitas pendidikan di negara tersebut. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut, yaitu dengan menjalin kerja sama yang baik antara pemerintah dan berbagai pihak yang terjun langsung dalam dunia pendidikan, meliputi tenaga pendidik, peserta didik, strategi pembelajaran, media, dan sumber belajar yang digunakan.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional terwujud dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar, strategi pembelajaran dan sumber belajar merupakan faktor yang sangat berperan untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sangat diperlukan agar materi tersebut mudah dipahami oleh siswa. Begitu pula dengan sumber belajar, baik sumber belajar secara langsung maupun tak langsung yang digunakan karena dari sumber belajar dapat diperoleh berbagai pengetahuan untuk kepentingan belajar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru IPA di SMP Annindlomiyah, hasil belajar siswa materi Keanekaragaman Makhluk Hidup tahun ajaran sebelumnya termasuk rendah. Rata-rata ketuntasan klasikal dari dua kelas yang ada sebesar 31%. Selain itu, rata-rata kedua kelas juga belum mencapai KKM (68), yaitu hanya 66. Pembelajaran masih dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dengan ceramah. Hal ini terjadi karena sekolah ini termasuk unit sekolah baru yang sedang fokus dalam tahap pembangunan gedung, sehingga proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Sebenarnya banyak bantuan yang diperoleh sekolah untuk melengkapi alat-alat yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran, namun bantuan tersebut lebih diutamakan untuk pembangunan gedung belajar. Sekolah ini tidak memiliki laboratorium khusus untuk kegiatan praktikum, baik laboratorium IPA maupun
(13)
komputer, sehingga guru merasa kesulitan jika harus melakukan kegiatan praktikum yang memerlukan alat dan bahan yang cukup banyak ke dalam kelas. Pembelajaran yang demikian tidak dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Keterbatasan sarana dan prasarana tersebut sebaiknya tidak membatasi kreativitas guru dalam memberikan pembelajaran yang memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memberikan variasi pada strategi pembelajaran. Selain pembelajaran konvensional, guru hanya melakukan proses pembelajaran menggunakan metode diskusi. Padahal ada banyak strategi yang dapat digunakan di kelas agar proses pembelajaran tidak membosankan. Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan model Group Investigation. Berdasarkan beberapa penelitian, penggunaan model ini berhasil diterapkan di sekolah. Hobri dan Susanto (2006) menyatakan bahwa model pembelajaran Group Investigation
dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas III SLTPN 8 Jember pada materi Volume Tabung.
Selain strategi, diperlukan pula sumber belajar yang tepat agar materi mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran IPA, khususnya biologi di SMP Annindlomiyah, dilakukan dengan menggunakan Buku Sekolah Elektronik sebagai sumber belajar. Sekolah tersebut tidak memperbolehkan guru menggunakan LKS dalam pembelajaran karena menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi siswa. Salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan sumber belajar tersebut adalah dengan membuat album. Album yang akan dibuat ini merupakan album Vertebrata, yang di dalamnya berisi foto, keterangan, dan klasifikasi mengenai suatu satwa.
Pemilihan materi Vertebrata dilakukan karena menurut hasil observasi, materi ini pernah tidak disampaikan dalam pembelajaran karena keterbatasan waktu penyampaian materi IPA. Guru menganggap materi ini cukup mudah, sehingga materi ini tidak perlu disampaikan saat pembelajaran di kelas. Saat materi ini disampaikan pada pembelajaran, yaitu pada tahun ajaran 2011/2012, hasil belajar siswa masih rendah. Pernyataan ini didukung dengan hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari guru, yaitu sebagian besar siswa memperoleh
(14)
3
nilai sesuai KKM yang ditentukan, yaitu 68, bahkan masih ada siswa yang belum mencapai KKM, sehingga peneliti tidak setuju jika materi ini dianggap mudah dan tidak disampaikan pada kegiatan belajar mengajar.
Album ini berisi berbagai satwa Vertebrata yang ada di Taman Margasatwa Semarang. Pembuatan album ini dilakukan karena guru di sekolah yang bersangkutan tidak mengizinkan adanya pembelajaran di luar sekolah berkaitan keterbatasan biaya yang dimiliki oleh para siswa, sehingga pembelajaran tidak dilakukan di Taman Margasatwa Semarang, melainkan memindahkan berbagai satwa yang ada di sana ke dalam sebuah album Vertebrata. Satwa yang ada di Taman Margasatwa Semarang memang tidak selengkap satwa yang ada di kebun binatang lain. Satwa yang ada di sana hanya yang berasal dari golongan Reptilia, Aves, dan Mammalia, oleh karena itu dalam album ini juga dilengkapi dengan informasi mengenai Pisces dan Amphibi.
Peningkatkan kualitas pembelajaran Biologi di SMP Annindlomiyah, khususnya materi Vertebrata memerlukan strategi pembelajaran yang tepat, salah satunya dengan menerapkan model Group Investigation. Model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai hal yang berkaitan dengan masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan menguji hipotesis. Guru dituntut untuk mengorganisasikan proses pembelajaran melalui kerja kelompok dan mengarahkannya, membantu siswa menemukan informasi, dan mengelola terjadinya berbagai interaksi dan aktivitas belajar (Ngabekti dkk 2005).
Siswa yang terkondisikan secara berkelompok akan memperoleh kesempatan yang lebih untuk bertanya, baik kepada sesama anggota kelompok, kepada anggota kelompok lain, maupun kepada guru. Pembelajaran akan membuat guru lebih banyak berinteraksi dengan semua kelompok, sehingga siswa cenderung tidak merasa malu untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya kepada guru. Pembelajaran menggunakan model Group Investigation akan melatih siswa mendengar pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau pengetahuan baru dalam bentuk tulisan. Pembelajaran berkelompok dapat memacu siswa untuk bekerja sama, saling membantu satu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan yang
(15)
telah dimilikinya untuk mempelajari materi Vertebrata dengan memanfaatkan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mempelajari materi Vertebrata dengan memanfaatkan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation diharapkan sesuai untuk diterapkan di SMP Annindlomiyah. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang tidak membosankan, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan mampu meningkatkan hasil belajar mereka.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation efektif terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa di SMP Annindlomiyah?”.
1.3. Penegasan Istilah
Pada penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan untuk mengurangi adanya salah pengertian dan memperjelas maksud dalam skripsi ini, sehingga perlu diberikan batasan yang jelas untuk beberapa istilah berikut:
(1) Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar Sumber belajar dapat berupa data, orang, atau benda. Sumber belajar yang akan digunakan oleh siswa dalam pembelajaran adalah Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang. Album ini berisi berbagai informasi satwa yang terdapat di Taman Margasatwa Semarang, meliputi gambar, klasifikasi, dan deskripsi singkat mengenai satwa tertentu. Informasi tersebut diperoleh dengan mencatat semua data mengenai satwa yang terdapat di Taman Margasatwa Semarang. Pada album ini juga ditambahkan berbagai spesies Pisces dan Amphibi untuk melengkapi Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang agar mewakili masing-masing kelas yang terdapat di dalam golongan Vertebrata.
(2) Model Group Investigation
Group Investigation merupakan salah satu bentuk tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa. Model Group
(16)
5
Investigation terdiri dari enam tahapan. Tahap pertama adalah penentuan topik, dalam tahap ini siswa membentuk kelompok kecil dan mendengarkan penjelasan guru mengenai topik yang akan dibahas. Tahap yang kedua yaitu tahap perencanaan kerja sama, pada tahap ini siswa mengkoordinasikan mengenai pembagian tugas masing-masing anggota. Tahap ketiga adalah tahap implementasi, pada tahap ini siswa melakukan aktivitas belajar dengan menggunakan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation. Tahap keempat adalah analisis dan sintesis, dilakukan dengan membuat ringkasan dan kesimpulan hasil diskusi kelompok untuk persiapan presentasi. Tahap kelima adalah presentasi hasil diskusi masing-masing kelompok yang akan dikoordinasikan oleh guru. Tahap keenam adalah evaluasi pada akhir pembelajaran.
(3) Materi Vertebrata
Pada silabus Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), materi Vertebrata terdapat pada mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII semester genap dengan Standar Kompetensi ke-6, yaitu memahami keanekaragaman makhluk hidup. Kompetensi dasarnya (KD), yaitu KD 6.2. Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki. Pada materi keanekaragaman makhluk hidup terdapat materi Vertebrata yang membahas mengenai ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan Vertebrata dalam kehidupan sehari-hari.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model
Group Investigation tahun ajaran 2012/2013 terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa di SMP Annindlomiyah.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi siswa
(1) Meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mempelajari Biologi.
(17)
pengalaman belajar yang menyenangkan dengan menggunakan sumber belajar langsung dari alam.
1.5.2. Bagi guru
(1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan KTSP.
(2) Meningkatkan kreativitas dan kualitas guru karena dituntut dapat menggunakan model pembelajaran dengan baik dan tepat.
(3) Mempermudah penyampaian materi Vertebrata melalui penggunaan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang.
1.5.3. Bagi sekolah
Memberi sumbangan untuk sekolah dalam rangka menerapkan variasi pembelajaran yang sesuai.
1.5.4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan sebagai bekal ketika mengajar.
(18)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah, di lingkungan rumah ataupun di dalam keluarganya sendiri, oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik.
Menurut Pribadi (2009), belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam rangka pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal.
Menurut Anni dkk (2007), konsep tentang pengertian belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:
(1) Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
(2) Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. (3) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.
Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan, sehingga menghasilkan perubahan perilaku (Gagne dalam Anni dkk 2007). Beberapa unsur yang dimaksud, yaitu (1) pembelajar, dapat berupa peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan, (2) rangsangan (stimulus), (3) memori, dan (4) respon. Keempat unsur tersebut dapat digambarkan menjadi suatu kesatuan yang padu. Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya stimulus
(19)
tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar.
2.1.2. Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dan siswa dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi siswa jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi siswa. Pembelajaran juga merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang di dalamnya itu mencakup pendidik, peserta didik, fasilitas, perlengkapan dan lain-lain yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang (Anni dan Rifa’i 2011).Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Depdiknas 2003).
Miarso (2008) mengutarakan jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran, antara lain.
(1) Interaksi antara pendidik dan peserta didik. (2) Interaksi antar sesama peserta didik. (3) Interaksi peserta didik dengan narasumber.
(4) Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan.
(5) Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam
2.1.3. Hasil belajar
Hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kemampuan guru dalam menyampaikan materi, sumber belajar dan strategi pembelajaran yang
(20)
9
digunakan, serta kondisi siswa saat melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar. Perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran dapat dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Pentingnya perumusan tujuan di dalam kegiatan pembelajaran adalah karena adanya beberapa alasan berikut.
(1) Memberikan arah kegiatan pembelajaran.
(2) Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian pembelajaran pembinaan bagi siswa (remidial teaching).
(3) Sebagai bahan komunikasi.
Bloom dalam Anni dkk (2007) mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Domain ranah kognitif adalah pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),
dan penilaian (evaluation). Domain ranah afektif meliputi penerimaan (receiving),
penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization),
dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex). Domain ranah psikomotorik adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.
2.1.4. Sumber belajar
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri siswa sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Siswa seharusnya tidak hanya belajar dari guru saja, tetapi dapat juga belajar dari berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan sekitarnya. Sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber belajar juga dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar (Mulyasa 2004).
(21)
Darmono (2007) menyatakan bahwa sumber belajar yaitu berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar, antara lain: (1) Harus dapat tersedia dengan cepat.
(2) Harus memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri
(3) Harus bersifat individual, dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar mandiri.
Menurut Warsita (2008), sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
(1) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contoh: buku pelajaran, modul, program VCD pembelajaran, program audio pembelajaran, transparansi, programmed instruction, CAI (Computer Asisted Instruction) dan lain-lain.
(2) Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus dirancang atau dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih atau dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contoh: surat kabar, siaran televisi, pasar, kebun binatang, sawah, waduk, dan lain-lain. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan pada proses pembelajaran IPA Biologi pada materi Vertebrata adalah dengan membuat sebuah album. Album ini akan menjadi berbeda dari album lain karena album ini merupakan visualisasi berbagai satwa yang ada di Taman Margasatwa Semarang. Koleksi satwa Taman Margasatwa Semarang memang tidak lengkap, sehingga di dalam album ini juga akan dilengkapi dengan beberapa spesies untuk mewakili kelas tertentu yang tidak terdapat di sana.
Berikut ini merupakan beberapa kelebihan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang jika digunakan sebagai sumber belajar, yaitu bersifat visual, bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh, dapat
(22)
11
menyampaikan rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, sedikit memerlukan informasi tambahan, dapat membandingkan suatu perubahan, dapat divariasi antara media satu dengan yang lainnya. Namun, Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang juga memiliki kelemahan, yaitu hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja, tidak menampilkan unsur audio dan motion
(Santyasa 2007).
2.1.5. Model Group Investigation
Group Investigation adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok. Siswa secara berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan prinsip. Model ini mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan (Ridwan 2008). Model Group Investigation merupakan suatu perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok, dan perencanaan kooperatif (Hobri dan Susanto 2006). Slavin dalam Maesaroh (2005), mengemukakan hal penting untuk melakukan model Group Investigation adalah
(1) Membutuhkan kemampuan kelompok
Ketika mengerjakan tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Saat penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun di luar kelas, kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
(2) Rencana kooperatif
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah, sumber apa yang dibutuhkan, pembagian tugas, dan bagaimana mempresentasikan pembahasan di kelas.
(3) Peran guru
Guru menyediakan sebagai fasilitator. Guru memutar di antara kelompok-kelompok, memperhatikan dan membantu siswa mengatur pekerjaan dan
(23)
membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok. Para guru yang menggunakan model Group Investigation, umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa dengan karakteristik yang heterogen (Trianto 2007). Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya, siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.
Langkah-langkah penerapan model Group Investigation (Mitchell 2008), dapat dikemukakan sebagai berikut.
(1) Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2-6 orang. Komposisi kelompok heterogen, baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.
(2) Cooperative learning
Siswa dan guru merencanakan prosedur, tugas, dan tujuan belajar tertentu dengan sub-sub topik yang dipilih dalam langkah pertama.
(3) Implementasi
Siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah kedua. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. (4) Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah ketiga dan merencanakan agar dapat diringkas dalam suatu penyajian yang menarik di kelas.
(5) Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan
(24)
13
mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasi oleh guru.
(6) Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Model Group Investigation memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang diperoleh jika menggunakan model ini dalam pembelajaran adalah
(1) Pembelajaran yang dilakukan membuat siswa dapat saling bekerja sama dan berinteraksi dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
(2) Melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapat.
(3) Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Beberapa kelemahan model Group Investigation, yaitu
(1) Siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya akan menghambat tujuan pembelajaran.
(2) Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya tidak bisa bekerja sama dalam memahami materi maupun dalam menyelesaikan tugas.
(3) Terdapat siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok.
2.1.6 Materi Vertebrata
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan materi Vertebrata terdapat pada mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII semester genap dengan Standar Kompetensi ke-6, yaitu memahami keanekaragaman makhluk hidup. Kompetensi dasarnya (KD), yaitu KD 6.2. Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki. Materi keanekaragaman makhluk hidup terdiri dari beberapa topik, salah satunya Vertebrata, yang membahas mengenai ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan Vertebrata dalam kehidupan sehari-hari.
(25)
Vertebrata, yaitu kelompok hewan yang memiliki ruas tulang belakang. Hewan Vertebrata dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
(1) Pisces (ikan)
Hidup di air, pernafasan dengan insang, memiliki sirip untuk menentukan arah gerak di dalam air, memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan di air. Suhu badan poikiloterm atau berdarah dingin yaitu suhu tubuh dapat disesuaikan dengan suhu lingkungan. Perkembangbiakan dengan cara bertelur. Contoh: ikan bertulang rawan (Condrichthyes); ikan cucut, ikan pari, ikan hiu. Ikan bertulang sejati (Osteichthyes); ikan merah, ikan salem.
(2) Amphibia (amfibi)
Hidup di dua tempat, bernafas dengan insang dan paru-paru, suhu badan poikiloterm, berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan di luar tubuh (eksternal). Contoh: katak pohon, salamander.
(3) Reptilia (reptil)
Berkulit keras, kering dan bersisik. Pada ular sisiknya sering mengelupas. Suhu badan poikiloterm, berkembang biak dengan bertelur, pembuahan di dalam tubuh betina. Contoh: kadal, buaya, ular.
(4) Aves (burung)
Tubuh berbulu untuk terbang dan melindungi tubuh, tulang berongga supaya ringan, suhu badan homoioterm atau berdarah panas yaitu suhu tubuh tetap. Berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan di dalam tubuh (internal). Contoh: burung kasuari, burung kutilang, burung walet dan sebagainya.
(5) Mammalia (hewan menyusui)
Memiliki kelenjar susu, berkembang biak dengan melahirkan anak, ada yang bertelur, berambut, suhu badan homoioterm dan bernafas dengan paru-paru. Contoh:
(a) Carnivora (pemakan daging), misalnya: harimau dan singa.
(b) Primata (sebangsa kera), misalnya: monyet, beruk, lutung dan orang utan. (c) Insectivora (pemakan serangga), misalnya: trenggiling.
(d) Rodentia (hewan pengerat), misalnya: marmut, bajing dan tikus. (e) Chiroptera (sebangsa kelelawar), misalnya: kalong dan kampret. (f) Proboscidea (hewan berbelalai), misalnya: gajah.
(26)
15
(g) Cetacea (sebangsa paus), misalnya: lumba-lumba dan paus. (h) Marsupialia (hewan berkantong), misalnya: kanguru
Selama ini, kegiatan belajar mengajar materi Vertebrata yang dilakukan oleh guru di SMP Annindlomiyah, yaitu dengan menggunakan pendekatan ekspositori. Guru berperan sebagai sumber belajar, sehingga pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered learning). Guru memberikan semua informasi yang dimiliki melalui metode ceramah kepada siswa. Materi Vertebrata juga pernah tidak disampaikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan alasan keterbatasan waktu yang dimiliki antara materi IPA dengan jumlah jam pelajaran efektif bagi siswa. Saat materi ini disampaikan pada tahun pelajaran 2011/2012, hasil belajar siswa masih rendah, sehingga materi ini harus disampaikan kepada siswa.
(27)
2.2. Kerangka Berfikir Penelitian
Kerangka berpikir untuk penelitian ini adalah
Gambar 1 Kerangka berfikir penelitian
2.3. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut. ”Pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation
efektif terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa SMP Annindlomiyah”.
Kelebihan model Group Investigation:
Metode pembelajaran aktif
Pembelajaran berpusat pada siswa.
Melatih siswa bekerja sama, berkomunikasi, dan mengemukakan pendapat
Strategi pembelajaran masih konvensional
Pembelajaran belum dapat mengkondisikan siswa aktif dalam pembelajaran
Sumber belajar menggunakan bahan ajar berupa buku BSE
Materi Vertebrata sering tidak diajarkan
Sulit mempelajari klasifikasi Vertebrata
Kelebihan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar:
Memberikan visualisasi
Bentuknya sederhana.
Bahan mudah diperoleh.
Dapat menyampaikan rangkuman.
Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah
penempatannya.
Sedikit memerlukan informasi tambahan.
Dapat divariasi antara media satu dengan yang lainnya.
Model pembelajaran dan sumber belajar lebih bervariasi
Suasana belajar lebih menyenangkan
Siswa lebih aktif dalam pembelajaran
Mudah memahami klasifikasi Vertebrata
Materi Vertebrata tersampaikan dengan baik
Efektif terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi Vertebrata Pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dengan Model Group Investigation
(28)
BAB III
METODE PENELITIAN DAN HIPOTESIS
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SMP Annindlomiyah. SMP Annindlomiyah terletak di Dusun Panggang Ayom, Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal, dari bulan November hingga Desember tahun ajaran 2012/2013.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Annindlomiyah tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari dua kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan non-probability sampling, yaitu dengan sampling jenuh yang menggunakan seluruh populasi sebagai sampel penelitian. Sampel penelitian adalah seluruh siswa yang terdapat dalam dua kelas. Sampel penelitian, yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 28 siswa dan siswa kelas VII B sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 29 siswa. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan undian.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Variabel bebas: pembelajaran IPA biologi dengan memanfaatkan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation.
(2) Variabel terikat: hasil belajar dan aktivitas siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
3.4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental design
dengan desain penelitian non-equivalentcontrol group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random
(29)
(Sugiyono 2007). Rancangan ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada desain ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, melainkan menggunakan strategi pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh guru.
Tabel 1 Desain penelitian non-equivalentcontrol group design
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes akhir
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 T2
(Sugiyono 2007) Keterangan:
X : pembelajaran dengan pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation
T1 : hasil tes awal T2 : hasil tes akhir
3.5. Prosedur Penelitian
3.5.1. Persiapan penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam persiapan penelitian:
(1) Melakukan observasi awal dengan observasi dan wawancara untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar IPA di SMP Annindlomiyah.
(2) Melakukan observasi awal mengenai satwa yang terdapat di Taman Margasatwa Semarang.
(3) Merancang perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, antara lain silabus (Lampiran 6 dan 11), RPP (Lampiran 7 dan 12), LDS (Lampiran 10 dan 15), dan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang (Lampiran 49).
(4) Menyusun lembar observasi untuk aktivitas siswa (Lampiran 32 dan 33) dan kinerja guru (Lampiran 42 dan 43).
(5) Menyusun angket tanggapan siswa (Lampiran 38) dan tanggapan guru (Lampiran 41) mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. (6) Menyusun alat evaluasi berupa kisi-kisi (Lampiran 16) dan instrumen tes
(Lampiran 17) untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari.
(30)
19
(7) Mengadakan uji coba instrumen tes yang berbentuk pilihan ganda yang diujicobakan di luar sampel penelitian, namun sudah pernah menerima materi Vertebrata sebelumnya.
(8) Melakukan uji coba soal (instrumen) yang dilakukan untuk menentukan validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal (Lampiran 11 sampai 15). (a) Validitas
Validitas adalah ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan Korelasi Product Moment angka kasar
2 2
2
2
Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan: xy
r = skor item dengan skor total N = jumlah peserta
X
= jumlah skor item
Y
= jumlah skor total
XY
= jumlah perkalian skor item dengan skor total
2 X
= jumlah kuadrat skor item
2 Y
= jumlah kuadrat skor total
Harga rxy yang diperoleh dari tiap-tiap item kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5%, jika harga rhitung ≥ rtabel, item soal dikatakan valid, dan jika sebaliknya maka soal dikatakan tidak valid (Arikunto 2006a). Uji validitas menunjukkan ada 35 soal uji coba yang valid dan 15 soal uji coba yang tidak valid (Tabel 2).
Tabel 2 Analisis validitas soal uji coba penelitian
Kriteria Jumlah Nomor soal
Valid 35
2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 48, 49, 50 (70%)
Tidak
valid 15 1, 5, 10, 11, 14, 15, 22, 27, 33, 34, 35, 36, 39, 44, 47 (30%) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 54-57
(b) Reliabilitas
Suatu tes mempunyai reliabilitas tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, walaupun diujikan berulang-ulang. Reliabilitas tes diukur dengan menggunakan rumus Kuder Richadson (Arikunto 2006a).
(31)
R11 = t V k M) (k M 1 1 -k k Keterangan:
R11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata
Vt = varians total
Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut: 0,80 – 1,00 = reliabilitas sangat tinggi 0,60 – 0,79 = reliabilitas tinggi 0,40 – 0,59 = realiabilitas cukup 0,20 – 0,39 = reliabilitas rendah < 0,20 = reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan perhitungan reliabilitas terhadap soal uji coba penelitan, diperoleh harga r hitung sebesar 0,75 dengan N sebanyak 29, r tabel 0,367 (Lampiran 5). Data menunjukkan r hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal uji coba penelitian reliabel dengan tingkat reliabilitas tinggi.
(c) Tingkat kesukaran soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan soal yang tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah menyebabkan siswa tidak tertarik untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi. Tingkat kesukaran soal diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus (Arikunto 2006a).
JS B P
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal (Arikunto 2006a) adalah Soal dengan P 0,00 – 0,30 = soal sukar
Soal dengan P 0,31 – 0,70 = soal sedang Soal dengan P 0,71 – 1,00 = soal mudah
(32)
21
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal uji coba penelitian, terdapat 19 soal termasuk kategori soal yang mudah. Sebanyak 20 soal termasuk kategori soal yang sedang. Soal yang termasuk kategori soal yang sukar sebanyak 11 soal (Tabel 3).
Tabel 3 Analisis tingkat kesukaran soal uji coba penelitian
Kriteria Jumlah Nomor soal
Mudah 19 1, 2, 4, 9, 10, 13, 18, 19, 20, 24,27, 31, 33, 35, 37, 39, 40, 49, 50 (38%)
Sedang 20 7, 8, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 21, 22, 25, 26, 28, 32, 38, 41, 42, 43, 46, 47 (40%)
Sukar 11 3, 5, 6, 23, 29, 30, 34, 36, 44, 45, 48 (22%) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 54-57
(d) Daya pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto 2006a). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D : 0,21 – 0,40 : cukup (statisfactory)
D : 0,41 – 0,70 : baik (good)
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)
D negatif, semuanya tidak baik. Butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja (Arikunto 2006a).
Hasil perhitungan analisis daya pembeda soal uji coba penelitian menunjukkan 16 soal yang termasuk kriteria jelek. Sebanyak 21 soal termasuk soal dengan kriteria cukup. Sebanyak 13 soal termasuk kriteria baik (Tabel 4).
(33)
Tabel 4 Analisis daya pembeda soal uji coba penelitian
Kriteria Jumlah Nomor soal
Jelek 16 1, 4, 5, 10, 14, 15, 27, 28, 33, 34, 35, 36, 39, 43, 44, 47 (32%)
Cukup 21 2, 3, 6, 8, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 22, 23, 25, 29, 30, 31, 40, 41, 42, 46 (42%)
Baik 13 7, 9, 19, 20, 21, 24, 26, 32, 37, 38, 45, 48, 49, 50 (26%) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 54-57
Berdasarkan analisis validitas, dan tingkat kesukaran butir soal, soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memenuhi persyaratan validitas dan tingkat kesukaran soal serta dapat mencakup semua indikator yang hendak diukur oleh peneliti. Soal yang digunakan untuk evaluasi diambil 30 soal dari soal yang dinyatakan layak.
3.5.2. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Annindlomiyah pada siswa kelas VII, dalam enam jam pelajaran yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Masing-masing pertemuan disusun dalam suatu rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA di SMP Annindlomiyah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah
(1) Melakukan uji homogenitas dan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data (Lampiran 20 dan 22).
(2) Melakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa (Lampiran 18).
(3) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru sesuai dengan model pembelajaran Group Investigation (Lampiran 8 dan 13).
(4) Siswa membantu guru membagikan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang kepada masing-masing kelompok.
(5) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan KD dan Indikator.
(6) Siswa mengerjakan LDS yang telah disusun dan disesuaikan dengan RPP. (7) Melaksanakan penilaian atau evaluasi (Lampiran 19).
(34)
23
3.6. Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang diambil meliputi perilaku siswa dan guru yang diamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
(1) Sumber data
Sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru. (2) Jenis data
Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif, yaitu: (a) Hasil belajar siswa.
(b) Keaktifan siswa.
(c) Tanggapan siswa terhadap pembelajaran. (d) Tanggapan guru terhadap pembelajaran. (e) Kinerja guru.
(3) Cara pengambilan data
(a) Data hasil belajar siswa diambil dari hasil tes akhir dan nilai LDS (Lembar Diskusi Siswa).
(b) Data tentang keaktifan siswa saat diskusi diperoleh dari lembar observasi. (c) Data tanggapan siswa diperoleh melalui angket untuk siswa.
(d) Data tentang tanggapan guru diperoleh melalui wawancara dengan guru. (e) Data kinerja guru diperoleh melalui lembar observasisaat pembelajaran.
3.7. Metode Analisis Data
3.7.1. Analisis data awal
3.7.1.1.Uji homogenitas
Menurut Sudjana (2002), uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kedua kelompok yang diteliti mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama, maka kelompok tersebut dikatakan homogen.
Keterangan:
= varians kelompok 1
(35)
Cara yang dilakukan untuk menguji kedua varians tersebut sama atau tidak, maka harga Chi-Kuadrat hitung dibandingkan dengan harga Chi-Kuadrat tabel. Apabila , maka varians data homogen.
3.1.7.2. Uji normalitas data
Uji ini berfungsi untuk mengetahui data hasil belajar berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat, persamaannya sebagai berikut.
Keterangan: = Chi-Kuadrat
= frekuensi pengamatan = frekuensi harapan
Harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan nilai pada tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika harga hitung< tabel, maka data tersebut berdistribusi normal (Sudjana 2002).
3.7.2. Analisis data hasil penelitian
3.7.2.1. Data hasil belajar siswa
Data hasil belajar diperoleh dari hasil post-test di akhir pertemuan, nilai LDS siswa, dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
(1) Menghitung nilai evaluasi dengan cara:
Keterangan : A = Nilai LDS B = Nilai post-test
(2) Menentukan rata-rata kelas
Menurut Sudjana (2005) untuk mengetahui nilai rata-rata kelas adalah sebagai berikut.
Keterangan :
X = nilai rata-rata
∑ X = jumlah nilai seluruh kelas
(36)
25
(3) Menentukan ketuntasan belajar individu
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
% 100
x n
Keterangan :
TP = persentase penguasaan materi N = skor yang diperoleh
N = skor maksimal
(4) Menentukan ketuntasan belajar klasikal
Setelah didapatkan data nilai hasil belajar, data dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal, dihitung dengan teknik analisis persentase menggunakan rumus sebagai berikut (Mulyasa 2004).
P = 100% n
ni
x Keterangan :
P = ketuntasan belajar klasikal
∑ni = jumlah siswa yang tuntas secara individu (nilai ≥ 72) ∑n = jumlah total siswa
Menurut Arikunto dan Cepi (2008) kriteria penilaiannya adalah Skor 81% - 100% : Sangat baik
Skor 61% - 80% : Baik Skor 41% - 60% : Cukup baik Skor 21% - 40% : Kurang baik Skor < 21 : Tidak baik
3.7.2.2. Uji hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto 2006b). Hipotesis yang diuji adalah hipotesis komparatif yang membandingkan pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dengan menggunakan model Group Investigation dengan pembelajaran konvensional.
Secara umum, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik. Uji statistik parametrik dilakukan jika sampel terdistribusi normal, sedangkan jika populasi tidak terdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik non-parametrik untuk menguji hipotesis.
(37)
Apabila sampel berdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik parametrik, yaitu uji t untuk menguji hipotesis. Rumus uji t adalah.
dengan
(Sudjana 2002) Keterangan:
= mean nilai kelas eksperimen = mean nilai kelas kontrol = variansi gabungan
= variansi kelas eksperimen = variansi kelas kontrol
= jumlah anggota kelas eksperimen = jumlah anggota kelas kontrol
Ho : μ = μ0 yang berarti tidak ada perbedaan nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dengan nilai rata-rata kelompok kontrol. Ha : μ > μ0 yang berarti nilai rata belajar kelompok eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata kelompok kontrol.
Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah ( ) dengan peluang (1-1/2 ), = 5% taraf signifikan. Kriteria pengujian, yaitu Ho diterima jika (, artinya nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata kelompok kontrol. Ha diterima jika , artinya nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata kelompok kontrol.
Apabila sampel tidak terdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik non-parametrik. Uji non-parametrik yang akan digunakan adalah uji Mann-Whitney (uji U) karena uji ini cocok untuk menetapkan apakah nilai berbeda secara signifikan di antara dua kelompok bebas.
Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah.
(1) Data dari kedua kelompok disatukan dengan setiap data dan diberi kode asal kelompoknya.
(2) Data yang telah digabungkan diberi peringkat 1 (nilai terkecil) sampai n. (3) Menghitung jumlah peringkat kelompok 1 dan diberi simbol T1.
(4) Menghitung jumlah peringkat kelompok 2 dan diberi simbol T2. (5) Menghitung U1 dan U2.
(38)
27
(6) U adalah yang terkecil di antara U1 dan U2. (7) Menghitung dan .
(8) Menghitung nilai z.
(9) Menggunakan tabel z untuk mencari p.
(10) Apabila nilai p < ( ), maka hipotesis nol ditolak (Sugiyon 2007).
3.7.2.3. Uji Gain
Signifikasi peningkatan hasil belajar siswa (pre-test dan post-test) diketahui dengan melakukan analisis secara kuantitatif menggunakan rumus Normalitas Gain.
Tingkat perolehan skor dikategorikan atas tiga kategori yaitu: g > 0,7 : Tinggi
0,3 < g < 0,7 : Sedang g < 0,3 : Rendah
3.7.2.4. Data aktivitas siswa
Data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi untuk menghitung persentasenya digunakan rumus.
Tingkat aktivitas = x 100%
maksimal skor
jumlah
diperoleh yang
skor jumlah
Kriteria penilaian setelah melakukan analisis terhadap data yang diperoleh adalah Tabel 5 Kriteria penilaian aktivitas siswa
Skor Persentase Kategori Kriteria
17 – 21 81% - 100% A Sangat aktif
12 – 16 61% - 80% B Aktif
8 – 11 41% - 60% C Cukup aktif
4 – 7 21% - 40% D Kurang aktif
(39)
3.7.2.5. Data tanggapan siswa
Angket siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran. Data hasil angket tanggapan siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Membuat rekapitulasi hasil angket (2) Menghitung persentase jawaban siswa
(3) Melakukan analisis data angket dengan rumus: (Sudjana 2002)
Keterangan: P = persentase
f = banyaknya responden yang memilih jawaban setuju N = banyaknya responden yang menjawab angket
Kriteria deskriptif persentase tanggapan siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Skor 81% - 100% : sangat tinggi Skor 61% - 80% : tinggi
Skor 41% - 60% : cukup tinggi Skor 21% - 40% : rendah Skor < 21 : sangat rendah
3.7.2.6. Data tanggapan guru
Tanggapan guru terhadap proses pembelajaran diperoleh melalui lembar wawancara yang berupa pendapat terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan melihat kecenderungan-kecenderungan yang ada dari data yang diperoleh, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
3.7.2.7. Kinerja guru
Hasil observasi kinerja guru dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu dengan melihat kecenderungan-kecenderungan yang ada dari data yang diperoleh, sehingga dapat mengetahui kesimpulan dari data-data tersebut. Rumus yang digunakan untuk menganalisis skor yaitu
(40)
29
Kriteria penilaiannya adalah: 81% - 100% : A (sangat baik) 61% - 80% : B (baik)
41% - 60% : C (cukup baik) 21% - 40% : D (kurang) < 21% : E (buruk)
3.8. Indikator Keberhasilan
Pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dengan model Group Investigation efektif terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa, apabila memenuhi indikator sebagai berikut:
(1) Uji hipotesis pada taraf signifikansi 5% menunjukkan Ha diterima dengan t hitung > t tabel, artinya nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata kelompok kontrol.
(2) Uji Gain menunjukkan 70% hasil belajar siswa kelas eksperimen memperoleh nilai Gain sedang dan tinggi, yaitu > 0,3.
(3) Sebanyak ≥ 70% siswa mendapatkan nilai ≥ 72, melebihi KKM yang ditetapkan, yaitu ≥ 68.
(4) Nilai rata-rata kelas ≥ 72, melebihi KKM yang ditetapkan, yaitu ≥ 68. (5) Sebanyak ≥ 70% aktivitas siswa pada kelas eksperimen termasuk kriteria
(41)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis tahap awal nilai pre-test
Data nilai pre-test dianalisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh hasil bahwa data pada masing-masing kelas berdistribusi normal (Tabel 6). Hasil perhitungan uji homogenitas nilai pre-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan kedua kelas bersifat homogen (Tabel 7).
Tabel 6 Uji normalitas nilai pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Nilai terendah
Nilai tertinggi
Rata-
rata Dk X 2
hitung X2 tabel Keterangan Eksperimen
(28 siswa) 27 53 41,82 3 5,07
7,81
Data
berdistribusi normal Kontrol
(29 siswa) 30 63 40,93 3 6,88
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 dan 21 halaman 139-140
Tabel 7 Uji homogenitas nilai pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata
Varians Dk F hitung F tabel
Keterangan Eksperimen
(28 siswa) 27 53 41,82 52,55 27
1,10 2,19
Data bersifat homogen Kontrol
(29 siswa) 30 63 40,93 47,79 28
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 141
4.1.2. Analisis tahap akhir
Analisis tahap akhir berasal dari nilai post-test dan nilai LDS yang diperoleh siswa. Nilai post-test diuji terlebih dahulu normalitas dan homogenitasnya sebelum melakukan perhitungan nilai akhir. Uji normalitas yang telah dilakukan menunjukkan data post-test pada masing-masing kelas berdistribusi normal (Tabel 8). Berdasarkan uji homogenitas (kesamaan dua varians) nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh hasil kedua kelas tersebut bersifat homogen (Tabel 9).
(42)
31
Tabel 8 Uji normalitas nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Nilai terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata Dk
X2 hitung
X2
tabel Keterangan Eksperimen
(28 siswa) 67 87 75,32 3 5,36
7,81
Data
berdistribusi normal Kontrol
(29 siswa) 40 83 68,84 3 3,24
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23-24 halaman 142-143
Tabel 9 Uji homogenitas nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Nilai terendah Nilai tertinggi Rata- rata Vari-ans
Dk F hitung
F tabel
Keterangan
Eksperimen
(28 siswa) 67 87 28,74 28,74 27
0,26 2,19 Data homogen Kontrol
(29 siswa) 40 83 68,84 112,22 28
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 144
Uji normalitas dan uji homogenitas nilai post-test digunakan untuk mengetahui uji hipotesis yang akan digunakan pada tahap selanjutnya. Berdasarkan hasil perhitungan, data nilai post-test berdistribusi normal dan bersifat homogen, maka digunakan uji hipotesis parametrik, yaitu uji t untuk menguji perbedaan kedua kelompok yang dijadikan sampel penelitian.
Tabel 10 Ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Data Kelas eksperimen Kelas kontrol
Nilai tertinggi 85,75 84,38
Nilai terendah 69,35 63,75
Rata-rata hasil belajar 77,05 76,22
Rata-rata nilai post-test 75,32 64,68
Jumlah siswa tuntas 24 21
Jumlah siswa tidak tuntas 4 8
Ketuntasan klasikal (%) 85,71 72,41
Kriteria Sangat baik Baik
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31 halaman 150
Ketuntasan belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan ketuntasan belajar siswa di kelas kontrol. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 77,05, lebih baik dibandingkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 76,22. Jumlah siswa yang tuntas pada kelas eksperimen sebanyak 24 siswa, sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 21 siswa, sehingga jumlah siswa yang tuntas pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Ketuntasan
(43)
klasikal siswa pada kelas eksperimen sebesar 85,71%, lebih baik dibandingkan ketuntasan klasikal siswa pada kelas kontrol sebesar 72,41% (Tabel 10).
Pada tahap ini juga dilakukan uji Gain (N-Gain) untuk mengetahui peningkatan nilai pre-test ke post-test siswa. Hasil perhitungan di kelas eksperimen diperoleh N-Gain dengan kriteria tinggi sebesar 14,26%, lebih baik jika dibandingkan kelas kontrol yang memiliki N-Gain pada kategori tinggi sebesar 3,45% (Tabel 11).
Tabel 11 Pengukuran N-Gain hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kategori Kriteria
Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah % Jumlah %
g > 0,7 Tinggi 4 14,26 1 3,45
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang 24 85,71 23 79,31
g < 0,3 Rendah 0 0 5 17,24
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 145
Pada analisis tahap akhir ini juga dilakukan uji perbedaan dua rata-rata terhadap nilai post-test danselisih nilai pre-test dan post-test. Hasil uji perbedaan dua rata-rata data post-test menunjukkan nilai post-test kelas eksperimen lebih baik dibandingkan nilai post-test kelas kontrol (Tabel 12). Hasil uji perbedaan dua rata-rata data selisih post-test dan pre-test jugamenunjukkan selisih post-test dan
pre-test kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan selisih post-test dan pre-test kelas kontrol (Tabel 13).
Tabel 12 Uji perbedaan dua rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Rata-rata Varians Dk thitung ttabel α Eksperimen (28 siswa) 75,32 28,74
55 4,75 2,00 0,05 Kontrol (29 siswa) 64,69 112,20
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 146
Tabel 13 Uji perbedaan dua rata-rata selisih nilai post-test dan pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Rata-rata Varians Dk thitung ttabel α Eksperimen (28 siswa) 34,21 62,77
55 4,15 2,00 0,05 Kontrol (29 siswa) 30,66 117,04
(44)
33
4.1.3. Aktivitas siswa
Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer pada kelas VII A dan VII B di SMP Annindlomiyah selama pembelajaran materi Vertebrata. Data aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk menilai keaktifan siswa mencakup tujuh aspek (Lampiran 32). Masing-masing aspek memiliki skor tertinggi 3 dan terendah 1. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif, bertujuan mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina dan dikembangkan.
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan aktivitas siswa di kelas kontrol. Aktivitas siswa secara klasikal pada kelas eksperimen adalah 89,29%, dan kelas kontrol adalah 51,71% (Tabel 14). Kelas yang mampu mencapai indikator ketuntasan aktivitas, yakni ≥ 70% siswa aktif atau sangat aktif dalam proses pembelajaran adalah kelas eksperimen, sementara kelas kontrol masih belum mencapai indikator ketuntasan aktivitas. Tabel 14 Rekapitulasi aktivitas siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol
No Skor Kriteria Keterangan
Aktivitas siswa
Kelas eksperimen Kelas kontrol Jumlah
siswa Persentase
Jumlah
siswa Persentase
1. 17-21 A Sangat aktif 8 28,57 2 6,89 2. 12-16 B Aktif 17 60,71 13 44,82
3. 8-11 C Cukup aktif 3 10,71 14 48,27
4. 4-7 D Kurang aktif 0 0 0 0
5. < 4 E Tidak aktif 0 0 0 0
Keaktifan klasikal 25 89,29 15 51,71
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 36 halaman 159
Keaktifan siswa juga dianalisis berdasarkan aspek yang diamati. Ada tujuh aspek yang diamati selama pembelajaran berlangsung. Pada kelas kontrol, aspek kondisi siswa selama pembelajaran paling tinggi persentasenya, sedangkan paling rendah persentasenya adalah mengemukakan pendapat dengan baik dan benar. Pada kelas eksperimen juga demikian, aspek yang paling tinggi persentasenya adalah kondisi siswa selama pembelajaran, sedangkan paling rendah persentasenya adalah mengemukakan pendapat dengan baik dan benar (Tabel 15).
(45)
Tabel 15 Aktivitas siswa menurut aspek yang diamati di kelas eksperimen dan kelas kontrol
No
Aspek yang diamati Kelas eksperimen
Kelas kontrol 1 Kondisi siswa selama pembelajaran 83,33 82,76 2 Duduk tenang dan menempatkan diri dalam
kelompoknya 85,63 77,01
3 Siswa memperhatikan dan mendengarkan dengan
aktif 66,09 59,20
4 Mengajukan pertanyaan di akhir presentasi
kelompok lain 58,62 56,90
5 Mengemukakan pendapat dengan baik dan benar
59,20 50,00 6 Menghargai pendapat siswa lain 88,51 74,14 7 Sikap bertanya dan menjawab pertanyaan 57,47 64,94
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34-35 halaman 155-157
4.1.4. Tanggapan siswa
Data tanggapan siswa diperoleh dengan memberikan lembar angket yang berisi 13 butir pernyataan tentang pembelajaran yang diisi oleh siswa. Analisis tanggapan siswa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran di kelas eksperimen.
Tabel 16 Rekapitulasi tanggapan siswa terhadap pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dengan model Group Investigation di kelas eksperimen
No Aspek yang ditanyakan Persentase
Ya Tidak 1. Pembelajaran menarik perhatian karena menggunakan Album
Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar 100,00 0 2. Pembelajaran yang dilakukan membuat saya lebih bersemangat untuk
belajar 100,00 0
3. Informasi yang ada di dalam Album Vertebrata Taman Margasatwa
Semarang mudah dipahami 75,00 25,00 4. Saya menyukai pembelajaran dengan pembagian kelompok kecil 46,43 53.57 5. Pembelajaran membuat saya lebih berani mengemukakan pendapat
atau jawaban saya 92,86 7,14
6. Pembelajaran ini membuat saya lebih berani bertanya kepada guru atau
teman 89,29 10,71
7. Pembelajaran ini membuat saya lebih menghargai makhluk ciptaan
Tuhan 100,00 0
8 Pembelajaran ini melibatkan saya menjadi lebih aktif 100,00 0 9 Pembelajaran ini berlangsung menyenangkan 96,43 3,57 10 Pembelajaran ini mempererat hubungan dengan teman sekelas 96,43 3,57 11 Pembelajaran ini menambah kekompakan kelompok 100,00 0 12 Pembelajaran ini membuat saya bersemangat 100,00 0 13 Materi yang saya terima menjadi lebih nyata 96,43 3,57
Rata-rata 91,76 8,24
(46)
35
Tabel 16 menunjukkan sebagian besar siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang memanfaatkan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation.
Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan tingginya persentase siswa yang memberikan tanggapan positif mengenai proses pembelajaran di kelas eksperimen, yaitu sebesar 91,76% .
4.1.5. Tanggapan guru
Berdasarkan analisis yang dilakukan secara deskriptif terhadap hasil wawancara guru Biologi kelas VII SMP Annindlomiyah, diperoleh bahwa guru memberikan tanggapan baik terhadap proses pembelajaran dengan memanfaatkan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation (Lampiran 41 halaman 165).
Tanggapan dan kesan guru terhadap pembelajaran ini adalah guru memperoleh sumber belajar baru, yaitu berupa Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dan model pembelajaran baru, yaitu Group Investigation.
Sumber belajar dan model tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Pembelajaran dengan sumber belajar dan model tersebut mudah dilaksanakan karena sintaksnya tidak terlalu rumit. Menurut guru, kelebihan album ini adalah penyampaiannya cukup mendetail mengenai ciri-ciri spesifik spesies yang termasuk golongan Vertebrata. Kelemahan album ini adalah kesulitan dalam mengorganisasikan siswa saat berdiskusi. Guru juga menyatakan bahwa materi yang diajarkan dalam Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dengan model Group Investigation sudah mencakup semua indikator yang ada dan sudah sesuai SK dan KD.
Guru menyatakan suasana belajar selama proses pembelajaran, yaitu siswa menjadi lebih aktif karena banyak informasi baru yang menggali rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa lebih aktif bertanya. Tingginya rasa ingin tahu siswa memiliki korelasi dengan hasil belajar siswa. Siswa yang aktif bertanya di kelas memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga siswa akan menggali informasi sebanyak-banyaknya selama pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan siswa yang aktif di kelas memperoleh hasil belajar yang baik pula.
(47)
Guru tertarik untuk menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dengan model Group Investigation
karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini menarik perhatian dan memotivasi siswa dalam belajar. Rasa ingin tahu siswa diwujudkan dengan ketertarikan saat membaca Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dan adanya tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran. 4.1.6. Kinerja guru
Data kinerja guru diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh observer selama dua kali pertemuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran di SMP Annindlomiyah. Kinerja guru saat melakukan pembelajaran, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol berada pada kategori sangat baik (Tabel 17).
Tabel 17 Rekapitulasi kinerja guru pada proses pembelajaran di kelas eksperimen
No Aspek yang Diamati
Eksperimen Kontrol Skor
total
Rata-rata (%)
Skor total
Rata-rata (%)
1 Guru mengucapkan salam 2 100 2 100
2 Guru mengabsen kehadiran siswa 2 100 2 100 3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2 100 2 100
4 Guru menyampaikan motivasi 1 50 1 50
5 Guru memberikan apersepsi 2 100 2 100
6 Guru membimbing siswa duduk
berkelompok 2 100 2 100
7 Guru membimbing siswa menyiapkan
sumber belajar 2 100 2 100
8 Guru membagikan LDS kepada siswa 2 100 2 100 9 Guru membimbing siswa mengisi LDS 2 100 2 100 10 Guru membimbing siswa saat presentasi 2 100 2 100 11 Guru bertugas sebagai fasilitator saat
diskusi 2 100 0 0
12 Guru membimbing siswa menyusun hasil
diskusi 2 100 2 100
13 Guru memberikan penguatan 1 50 1 50
14 Guru membimbing siswa membuat
kesimpulan 1 50 2 100
15 Guru menyampaikan salam penutup 2 100 2 100
Skor total 27 1350 26 1300
P (%) 90,00 86,67
Kriteria Sangat baik Sangat baik
(48)
37
4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisis tahap awal nilai pre-test
Analisis tahap awal dilakukan terhadap nilai pre-test yang diperoleh di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Analisis tahap awal meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas menunjukkan X2 hitung kelas eksperimen 5,07 dan kelas kontrol 6,88, sedangkan X2 tabel 7,81 (Tabel 6). Data tersebut menunjukkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal karena X2 hitung kurang dari X2 tabel.
Pengujian homogenitas kedua kelas tersebut menggunakan uji F. Setelah melakukan perhitungan, diperoleh Fhitung (1,10) < Ftabel (2,19) (Tabel 7). Hal ini menunjukkan bahwa homogenitas antara kelas VII A dan VII B tidak berbeda secara signifikan, sehingga dapat dinyatakan bahwa kondisi awal kedua kelas tersebut sebelum proses pembelajaran adalah sama. Kondisi awal yang sama merupakan syarat awal dapat dilakukannya penelitian dengan memberikan perlakuan tertentu pada satu kelas dan kelas yang lain sebagai pembanding.
4.2.2. Analisis tahap akhir
Analisis tahap akhir meliputi analisis terhadap nilai post-test, ketuntasan klasikal siswa, uji Gain, dan uji perbedaan dua rata-rata (uji t). Post-test dilakukan pada pertemuan ketiga, setelah pembelajaran materi Vertebrata selesai disampaikan. Nilai post test pada kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Rata-rata nilai post-test pada kelas eksperimen adalah 75,32, sedangkan rata-rata nilai post-test pada kelas kontrol adalah 64,69.
Hasil post-test digunakan untuk melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menunjukkan bahwa data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal, yaitu X2 hitung masing-masing sebesar 5,36 dan 3,24, kurang dati X2 tabel (7,81) (Tabel 8). Uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut bersifat homogen yang dibuktikan dengan X2 hitung sebesar 0,26, kurang dari X2 tabel sebesar 2,19 (Tabel 9). Data kedua kelas berdistribusi normal dan bersifat homogen, sehingga pengujian hipotesis menggunakan uji parametrik, yaitu uji t (t-test).
(49)
Hasil post-test yang diakumulasikan dengan nilai LDS digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar siswa. Nilai tertinggi dan nilai terendah hasil belajar akhir siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai tertinggi di kelas eksperimen adalah 85,75, sementara nilai terendahnya adalah 69,35. Nilai tertinggi kelas kontrol adalah 84,38, sementara nilai terendahnya adalah 63,75. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 77,05, sedangkan di kelas kontrol nilai rata-ratanya sebesar 76,22 (Tabel 10). Selisih nilai rata-rata kedua kelas relatif sedikit disebabkan nilai LDS di kelas kontrol sebesar 87,43, lebih baik dibandingkan kelas eksperimen sebesar 78,89. Tingginya nilai LDS di kelas kontrol disebabkan soal-soal di LDS lebih sederhana dan tidak memerlukan pemahaman yang lebih mendalam, sehingga siswa tidak memerlukan banyak waktu dan tidak mengalami kesulitan saat menjawab soal. Walaupun selisih kedua nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sedikit, namun nilai rata-rata di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan di kelas kontrol.
Ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen juga lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Ketuntasan hasil belajar siswa diukur dari dua aspek sumber penilaian, yaitu rata-rata nilai LDS dan nilai post-test. Jumlah siswa yang tuntas pada kelas eksperimen mencapai 85,71%, sedangkan pada kelas kontrol lebih kecil, yaitu 72,41%. Pada kelas eksperimen masih ada empat siswa yang belum memenuhi KKM. Hasil belajar siswa yang tidak tuntas di kelas eksperimen disebabkan siswa cenderung pasif saat kegiatan pembelajaran. Hal tersebut berpengaruh terhadap nilai post-test yang rendah. Pernyataan yang disampaikan didukung hasil observasi dan hasil belajar salah satu siswa yang tidak melampaui KKM di kelas eksperimen. Salah satu siswa tersebut memiliki aktivitas belajar pada kategori cukup aktif, dan hasil belajarnya sebesar 70,75, belum mencapai ketuntasan belajar.
Ketidaktuntasan hasil belajar siswa di kelas kontrol dipengaruhi banyak faktor. Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa di kelas kontrol cenderung pasif. Saat diskusi, hanya beberapa orang dalam satu kelompok yang mengerjakan LDS, sedangkan anggota kelompok yang lain cenderung mengobrol, bahkan ada yang berjalan-jalan di kelas. Saat presentasi pun hanya sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan. Saat guru memberikan pertanyaan, siswa hanya diam dan
(1)
(2)
(3)
Lampiran 47 Surat keterangan telah melakukan penelitian dari SMP Annindlomiyah
(4)
Lampiran 48 Dokumentasi penelitian
Gambar 1 Situasi pembelajaran materi Vertebrata di kelas VII A (kelas kontrol) dengan metode konvensional di SMP Annindlomiyah Kendal. Keterangan:
A. Pemberian pengarahan di awal pembelajaran. B. Kegiatan evaluasi awal siswa
C. Kegiatan diskusi siswa D. Kegiatan evaluasi akhir siswa
A B
(5)
Gambar 2 Situasi pembelajaran materi Vertebrata di kelas VII B (kelas eksperimen) yang memanfaatkan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang dengan model Group Investigation di SMP Annindlomiyah Kendal.
Keterangan:
A. Pemberian pengarahan di awal pembelajaran. B. Kegiatan diskusi siswa
C. Kegiatan evaluasi siswa
D. Kegiatan pengisian angket oleh siswa B A
(6)